MAKALAH
MANFAAT
KETELADANAN ORANG TUA BAGI
PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Sutomo, S.Pd., M.Pd.
Semester I

Disusun Oleh :
Nama : AHMAD SYARIFUDIN
NIM: 12320041
AHMAD SHODIKIN
NIM:


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DARUL ULUM ISLAMIC CENTER
SUDIRMAN GUPPI (UNDARIS)
UNGARAN 2013
Saat ini merupakan era informasi dan digital,
meninggalkan era industri dan agraris. Peradaban manusia telah berkembang dan
berubah dalam hitungan detik. Sementara disatu sisi masih banyak diantara para
orang tua yang masih jauh tertinggal dengan cepatnya kemajuan IPTEK. Kemajuan
IPTEK telah banyak membawa perubahan dalam berbagai bidang , ekonomi, sosial,
budaya dan kemudahan serta kecepatan dalam bidang informasi dan transportasi.
Tetapi dibalik itu semua, perlu diwaspadai dampak negatif yang ditimbulkannya
dengan membendung kemerosotan moral anak-anak secara bersama-sama.
Ketika anak-anak telah mengenal dan dapat
memanfaatkan kemajuan yang dihasilkan dalam era sekarang, sepatutnya para orang
tua mampu sedikit mengenal dan mempelajarinya. Sebab apabila tidak mau
tertinggal jauh dengan perkembangan IPTEK, pastilah tidak ada hari tanpa
belajar.
Agar orang tua dapat menjadi pelatih yang baik
dan efektif di bidang ini, mereka harus memiliki pemahaman yang cukup baik
tentang dasar-dasar kecerdasan emosional. Sewaktu anak-anak tumbuh,
pelajaran-pelajaran emosi khusus yang siap mereka terima dan mereka butuhkan
berubah-ubah. Beberapa keterampilan emosional tertentu diasah dengan
teman-teman selama bertahun-tahun, orang tua yang terampil secara emosional
dapat sangat membantu anak dengan memberi dasar keterampilan emosional seperti
belajar bagaimana mengenali, mengelola, dan memanfaatkan perasaan-perasaan,
berempati, dan menangani perasaan-perasaan yang muncul dalam hubungan-hubungan
mereka.
Dalam ajaran moralitas dan etika label agama
tidaklah penting. Setiap agama memiliki aturan moralnya sendiri untuk mengatur
perilaku manusia agar orang bisa hidup bersama sebagai manusia beradab,
memiliki sikap saling hormat menghormati, saling melindungi, solidaritas dan
dukungan moral. Orang tua yang teladan berarti orang tua yang dapat memberi
kasih sayang, perlindungan, perhatian, empati, keteguhan, kejujuran,
pengertian, rasa aman, dukungan dan pujian kepada anak-anaknya.
Tujuan akhirnnya tentu adalah untuk membentuk
akhlak mulia dari seorang anak. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti atau
moral. Keluarga merupakan wadah utama dan pertama sebagai tempat penggodokan
moral bagi anak-anak, maka tidaklah salah apabila dikatakan bahwa keteladanan
orang tua juga merupakan teladan yang utama dan pertama bagi anak-anak mereka.
Ada tiga gaya mendidik anak yang secara emosional
pada umumnya tidak efisien, yaitu:
Sama sekali mengabaikan perasaan. Orang tua semacam ini memperlakukan masalah
emosional anaknya sebagai hal kecil atau gangguan sesuatu yang ditunggu-tunggu
untuk dibentak. Mereka gagal memanfaatkan momen emosional sebagai peluang untuk
menjadi lebih dekat dengan anak, atau untuk menolong anak memperoleh
pelajaran-pelajaran dalam keterampilan emosional.
Terlalu membebaskan. Orang tua ini peka terhadap anak, tetapi
berpendapat bahwa apapun yang dilakukan anak untuk menangani badai emosinya
sendiri itu baik adanya, bahkan dengan cara memukul. Seperti orang tua yang
mengabaikan perasaan anaknya, orang tua jenis ini jarang berusaha
memperlihatkan pada anaknya respon-respon emosional alternative. Mereka mencoba
menenangkan semua kekecewaan dan misalnya mengguanakan tawar menawar serta suap
agar anak berhenti bersedih hati atau marah.
Menghina. Hal
ini tidak manunjukkan penghargaan terhadap perasaan anak. Orang tua semacam ini
biasanya suka mencela, menngecam dan menghukum keras anak
mereka. Misalnya mereka mencgah setiap ungkapan kemarahan anak dan menjadi
kejam bila melihat tanda kemarahan paling kecil sekalipun. Mereka adalah orang
tua yang akan berteriak dengan marah pada anak yang mencoba menyampaikan
alasannya. (Daniel Goleman, 2001).
Dibalik semua kemajuan yang dicapai dalam bidang
ilmu penngetahuan dan teknologi, dunia jauh dari aman dan damai. IPTEK
sesungguhnya telah membuat kehidupan manusia lebih tidakk aman dan damai
disbanding sebelumnya. Jika tidak ada pendidikan moralitas (budi pekerti) yang
sejalan dengan maslah manusia, maka kelangsungan peradaban manusia itu sendiri
menjadi berbahaya.
Sekali lagi peranan orang tua dalam membangau
moralitas, membentengi anak-anaknya sedini mungkin dari pengaruh negatif yang
datang dari lingkungan eksternalnya., serta member bekal yang cukup agar
anak-anak mereka tetrhindar dari perbuatan-perbuatan asusila, criminal,
obat-obat terlarang dan lain-lain, harus dimulai sedini mungkin dari lingkkungan
keluarga. Filsuf John Dewey menganggap bahwa pendidikan moral paling ampuh bila
diajarkan kepada anak-anak dalam pagelaran peristiwa nyata, bukan sekedar
sebagai pelajaran abstrak.
Oleh karenanya orang tua harus memberikan
tanggung jawab kepada anak-anaknya, agar anak lebih berdisiplin dan mampu
mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya.
Contoh tanggung jawab untuk melatih anak yang
diberikan orang tua yaitu, selalu memberi salam bila pergi dan tiba dirumah,
selalu minta ijin kepada orang tua bila bermain keluar rumah. Ini perlu
ditekankan kepada anak karena orang tua harus tahu dimana mereka berada dan
dengan siapa mereka bermain atau pergi, melaksanakan ibadah dengan baik dan
tepat waktu, merapikan sendiri tempat tidur, meja belajar, buku pelajaran dan
pakaiannya, meminta ijin sebelum menggunakan sesuatu yang baru atau sesuatu
milik orang lain, menghadap orang yang sedang mengajak berbicara, membuang
sampah pada tempat yang sudah disediakan, dan masih banyak contoh lain yang
dapat diajarkan orang tua kepada anak-anaknya.
Walaupun kelihatannya kecil dan sepele, tetapi
perlu ditanamkan sejak dini agar tercipta kebiasaan hidup positif serta
kedisiplinan terbentuk dengan baik. Terpenting bagi orang tua orang tua adalah
bahwa orang tua harus menngajarkan dan membimbing anaknya, tidak hanya dengan
aturan tetapi juga harus disertai contoh nyata. Beri mereka pelajaran bagaimana
menghormati orang yang lebih tua dan orangn tua. Dengan contohlah anak bisa
belajar dan mengingat dengan cara terbaik.
MAKALAH
MANFAAT
KETELADANAN ORANG TUA BAGI
PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Sutomo, S.Pd., M.Pd.
Semester I

Disusun Oleh :
Nama : AHMAD SYARIFUDIN
NIM: 12320041
AHMAD SHODIKIN
NIM:


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DARUL ULUM ISLAMIC CENTER
SUDIRMAN GUPPI (UNDARIS)
UNGARAN 2013
Saat ini merupakan era informasi dan digital,
meninggalkan era industri dan agraris. Peradaban manusia telah berkembang dan
berubah dalam hitungan detik. Sementara disatu sisi masih banyak diantara para
orang tua yang masih jauh tertinggal dengan cepatnya kemajuan IPTEK. Kemajuan
IPTEK telah banyak membawa perubahan dalam berbagai bidang , ekonomi, sosial,
budaya dan kemudahan serta kecepatan dalam bidang informasi dan transportasi.
Tetapi dibalik itu semua, perlu diwaspadai dampak negatif yang ditimbulkannya
dengan membendung kemerosotan moral anak-anak secara bersama-sama.
Ketika anak-anak telah mengenal dan dapat
memanfaatkan kemajuan yang dihasilkan dalam era sekarang, sepatutnya para orang
tua mampu sedikit mengenal dan mempelajarinya. Sebab apabila tidak mau
tertinggal jauh dengan perkembangan IPTEK, pastilah tidak ada hari tanpa
belajar.
Agar orang tua dapat menjadi pelatih yang baik
dan efektif di bidang ini, mereka harus memiliki pemahaman yang cukup baik
tentang dasar-dasar kecerdasan emosional. Sewaktu anak-anak tumbuh,
pelajaran-pelajaran emosi khusus yang siap mereka terima dan mereka butuhkan
berubah-ubah. Beberapa keterampilan emosional tertentu diasah dengan
teman-teman selama bertahun-tahun, orang tua yang terampil secara emosional
dapat sangat membantu anak dengan memberi dasar keterampilan emosional seperti
belajar bagaimana mengenali, mengelola, dan memanfaatkan perasaan-perasaan,
berempati, dan menangani perasaan-perasaan yang muncul dalam hubungan-hubungan
mereka.
Dalam ajaran moralitas dan etika label agama
tidaklah penting. Setiap agama memiliki aturan moralnya sendiri untuk mengatur
perilaku manusia agar orang bisa hidup bersama sebagai manusia beradab,
memiliki sikap saling hormat menghormati, saling melindungi, solidaritas dan
dukungan moral. Orang tua yang teladan berarti orang tua yang dapat memberi
kasih sayang, perlindungan, perhatian, empati, keteguhan, kejujuran,
pengertian, rasa aman, dukungan dan pujian kepada anak-anaknya.
Tujuan akhirnnya tentu adalah untuk membentuk
akhlak mulia dari seorang anak. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti atau
moral. Keluarga merupakan wadah utama dan pertama sebagai tempat penggodokan
moral bagi anak-anak, maka tidaklah salah apabila dikatakan bahwa keteladanan
orang tua juga merupakan teladan yang utama dan pertama bagi anak-anak mereka.
Ada tiga gaya mendidik anak yang secara emosional
pada umumnya tidak efisien, yaitu:
Sama sekali mengabaikan perasaan. Orang tua semacam ini memperlakukan masalah
emosional anaknya sebagai hal kecil atau gangguan sesuatu yang ditunggu-tunggu
untuk dibentak. Mereka gagal memanfaatkan momen emosional sebagai peluang untuk
menjadi lebih dekat dengan anak, atau untuk menolong anak memperoleh
pelajaran-pelajaran dalam keterampilan emosional.
Terlalu membebaskan. Orang tua ini peka terhadap anak, tetapi
berpendapat bahwa apapun yang dilakukan anak untuk menangani badai emosinya
sendiri itu baik adanya, bahkan dengan cara memukul. Seperti orang tua yang
mengabaikan perasaan anaknya, orang tua jenis ini jarang berusaha
memperlihatkan pada anaknya respon-respon emosional alternative. Mereka mencoba
menenangkan semua kekecewaan dan misalnya mengguanakan tawar menawar serta suap
agar anak berhenti bersedih hati atau marah.
Menghina. Hal
ini tidak manunjukkan penghargaan terhadap perasaan anak. Orang tua semacam ini
biasanya suka mencela, menngecam dan menghukum keras anak
mereka. Misalnya mereka mencgah setiap ungkapan kemarahan anak dan menjadi
kejam bila melihat tanda kemarahan paling kecil sekalipun. Mereka adalah orang
tua yang akan berteriak dengan marah pada anak yang mencoba menyampaikan
alasannya. (Daniel Goleman, 2001).
Dibalik semua kemajuan yang dicapai dalam bidang
ilmu penngetahuan dan teknologi, dunia jauh dari aman dan damai. IPTEK
sesungguhnya telah membuat kehidupan manusia lebih tidakk aman dan damai
disbanding sebelumnya. Jika tidak ada pendidikan moralitas (budi pekerti) yang
sejalan dengan maslah manusia, maka kelangsungan peradaban manusia itu sendiri
menjadi berbahaya.
Sekali lagi peranan orang tua dalam membangau
moralitas, membentengi anak-anaknya sedini mungkin dari pengaruh negatif yang
datang dari lingkungan eksternalnya., serta member bekal yang cukup agar
anak-anak mereka tetrhindar dari perbuatan-perbuatan asusila, criminal,
obat-obat terlarang dan lain-lain, harus dimulai sedini mungkin dari lingkkungan
keluarga. Filsuf John Dewey menganggap bahwa pendidikan moral paling ampuh bila
diajarkan kepada anak-anak dalam pagelaran peristiwa nyata, bukan sekedar
sebagai pelajaran abstrak.
Oleh karenanya orang tua harus memberikan
tanggung jawab kepada anak-anaknya, agar anak lebih berdisiplin dan mampu
mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya.
Contoh tanggung jawab untuk melatih anak yang
diberikan orang tua yaitu, selalu memberi salam bila pergi dan tiba dirumah,
selalu minta ijin kepada orang tua bila bermain keluar rumah. Ini perlu
ditekankan kepada anak karena orang tua harus tahu dimana mereka berada dan
dengan siapa mereka bermain atau pergi, melaksanakan ibadah dengan baik dan
tepat waktu, merapikan sendiri tempat tidur, meja belajar, buku pelajaran dan
pakaiannya, meminta ijin sebelum menggunakan sesuatu yang baru atau sesuatu
milik orang lain, menghadap orang yang sedang mengajak berbicara, membuang
sampah pada tempat yang sudah disediakan, dan masih banyak contoh lain yang
dapat diajarkan orang tua kepada anak-anaknya.
Walaupun kelihatannya kecil dan sepele, tetapi
perlu ditanamkan sejak dini agar tercipta kebiasaan hidup positif serta
kedisiplinan terbentuk dengan baik. Terpenting bagi orang tua orang tua adalah
bahwa orang tua harus menngajarkan dan membimbing anaknya, tidak hanya dengan
aturan tetapi juga harus disertai contoh nyata. Beri mereka pelajaran bagaimana
menghormati orang yang lebih tua dan orangn tua. Dengan contohlah anak bisa
belajar dan mengingat dengan cara terbaik.
MAKALAH
MANFAAT
KETELADANAN ORANG TUA BAGI
PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Sutomo, S.Pd., M.Pd.
Semester I

Disusun Oleh :
Nama : AHMAD SYARIFUDIN
NIM: 12320041
AHMAD SHODIKIN
NIM:


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DARUL ULUM ISLAMIC CENTER
SUDIRMAN GUPPI (UNDARIS)
UNGARAN 2013
Saat ini merupakan era informasi dan digital,
meninggalkan era industri dan agraris. Peradaban manusia telah berkembang dan
berubah dalam hitungan detik. Sementara disatu sisi masih banyak diantara para
orang tua yang masih jauh tertinggal dengan cepatnya kemajuan IPTEK. Kemajuan
IPTEK telah banyak membawa perubahan dalam berbagai bidang , ekonomi, sosial,
budaya dan kemudahan serta kecepatan dalam bidang informasi dan transportasi.
Tetapi dibalik itu semua, perlu diwaspadai dampak negatif yang ditimbulkannya
dengan membendung kemerosotan moral anak-anak secara bersama-sama.
Ketika anak-anak telah mengenal dan dapat
memanfaatkan kemajuan yang dihasilkan dalam era sekarang, sepatutnya para orang
tua mampu sedikit mengenal dan mempelajarinya. Sebab apabila tidak mau
tertinggal jauh dengan perkembangan IPTEK, pastilah tidak ada hari tanpa
belajar.
Agar orang tua dapat menjadi pelatih yang baik
dan efektif di bidang ini, mereka harus memiliki pemahaman yang cukup baik
tentang dasar-dasar kecerdasan emosional. Sewaktu anak-anak tumbuh,
pelajaran-pelajaran emosi khusus yang siap mereka terima dan mereka butuhkan
berubah-ubah. Beberapa keterampilan emosional tertentu diasah dengan
teman-teman selama bertahun-tahun, orang tua yang terampil secara emosional
dapat sangat membantu anak dengan memberi dasar keterampilan emosional seperti
belajar bagaimana mengenali, mengelola, dan memanfaatkan perasaan-perasaan,
berempati, dan menangani perasaan-perasaan yang muncul dalam hubungan-hubungan
mereka.
Dalam ajaran moralitas dan etika label agama
tidaklah penting. Setiap agama memiliki aturan moralnya sendiri untuk mengatur
perilaku manusia agar orang bisa hidup bersama sebagai manusia beradab,
memiliki sikap saling hormat menghormati, saling melindungi, solidaritas dan
dukungan moral. Orang tua yang teladan berarti orang tua yang dapat memberi
kasih sayang, perlindungan, perhatian, empati, keteguhan, kejujuran,
pengertian, rasa aman, dukungan dan pujian kepada anak-anaknya.
Tujuan akhirnnya tentu adalah untuk membentuk
akhlak mulia dari seorang anak. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti atau
moral. Keluarga merupakan wadah utama dan pertama sebagai tempat penggodokan
moral bagi anak-anak, maka tidaklah salah apabila dikatakan bahwa keteladanan
orang tua juga merupakan teladan yang utama dan pertama bagi anak-anak mereka.
Ada tiga gaya mendidik anak yang secara emosional
pada umumnya tidak efisien, yaitu:
Sama sekali mengabaikan perasaan. Orang tua semacam ini memperlakukan masalah
emosional anaknya sebagai hal kecil atau gangguan sesuatu yang ditunggu-tunggu
untuk dibentak. Mereka gagal memanfaatkan momen emosional sebagai peluang untuk
menjadi lebih dekat dengan anak, atau untuk menolong anak memperoleh
pelajaran-pelajaran dalam keterampilan emosional.
Terlalu membebaskan. Orang tua ini peka terhadap anak, tetapi
berpendapat bahwa apapun yang dilakukan anak untuk menangani badai emosinya
sendiri itu baik adanya, bahkan dengan cara memukul. Seperti orang tua yang
mengabaikan perasaan anaknya, orang tua jenis ini jarang berusaha
memperlihatkan pada anaknya respon-respon emosional alternative. Mereka mencoba
menenangkan semua kekecewaan dan misalnya mengguanakan tawar menawar serta suap
agar anak berhenti bersedih hati atau marah.
Menghina. Hal
ini tidak manunjukkan penghargaan terhadap perasaan anak. Orang tua semacam ini
biasanya suka mencela, menngecam dan menghukum keras anak
mereka. Misalnya mereka mencgah setiap ungkapan kemarahan anak dan menjadi
kejam bila melihat tanda kemarahan paling kecil sekalipun. Mereka adalah orang
tua yang akan berteriak dengan marah pada anak yang mencoba menyampaikan
alasannya. (Daniel Goleman, 2001).
Dibalik semua kemajuan yang dicapai dalam bidang
ilmu penngetahuan dan teknologi, dunia jauh dari aman dan damai. IPTEK
sesungguhnya telah membuat kehidupan manusia lebih tidakk aman dan damai
disbanding sebelumnya. Jika tidak ada pendidikan moralitas (budi pekerti) yang
sejalan dengan maslah manusia, maka kelangsungan peradaban manusia itu sendiri
menjadi berbahaya.
Sekali lagi peranan orang tua dalam membangau
moralitas, membentengi anak-anaknya sedini mungkin dari pengaruh negatif yang
datang dari lingkungan eksternalnya., serta member bekal yang cukup agar
anak-anak mereka tetrhindar dari perbuatan-perbuatan asusila, criminal,
obat-obat terlarang dan lain-lain, harus dimulai sedini mungkin dari lingkkungan
keluarga. Filsuf John Dewey menganggap bahwa pendidikan moral paling ampuh bila
diajarkan kepada anak-anak dalam pagelaran peristiwa nyata, bukan sekedar
sebagai pelajaran abstrak.
Oleh karenanya orang tua harus memberikan
tanggung jawab kepada anak-anaknya, agar anak lebih berdisiplin dan mampu
mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya.
Contoh tanggung jawab untuk melatih anak yang
diberikan orang tua yaitu, selalu memberi salam bila pergi dan tiba dirumah,
selalu minta ijin kepada orang tua bila bermain keluar rumah. Ini perlu
ditekankan kepada anak karena orang tua harus tahu dimana mereka berada dan
dengan siapa mereka bermain atau pergi, melaksanakan ibadah dengan baik dan
tepat waktu, merapikan sendiri tempat tidur, meja belajar, buku pelajaran dan
pakaiannya, meminta ijin sebelum menggunakan sesuatu yang baru atau sesuatu
milik orang lain, menghadap orang yang sedang mengajak berbicara, membuang
sampah pada tempat yang sudah disediakan, dan masih banyak contoh lain yang
dapat diajarkan orang tua kepada anak-anaknya.
Walaupun kelihatannya kecil dan sepele, tetapi
perlu ditanamkan sejak dini agar tercipta kebiasaan hidup positif serta
kedisiplinan terbentuk dengan baik. Terpenting bagi orang tua orang tua adalah
bahwa orang tua harus menngajarkan dan membimbing anaknya, tidak hanya dengan
aturan tetapi juga harus disertai contoh nyata. Beri mereka pelajaran bagaimana
menghormati orang yang lebih tua dan orangn tua. Dengan contohlah anak bisa
belajar dan mengingat dengan cara terbaik.
Komentar
Posting Komentar