Psikologi Pendidikan



PSIKOLOGI KELAS JEPARA
SEMESTER II


logo keundarisan.jpg















Disusun oleh :
 Kelompok:  1
Kelompok: 2
Kelompok: 3
Kelompok: 4
Kelompok: 5
Kelompok: 6
 
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN /PGSD
UNIVERSITAS DARUL ULUM ISLAMIC CENTER SUDIRMAN GUPPI (UNDARIS)
UNGARAN 2015

Kelompok 1-6
Kelompok 1
Psikologi secara umum diartikan sebagai ilmu jiwa atau ilmu tentang jiwa.Pemaknaan psikologi mendapatkan perbedaan dari para ahli.Hal ini di sebabkan karena perbedaan latar belakang masing-masing pakar.Bahwa jiwa seseorang tidak bisa di ukur maupun di pelajari karena bersifat abstrak, melainkan yang bisa di pelajari adalah tingkah laku manusia.
Dengan demikian Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang membahas dan mempelajari secara ilmiah segala aktivitas kejiwaan manusia dalam hubungannya dengan alam sekitar dan proses adaptasi terhadapnya.
Berikut ini 5 (lima) unsur dalam psikologi
1.      Ilmu pengetauan
Kumpulan pengetahuan tentang hal yang tersusun dan merupakan suatu kesatuan yang sistematis karena itu Psikologis merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Sifat-sifat ilmu pengetahuan menurut Dain Indrakususma (1975: 6), antara lain:
a.    Suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai objek tertentu
b.    Suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan metode-metode tertentu yang sesuai
c.    Suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan sistematika tertentu
2.      Mempelajari secara ilmiah
Mengadakan pembahasan dan penyelidikan untuk suatu ilmu pengetahuan itu harus menggunakan cara-cara atau metode-metode ilmiah, yaitu metode-metode yang biasa di gunakan untuk pendekatan atau penyelidikan ilmu pengetahuan modern. Suatu pengetahuan dapat di sebut juga ilmu apabila ia dapat menunjukkan kebanaran (objektivitas), meskipun kebenaran (truth) itu sendiri tidak mutlak atau tidak absolute. Kebenaran itu dapat di pertanggungjawabkan, dapat dikontrol, dan dapat dibuktikan secara ilmiah.
3.      Aktivitas-aktivitas kejiwaan
Merupakan gejala-gejala jiwa yang dinyatakan dengan sikap jasmani tingkah laku atau perbuatan. Dengan kata lain, segala gerak gerik manusia yang berhubungan dengan aktivitas kehidupan sehari-hari, misal bekerja, bermain, berfikir, mengingat, memperhatikan dan sebagainya.

4.      Manusia
Merupakan manusia yang berjiwa normal dan beradap pada umumnya.Dalam hal ini, di samping sebagai objek manusia juga sebagai subjek yang membutuhkan ilmu pengetahuan ini dalam berbagai lapangan kehidupan.

5.      Alam sekitar
Merupakan segala yang mengelilingi manusia dalam hidupnya.Karena manusia adalah makhluk emosional dan juga makhluk rasional, maka manusia ingin mengetahui dan mempunyai komprehensi pada seluruh lingkungan sosial dengan logika dan kekuatan berpikirnya.Contohnya, manusia di beri bekal Karunia oleh Allah SWT dapat mengendalikan atau memanfaatkan dunia ini dengan segala isinya demi kemaslahatan hidupnya sesuai dengan kodrat fungsinya sebagai kholifah fil-ardh.
B.     HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU PENGETAHUAN LAIN
1.    Hubungan Psikologi dengan filsafat
Pada awalnya ilmu psikologi adalah bagian dari ilmu filsafat , tetapi kemudian memisahkan diri dan berdiri sendiri sebagai ilmu yg mandiri . Meskipun psikologi memisahkan diri dari filsafat , namau psikologi masih tetap mempunyai hubungan dengan filsafat , karena kedua ilmu ini memiliki ilmu obyek yang sama yaitu manusia sebagai makhluk hidup . Namun berbeda dalam pengkajiannya .
Dalam ilmu psikologi , yang dipelajari dari manusia adalah mengenai jiwa / mental , tetapi tidak dipelajari scr langsung karena bersifat abstrak dan membatasi pd manifestasi dan ekspresi dari jiwa / mental tsb , yakni berupa tingkah laku dan proses kegiatannya. Sedangkan dalam ilmu filsafat yang dibicarakan adl mengenai hakikat dan kodrat manusia serta tujuan hidup manusia, Sehingga ilmu psikologi dan filsafat terdapat suatu hubungan yang timbal balik dan saling melengkapi antara keduanya.

2.      Hubungan Psikologi dengan Biologi
Biologi sebagai ilmu yang mempelajari tntang kehidupan, semua benda yang hidup menjadi obyek biologi, dan cukup banyak ilmu-ilmu yang tergabung didalamnya.Baik psikologi dan biologi sama-sama membicarakan manusia.Sekalipun masing-masing ilmu tersebut meninjau dari sudut yang berlainan, namun dati segi-segi tertentu kedua ilmu itu ada titik-titik pertemuan.Biologi maupun psikologi mempelajari perihal proses-proses kejiwaan.
Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa disamping adanya hal yang sama-sama dipelajari oleh kedua ilmi tersebut, misalnya soal keturunan. Ditinjau dari segi biologi adalah hal yang berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi lain. Soal keturunan juga dibahas oleh psikologi, misalnya tentang sifat, intelegensi, dan bakat.Karena itu kurang sempurna kalau kita mempelajari psikologi tanpa mempelajari biologi.

3.Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu pegetahuan alam mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan psikologi.Dengan memisahkan diri dari filsafat, ilmu pengetahuan alam mengalami kemajuan yang cukup cepat, hingga ilmu pengetahuan alam menjadi contoh bagi perkembangan ilmu-ilmu lain, termasuk psikologi, khususnya metode ilmu pengetahuan mempengaruhi perkembangan metode dalam psikologi. Karenanya sebagian ahli berpendapat, kalau psikologi ingin mendapatkan kemajuan haruslah mengikuti cara kerja yang ditempuh oleh ilmu pengetahuan alam. Psikologi merupakan ilmu yang berdiri sendiri terlepas dari filsafat, walaupun pada akhirnya, metode ilmu pengetahuan alam tidak seluruhnya digunakan dalam lapangan psikologi.Oleh karena perbedaan dalam obyeknya.Sebab ilmu pengetahuan alam berobyekkan pada benda-benda mati.Sedangkan psikologi berobyekan pada manusia hidup, sebagai makhluk yang dinamik, berkebudayaan, tumbuh, berkembang dan dapat berubah setiap saat.
Sebagaimana diungkapkan diatas bahwa psikologi menyelidiki dan mempelajari manusia sebagai makhluk dinamis yang bersifat kompleks, maka psikologi harus bekerja sama dengan ilmu-ilmu lain. Tapi sebaliknya, setiap cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia akan kurang sempurna apabila tidak mengambil pelajaran dari psikologi. Dengan demikian akan terjadi hubungan timbal balik.

4. Hubungan Psikologi dengan Sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia, mempelajari manusia dalam hidup bermasyarakat.Obyek dari sosiologi adalah adalah manusia.Sehingga antara psikologi dengan sosiologi sangat berhubungan.Dan tidak mengherankan jika suatu waktu ada titik pertemuan dalam meninjau manusia, misalnya soal tingkah laku.Tinjauan sosiologi yang penting adalah hidup bermasyarakat.Sedangkan tinjauan psikologi adalah tingkah laku sebagai manifestasi hidup kejiwaan yang didorong oleh motif tertentu yang membat manusia bertingkah laku/berbuat.Psikologi dengan sosiologi mempunyaianalisis kemasyarakatan yakni menggunakan faktor-faktor secara luas untuk menjelaskan perilaku sosial.Salah satu contohnya dalam hal pergaulan hidup yang terdiri dari beberapa golongan seperti suku bangsa, keluarga, perhimpunan, kelas, dll.
Sementara bidang studi lain dari psikologi yang tertarik pada keunikan dari perilaku individu adalah psikologi kepribadian. Pendekatan psikologi kepribadian adalah membandingkan masing-masing orang.Sementara pendekatan psikologi dengan sosiologi adalah mengidentifikasikan respon dari sebagian besar orang dalam suatu situasi dan meneliti bagaimana situasi itu mempengaruhi respon tersebut.
Psikologi dengan sosiologi lebih berpusat pada usaha memahami bagaimana seseorang bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi.Dan mempelajari perasaan subyektif yang biasa muncul dalam situasi sosial tertentu, dan bagaimana perasaan itu mempengaruhi perilaku seseorang. Sebagai contoh, salah satu prinsip dasar psikologi dengan sosiologi adalah bahwa situasi frustasi akan membuat orang marah, yang kemungkinan besar timbulnya mereka melakukan perilaku agresi, yang merupakan penjelasan alternative mengenai sebab timbulnya kejahatan. Dan kita semua menyadari bahwa tingkah laku manusia tidak dapat terlepas dari keadaan sekitar, sehingga tidaklah sempurna jika meninjau manusia berdiri sendiri dan terlepas dari masyarakat yang melatarbelakanginya.

5. Hubungan Psikologi dengan Paedagodiek
Kedua ilmu ini hampir tidak dapat dipisahkan satu sama lain, oleh katena mempunyai hubungan timbal balik . Paedogiek sebagai ilmu ilmu yang bertujuan untuk memberikan bimbingan hidup manusia sejak dari lahir sampai mati tidak akn sukses, bilamana tidak dapat mendasarkan diri kpd psikologi, yang tugasnya memang memang menunjukkan perkembangan hidup manusia sepanjang masa, bahkan ciri dan wataknya serta kepribadiannya pun ditunjjukkan oleh psikologi.

6. Hubungan Psikologi dengan Agama
Psikologi dengan agama merupakan dua hal yang berhubungan erat.Mengingat agama sendiri diturunkan kepada umat manusia dengan dasar-dasar yang disesuaikan oleh kondisi psikologi dan situasi psikologi. Tanpa dasar, agama akan sulit diterima oleh manusia. Karena didalam agama mengajarkan tentang bagaimana agar manusia tanpa paksaan bersedia menjadi seorang hamba yang patuh dan taat pada ajaran agama.
Dalam agama, penuh dengan unsur-unsur paedagogis yang merupakan essensi pokok dari tujuan agama yang diturunkan oleh tuhan kepada manusia.Unsur paedagogis dalam agama tidak mempengaruhi manusia kecuali bila disampaikan sesuai petunjuk psikologis.
Setiap orang dapat menghayati perasaan keagamaan dirinya dan dapat meneliti keberagaman orang lain. Makna agama dalam psikologis pasti berbeda-beda pada tiap orang.Bagi sebagian orang, agama adalah ritual ibadah, seperti sholat dan puasa. Bagi agama lain adalah pengabdian kepada sesama makhluk atau pengorbanan untuk suatu keyakinan.
Hubungan psikologi dengan agama mempelajari psikis manusia dalam hubungannya dengan manifestasi keagamaan, yaitu kesadaran agama dan pengalaman agama.Kesadaran agama hadir dalam pikiran dan dapat dikaji dengan intropeksi.Pengalaman agama sendiri merupakan perasaan yang hadir dalam keyakinan sebagai buah dari amal keagamaan semisal melazimkan dzikir. Jadi obyek studinya dapat berupa gejala-gejala psikis manusia yang berkaitan dengan tingkah laku keagamaan dan proses hubungan antara psikis manusia dengan tingkah laku keagamaan.
Antara psikologi dengan agama tidak bermaksud untuk melakukan penelitian/kritik terhadap ajaran agama tertentu, tapi semata untuk memahami dan melukiskan tingkah laku keagamaan sebagai ekspresi dalam alam pikiran, perasaan, dan sebagainya akibat adanya keyakinan agama tertentu.Contoh bahwa psikologi dengan agama mempunyai hubungan erat dalam memberikan bimbingan manusia adalah jika manusia melanggar norma-norma agama dipandang dosa.Perasaan berdosa inilah yang mengakibatkan perasaan nestapa dalam dirinya meskipun tidak diberikan hukuman lahiriyah.Psikologi memandang bahwa orang yang berdosa telah menghukum dirinya sendiri karena berbuat pelanggaran.Jiwa mereka tertekan dan dihantui perasaan besalah. Dan bila yang bersangkutan tidak dapat mensublimasikan perasaannya, akan mengakibatkan semacam penyakit jiwa yang merugikan dirinya sendiri.
Dalam hal demikian itulah penuduk agama sangat diperlukan untuk memberikan jalan sublimatif serta katharisasi mengingat hubungan antara keduanya.
1.      Hubungan psikologi dengan filsafat : sama – sama membicarakan soal hakikat kodrat manusia, ujuan hidup manusia dan menyagkut maluhur serta tujuan dari ilmu pengetahuan.
2.      Hubungan psikologi dengan IPA : bahwa metode kedua disiplin ilmu ilmu tersebut memiliki ilmu keterdukungan dari segala hal , walaupun berbeda obyek .
3.      Hubungan psikologi dg biologi : sama – sama memberikan manusia . Dan keduanya bisa dijelaskan pada salah satu sisi .Misalnya : soal keturunan, dsb.
4.      Hubungan psikologi dengan sosiologi : bahwa psikologi mempelajari tentang tingkah laku manusia dalam situasi – situasi sosial yang mana ini juga dipelajari sosiologi . kejiwaan manusia .
5.      Hub. Psikologi dengan paedagogiek : ternyata psikologi dapat menunjukkan perkembangan kepribadian seseorang yang menjadi dasar bimbingan ilmu paedagogiek .
6.      Hub . Psikologi dengan agama : agama telah bahwa dosa adalah suatu karena melanggar norma – norma dan hukum – hukum yang ada dan ini dapat mengganggu psikis seseorang .....

C.     FUNGSI PSIKOLOGI DALAM DUNIA PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
Bagi pendidik, pengetahuan tentang psikologi yang dimiliki akan membantu dalam menghadapi anak didiknya. Hal ini disebabkan pada diri anak didik ada keaktifan jiwa yang dapat di perhalus atau di perkuat melalui pendidikan atau latihan-latihan yang sistematis dan continue.
Misalnya dengan memberikan alat-alat bermain bagi anak-anak yang belum masuk sekolah, berarti kita telah memberikan kesempatan bagi pertumbuhan jiwa anak seperti ingatan, fantasi, berpikir dan sebagainya.Hal semacam ini merupakan upaya untuk membntu pertumbuhan suatu fungsi dalam perkembangan jiwa anak.
Disamping itu, dari psikologi pulalah kita dapat mengetahui bahwa pendidikan yang merupakan applied dari psikologi tidak boleh menonjolkan salah satu fungsi saja dari kejiwaan anak tersebut. Misalnya, kalau yang ditonjolkan fungsi piker saja akan cenderung keintelektualistis, kalau yang di tonjolkan fungsi rasanya saja maka akan cenderung ke emosionalistis, dan kalau yang di tonjolkan fungsi kemauan saja akan cenderung ke voluntaristis. Oleh karena itu kita harus mampu berupaya mengintregasikan dan mengharmonikan fungsi-fungsi kejiwaan anak tersebut dalam proses pembentukan kejiwaan (pendidikan) anak.
Peran psikologi bagi pengajar sangat penting karena psikologi merupakan membimbing yang terbesar bagi guru dalam melakukan tugasnya mengajar didalam kelas. Lebih-lebih yang dihadapi manusia yang dinamis dan hidup, untuk seni tersendiri (the art teaching) untuk mengajarnya.
Dalam mengajar diperlukan cara mengajar yang sistematis dan metodis dengan gaya mengajar yang baik atau menarik dan pribadi guru yang baik pula. Yang di maksud guru yang baik di sini adalah seorang yang tidak hanya berpikir agar murid itu mengerti, tapi juga seorang guru yang mau mengerti cara anak berpikir.

D.    SISTEMATIKA PEMBAGIAN PSIKOLOGI
Ditinjau dari sudut cara mengadakan penyelidikan, psikologi terbagi menjadi dua bagian:
1.      Psikologi  Filsafat,
Yaitu psikologi yang mempelajari kejiwaan manusia berdasarkan pemikiran dan perenungan saja.Missal, mempelajari hakikat jiwa, asal, tujuan dan sebagainya. Namun, karena pengetahuan ini tidak dapat dijangkau oleh indra kita maka disebut juga psikologi metafisika. Dan karena penyelidikannya bersifat spekkulatif, maka disebut dengan psikologi spekulatif.
2.      Psikologi Empiris
Yaitu psikologi yang mempelajari peristiwa-peristiwa jiwa berdasarkan eksperimen-eksperimen.Namun, objek psikologi adalah tingkah laku manusia yang dapat diligat oleh indra kita, maka ia disebut juga dengan psikologi nyata (empiris).
Sementara, ditinjau dari segi objek atau sasarannya,psikologi terbagi menjadi 2 (dua) macam.
1.      Psikologi umum yaitu ilmu yang mempelajari gejala-gejala manusia dewasa,normal,dan beradap.jadi,lapangan penyelidikannya hanya dibatasi pada manusia dewasa, beradap, dan tidak mempunyai penyakit jiwa.dan yang dibicarakan dalam psikologi umum ini hanya sifat-sifat umum saja, seperti perasaan, kemauan, pikiran, intelegensi, dan sebagainya.
2.      Psikologi khusus yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala dengan lebih mengutamakan sifat-sifat yang berbeda untuk suatu aspek.adapun yang termasukkategori psikologi khusus antara lain ;
a.       Psikologi perkembangan, yaitu yang mempelajari perkembangan jiwa manusia sejak lahir sampai usia lanjut,termasuk diantaranya psikologi anak, psikologi pemuda, dan psikologi orang dewasa.
b.      Psikologi Sosial, yaitu yang mempelajari tingkah laku atau aktifitas manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial,misalnya cara bergaul,berprganisasi dan sebagainya.
c.       Psikologi Pendidikan yaitu yang menguraikan kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnyabagaimana cara belajar dan bagaimana cara menarik perhatian agar pelajaran dengan mudah diterima oleh murid dan sebagainya.
d.      Psikologi Diferensial yaitu yang mempelajari perbedaan-perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya, misalnya dalam segi intelegensi, bakat, dan sebagainya.
e.       Psikologi criminal, yaitu yang mempelajari masalah masalah yang berhubungan dengan kejahatan, misalnya pencurian, perampokan, penodongan, dan sebagainya.
f.       Psikologi kepribadian, yaitu yang mempelajari keadaan atau struktur kepribadian manusia dan tipe tipe kepribadian manusia.
g.      Psikologi abnormal, yaitu yang mempelajari keadaan manusia yang tidak normal dan menderita penyakit jiwa.psikologi semacam ini kadang kadang di sebut sikopatologi.
h.      Parapsikologi, yaitu mempelajari kejiwaan seseorang melalui kontak kejiwaan tanpa indra perasa ( gaib ).
i.        Psikoteknik, yaitu suatu ilmu yang bertugas untuk menentukan dan menempatkan seseorang ( karyawan ) pada tugas tugas yang sesuai dengan kecakapan, bakat, atau kemampuannya yang lainnya.
j.        Psikologi medis, yaitu suatu ilmu yang memberikan petunjuk kepada dokter agar dapat menyelami jiwa dari pasien yang di obatinya. Dengan memiliki ilmu ini, para dokter dimungkinkan lebih dapat mengetahui sebab yang sebenarnya dari penyakit yang di derita seseorang, sekaligus memudahkan dalam pengobatannya.
k.      Psikologi pastoral, yaitu ilmu yang mempelajari ( baca: memberikan ) petunjuk kepada para pemimpin agama dalam membimbing umat kearah jalan yang benar dalam kehidupan beragama.
Ditinjau dari segi penerapan atau kegunaannya, baik psikologi umum maupun khusus dapat di bagi menjadi dua bagian:
1.    Psikologi teoritis, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan untuk ilmu pengetahuan saja, belum di kaitkan dengan praktik dalam kehidupan manusia sehari-hari.
2.    Psikologi praktis, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas kejiwaan manusia untuk di gunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Yang tergolong dalam psikologi praktis ini antara lain, psikologi pendidikan, psikologi diferensial, psikologi criminal, dan psikologi medis.























Kelompok 2

                       METODE-METODE PENYELIDIKAN DALAM PSIKOLOGI      
Berdasarkan pembagian psikologi cara pendekatan (system of approach) dapat dilakukan secara filosofis maupun secara empiris.
A.      Metode Filosofis
Metode yang bersifat filosofis dibagi menjadi 3 :
1.      Metode Intuitif
Metode ini dilakukan dengan penyelidikan atau dengan tidak sengaja seperti hanya dalam pergaulan sehari-hari.
2.      Metode Kontemplatif
Metode ini dilaksanakan dengan cara merenungkan (kontemplasi) terhadap obyek yang diselidiki.
3.      Metode yang bersifat filosofis religius
Metode ini dilakukan dengan mempergunakan materi-materi agama sebagai alat untuk menyelidiki pribadi manusia .
B.       Metode Empiris
Metode yang bersifat empiris dibagi menjadi 4 :
1.      Metode observasi
Sutrisno Hadi mengartikan observasi sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki dengan sistematis. Peneliti dapat melakukan introspeksi, eksperimen dan ekstropeksi.
a.       Introspeksi
Metode introspeksi ialah suatu cara menyelidiki keadaan atau peristiwa jiwa yang sedang terjadi dalam dirinya sendiri.
b.      Ektrospeksi
Metode ektrospeksi adalah mempelajari dengan sengaja dan teratur gejala-gejala jiwa orang lain dan mencoba mengambil kesimpulan dengan melihat gejala-gejala jiwa yang ditunjukkan dari mimik dan pantomimik orang lain.
Ø  Ektrospeksi tidak bisa lepas dari introspeksi, sebab tidak mungkin seseorang akan dapat menyatakan,mengetahui, ataupun menyimpulkan segala sesuatu yang terjadi pada diri orang lain kalau dirinya sendiri tidak pernah mengalaminya.
Ø  Kelebihan metode ektrospeksi :
a)      Lebih memenuhi syarat ilmiah, karena metode ini lebih bersifat obyektif.
b)      Dapat digunakan dalam menyelidiki anak-anak dan orang-orang yang menyimpang keadaan jiwanya (abnormal).
Ø  Kelemahan metode ektrospeksi :
a)      Hanya dapat menyelidiki gejala-gejala jiwa yang tampak saja.
b)      Jika orang yang diselidiki tahu terkadang ia memberikan kesan yang tidak sesuai dengan pernyataan yang ada, sehingga kesimpulannya berbeda dengan semestinya.

2.      Metode pengumpulan bahan
Metode ini dilakukan dengan mengolah data-data atau bahan-bahan yang diperoleh dari kumpulan daftar pertanyaan, bahan-bahan riwayat hidup dan bahan-bahan lain yang berubungan apa yang sedang diselidiki.
Untuk mendapatkan data tersebut dapat dilakukan dengan angket, auto biografi dan pengumpulan benda-benda hasil kerja

a.       Metode Angket
Metode angket adalah cara penyelidikan kejiwaan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan baik lisan maupun tertulis, dan dari jawaban itu dapat ditarik kesimpulan tentang kejiwaannya.
Ø  Dari sudut pelaksanaannya angket dibagi menjadi dua :
1)      Angket langsung
Yaitu bilamana pertanyaan itu dijawab langsung oleh orang yang diselidiki
2)      Angket tidak langsung
Yaitu bilamana pertanyaan itu dijawab oleh orang lain.
Ø  Dari segi jenisnya metode angket ada dua
1)      Angket yang dilaksanakan secara lisan dalam ( sistem wawancara ) yang disebut interview
2)      Angket yang dilakukan secara tertulis yang disebut questionnaire
Ø  Dari segi luasnya
Angket dapat dibagi menjadi dua
1)      Angket umum yaitu angket yang obyek penyelidikannya mengenai masalah yang umum saja misalnya pertanyaan tentang orang tua dan sebagainya.
2)      Angket khusus yaitu jika yang diselidiki terbatas pada masalah-masalah yang khusus saja misalnya masalah agama dan sebagainya.
Ø  Kelemahan metode angket
1)      Kadang- kadang orang yang diselidiki itu tidak mau menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan kalaupun mau jawab sering kali tidak jujur.
2)      Kadang-kadang pertanyaan yang dibuat terlalu sukar bagi yang menjawab
3)      Kadang-kadang sejumlah angket yang disebarkan kembalinya dalam jumlah yang tidak sesuai dengan biaya dan tenaga yang di keluarkan.

b.      Autobiografi (Riwayat Hidup)
Metode yang dipergunakan oleh peneliti dengan jalan mempelajari riwayat hidup seseorang yang sedang diteliti, baik yang ditulis sendiri (autobiografi) maupun yang ditulis orang lain (biografi).

c.       Pengumpulan hasil kerja
Metode penyelidikan dengan jalan mengumpulkan gambar-gambar, karangan-karangan, pekerjaan tangan, permainan-permainan, termasuk buku harian seseorang dan sebagainya.





3.      Metode Eksperimen
Metode penyelidikan dengan jalan mengadakan percobaan-percobaan untuk mengetahui kejiwaan seseorang.
Metode ini biasanya dilakukan di dalam laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen.
Ø  Kelemahan-kelemahan metode eksperimen (Dakir 1973 : 27) :
a.       Eksperimen biasanya dilaksanakan pada benda mati yang mempunyai hukum-hukum yang tetap, sedang jiwa adalah sesuatu yang hidup.
b.      Tidak semua gejala kejiwaan dapat diselidiki secara eksperimen.
c.       Dalam laboratorium situasinya tidak wajar.
d.      Gejala-gejala kejiwaan sukar diukur secara eksak.
Ø  Kelebihan-kelebihan metode eksperimen (Hj. Zuhairini 1980 : 36)
a.       Dengan eksperimen ada hal-hal yang dapat diselidiki dengan teliti dan berulang-ulang.
b.      Tanpa menunggu timbulnya suatu peristiwa, orang dapat dengan cepat secara teratur mengetahui sesuatu peristiwa yang sengaja ditimbulkan.
Selain itu, yang termasuk dalam metode eksperimen tersebut adalah metode test. Yang disebut dengan metode test ialah penyelidikan yang dilakukan dengan jalan mengajukan pertanyaan.
Ø  Test terdiri dari bermacam-macam bentuk.
Misalnya : test yang menyelidiki perhatian, inteligensi, bakat, minat, fantasi, skill dan sebagainya.
a.       Test Subyektif
Pertanyaan selalu dimulai dengan kata-kata jelaskan, mengapa, uraikan, terangkan apa sebabnya dan sebagainya.
b.      Test Obyektif
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dijawab dengan isian singkat, bahkan ada yang hanya mencari jawaban betul-salah (true-false test), pilihan ganda (multiple choise test), melengkapi (completion test) dan menjodohkan (matching test).
Ø  Suatu test dikatakan valid apabila test itu hanya mengukur apa yang mesti diukur dan test dikatakan reliable apabila test itu mempunyai ketepatan dan konsisten (dapat dipercaya kebenaranya).

4.      Metode Klinis
Metode yang digunakan untuk menyelidiki orang-orang yang menyimpang keadaan jiwanya (abnormal).
Umumnya metode ini digunakan di Rumah Sakit Jiwa.
















Kelompok  3
SIFAT-SIFAT UMUM  AKTIVITAS MANUSIA
A.    PERHATIAN
1.     Pengertian
Kata perhatian, tidaklah selalu digunakan dalam arti yang sama. Beberapa contoh dapat menjelaskan hal ini :
a.     Dia sedang memperhatikan contoh yang diberikan oleh gurunya.
b.     Dengan penuh perhatian dia mengikuti kuliah yang diberikan oleh dosen yang baru itu.
Kedua contoh di atas itu mempergunakan kata perhatian. Menurut  para ahli psikologi ada dua macam :
a.     Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu obyek. (lihat Stern, 1950, p. 653, dan Bigot, 1950, hlm. 163)
b.     Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan.
2.     Macam-macam Perhatian
Untuk memudahkan persoalan, maka dalam mengemukakan  perhatian ada beberapa golongan-golongan atau macam-macamnya perhatian itu adalah sebagai berikut:
a.     Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin, dibedakan menjadi:
1)    Perhatian intensif, dan
2)    Perhatian tidak intensif.
b.     Atas dasar cara timbulnya, dibedakan menjadi:
1)    Perhatian spontan (perhatian tak-sekehendak, perhatian tak disengaja).
2)    Perhatian sekehendak (perhatian disengaja, perhatian refleksif).
c.      Atas dasar luasnya obyek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan menjadi:
1)    Perhatian terpencar (ditributif), dan
2)    Perhatian terpusat (konsentratif).
3.     Hal-hal yang menarik perhatian
Dipandang dari segi praktis adalah sangat penting untuk mengetahui hal-hal apa yang menarik perhatian. Dalam mempersoalkan hal ini dapat dilihat  dari dua segi, yaitu dari segi obyek yang diperhatikan dan dari segi subyek yang memperhatikan.
a.     Di pandang dari segi obyek, dapat dirumuskan hal yang menarik adalah hal yang keluar dari konteks,sederhananya adalah hal yang berbeda dari umum akan menyebabkan perhatian. Contoh: jika ada suatu barisan berseragam putih tetapi ada satu orng yang memakai baju merah maka si baju merah akan mendapatkan perhatian dari orang lain.
b.     Dipandang dari subyek yang memperhatikan maka dapat di rumuskan bahwa ;
Hal yang menarik perhatian adalah yang sangat bersangkut paut dengan pribadi si subyek.
Misalnya ;
-         Hal-hal yang bersangkut paut dengan kebutuhan itu menarik perhatian, iklan tentang obat-obatan menarik perhatian orang yang butuh membeli obat, iklan tentang rumah yang akan disewakan menarik perhatian orang yang butuh menyewa rumah, pengumuman untuk mahasiswa program S2 tidak menarik perhatian mahasiswa S1.
4.     Beberapa Kesimpulan Praktis
a.     Aktifitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses, prestasinya lebih tinggi
b.     Perhatian spontan cenderung lebih lama dan lebih intensif  bagi murid-murid
c.       Alangkah baiknya kalau tiap-tiap pelajaran dapat diterima oleh murid-murid dengan perhatian yang cukup intensif dan perhatian spontan supaya mudah di resap murid-murid

B.    PENGAMATAN
1.     Pengertian
Manusia mengenal dunia wadhag atau dunia reel, baik dirinya sendiri maupun dunia sekitar nya dimana dia ada, dengan melihatnya, mendengarnya, membaunya, atau mencecapnya.
            Aspek pengaturan Dunia pengamatan ada 4
a.     Pengaturan menurut sudut pandangan ruang. Seperti: kanan kiri,atas bawah dll
b.     Pengaturan menurut sudut pandangan waktu. Seperti: masa lampau, masa sekarang, dll.
c.      Pengaturan menurut sudut pandangan gestalt. Seperti: rumah,orang,meja,gambar dll.
d.     Pengaturan menurut sudut pandangan arti. Seperti: sebuah pabrik,sekolah, dll.

2.     Penglihatan
Modaliatas pengamatan terdiri dari penglihatan, pendengaran,perabaan, pembauan/penciuman dan pencecapan
Penglihatan digolongkan menjadi 3 yaitu
a.     Melihat bentuk
Yang dimaksud adalah benda/obyek 2 dimensi yang saling bersangkut paut yang tidak bias kita pisahkan satu persatu dari yang lainnya ,antara lain:
1.     hubungan obyek pokok dan latar belakang
inti dari ini adalah obyek pokok lebih dominan /mencolok dari pada latar.
2.     hukum-hukum gestalt penglihatan
obyek-obyek penglihatan membentuk menjadi gestalt-gestalt yang berprinsip/berhukum antara lain:
a.     hukum keterdekatan
b.     hukum ketertutupan
c.      hukum kesamaan

3.     peranan sikap batin subyek
Mengenai hokum-hukum gestalt penglihatan itu ternyata, bagaimana kesan kesan yang diterima oleh si subyek yang melihat itu terutama – kalau tidak boleh dikatakan semata-mata – ditentukan oleh obyek yang diamati.
4.     konstasi bentuk
Kita dapat melihat sesuatu obyek dari berbagai sudut, sehingga bentuk perspektifnya berlainan pula. Akan tetapi dengan serta merta kita merasa (tahu, mengerti) bahwa bentuk bendanya itu tetap dan satu saja.

b.     Melihat dalam
Yang dimaksud dengan melihat dalam di sini ialah melihat objek berdimensi tiga. Salah satu gejala yang terpenting di sini ialah konstansi besar. Hal yang demikian itu disebabkan oleh :
1)    Obyek-obyek yang kita hadapi tidak kita lihat sebagai fenomen-fenomen yang berdiri sendiri melainkan selalu dalam hubungan satu sama lain dalam konteks tertentu.
2)    Prinsip proposionalitas , yaitu proporsi atau perbandingan benda-benda itu satu terhadap yang lain serta terhadap tempatnya adalah sama. Jika sekitarnya konteks benda itu dihilangkan maka konstansi besar itu juga hilang.
c.      Melihat warna
Masalah melihat warna telah mendapat penelitian secara meluas dan mendalam, terutama dari segi yang bersifat fisis dan fisiologi. Di dalam tulisan ini hanya dikemukakan nilai psikologisnya saja.
1)    Nilai efektif warna
2)    Nilai lambang warna


3.     Pendengaran
Pendengaran adalah modalitas pengamatan yang ke dua. Mendengar adalah menangkap bunyi-bunyi (suara) dengan indera pendengaran. Bunyi dapat berfungsi dua macam, yaitu :
a)     Sebagai tanda (signal)
b)    Sebagai lambing
Bunyi atau suara dapat digolongkan menjadi dua cara, yaitu :
a)     Berdasarkan keteraturan dapat dibedakan :
1)    Gemerisik
2)    Nada
b)    Nada dapat dibedakan atas dasar :
1)    Tinggi rendahnya, tergantung pada besar kecilnya frekuensi
2)    Intensitasnya, tergantung pada amplitudonya
3)    Timbrenya, tergantung pada kombinasi macam-macam frekuensi dalam tinggi rendahnya suara.
4.     Rabaan
Istilah raba mempunyai dua arti, yaitu :
a)     Meraba, sebagai perbuatan aktif, yang meliputi indera keseimbangan atau kinestesi
b)    Pengalaman raba secara pasif, yang meliputi beberapa indera, atau kemampuan lain, yaitu :
1)    Indera untuk sentuh dan tekanan
2)    Indera untuk mengamati panas,
3)    Indera untuk mengamati dingin,
4)    Indera untuk merasa sakit,
5)    Indera untuk vibrasi.
5.     Pembauan (penciuman)
Henning (1924) membedakan adanya enam macam bau utama (bau pokok), yaitu :
1)    Bau bunga (blumig)
2)    Bau akar (warzig)
3)    Bau buah (cruching)
4)    Bau getah (harzig)
5)    Bau busuk (faulig)
6)    Bau sangit (brenzlich)
6.     Pencecapan
Indera pencecap hanya peka terhadap empat macam rasa pokok, yaitu :
1)    Manis,
2)    Asam,
3)    Asin,
4)    Pahit.
7.     Beberapa Masalah Praktis
a.     Kita mengenal dunia riil dengan pancaindera. Usaha-usaha dalam pendidikan kepada anak didik dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu :
1)    Usaha-usaha preventif
2)    Usaha-usaha korektif atau kuratif
b.     Para ahli psikologi menggolongkan manusia dalam menangkap dan meresapkan sesuatu itu. Sesuai modalitas pengamatan, maka ada lima tipe manusia, yaitu :
1)    Tipe visual,
2)    Tipe auditif,
3)    Tipe taktil,
4)    Tipe gustatif,
5)    Tipe olfaktoris.
c.      Selama sistem sekolah-sekolah serta pendidikan masih seperti yang kita kenal sekarang ini, maka diantara kelima modalitas pengamatan yang paling penting peranannya adalah penglihatan dan pendengaran.

C.     TANGGAPAN DAN VARIASINYA
1.     Pengertian Tanggapan
Tanggapan biasanya didefinisikan sebagai bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan. Dalam hubungan dengan hal ini maka dapat kita kemukakan adanya tiga tanggapan, yaitu :
1)    Tanggapan masa lampau atau tanggapan ingatan,
2)    Tanggapan masa dating atau tanggapan mengantisipasikan,
3)    Tanggapan masa kini atau tanggapan  representatif.
2.     Bayangan Pengiring
Adapun deretan tersebut adalah sebagai berikut :
1)    Pengamatan,
2)    Bayangan pengiring,
3)    Bayangan eidetik,
4)    Tanggapan, dan
5)    Pengertian.
    Bayangan pengiring adalah bayangan yang timbul setelah kita melihat sesuatu warna. Bayangan pengiring itu ada dua macam, yaitu :
1)    Bayangan pengiring positif
2)    Bayangan pengiring negatif
3.     Bayangan Eidetik
Bayangan eidetic adalah bayangan yang sangat jelas dan hidup, sehingga menyerupai pengamatan. Ada dua macam tipe, yaitu :
1)    Tipe tetanoide atau Type T, dan
2)    Tipe basedoide atau Type B.
4.     Beberapa Catatan Praktis
Tanggapan memainkan peranan penting dalam belajarnya atau berkembangnya anak didik. Seharusnya tanggapan tersebut dikembangkan dan di control sebaik-baiknya. Digolongkan sesuai dengan indera yang mendasari tanggapan itu; dan berhubungan dengan itu maka manusia digolongkan ke dalam tipe-tipe :
1)    Visual,
2)    Auditif,
3)    Taktil,
4)    Gustatif,
5)    Olfaktoris.
D.    FANTASI
1.     Pengertian
Fungsi yang memungkinkan manusia untuk berorientasi dalam alam imajinair, melampaui dunia riil.
2.     Klasifikasi
Secara garis besar fantasi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu :
1)    Fantasi tak disadari
Adalah fantasi yang terjadi dengan tak disengaja, jadi orang melampaui dunia riil dengan tak disengaja.
2)    Fantasi disadari
Adalah fantasi yang terjadi dengan disengaja, dan ada usaha dari subyek untuk masuk ke dunia imajinair.
3.     Nilai Praktis Fantasi
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, fantasi itu ternyata sangat besar gunanya ; antara lain sebagai berikut :
a)     Fantasi memungkinkan orang untuk dapat memahami sesama manusia atau hubungan antar manusia untuk pergaulan.
b)    Fantasi memungkinkan orang untuk dapat memahami kebudayaan asing, memahami nilai-nilai kemanusiaan pada umumnya.
c)     Fantasi memungkinkan orang untuk melepaskan diri dari ruang dan waktu, sebagai berikut :
1)    Memahami apa yang terjadi di tempat lain; hal inilah yang memungkinkan orang belajar geografi;
2)    Memahami apa yang terjadi di waktu yang lain; hal inilah yang memungkinkan orang belajar sejarah.
d)    Fantasi memungkinkan orang untuk melepaskan diri dari kesukaran yang dihadapi, melupakan kegagalan di masa lampau.
e)     Fantasi memungkinkan orang untuk menyelesaikan konflik riil secara imajinair, sehingga mengurangi tegangan psikis, dan menjaga keseimbangan batin.
f)      Faantasi memungkinkan manusia untuk menciptakan sesuatu yang dikejar, membentuk masa depan yang ideal dan berusaha merealisasikannya.
4.     Beberapa Catatan Praktis
Dari apa yang dikemukakan  itu merupakan keharusan bagi para pendidik untuk menaruh perhatian besar terhadap masalah fantasi.
a)     Mengingat besarnya faedah fantasi itu bagi kehidupan manusia sehari-hari, maka haruslah fantasi itu dikembangkan.
b)    Dalam pada itu harus dijaga, supaya perkembangan fantasi itu tetap sehat, tetap dalam rangka yang berguna bagi kehidupan para anak didik kita, baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat.
c)     Generasi muda kita harus dididik untuk menghadapi hidup dengan optimisme.

















Kelompok   4

RESUME PSIKOLOGI PENDIDIKAN

KELOMPOK 4 :
1. Evi Ruslitasari                                             ( 14.32.0030 )
2. Fera Andriyani                                            ( 14.32.0031 )
3. Intan Wahyu Maulidya Wardani                ( 14.32.0032 )
4. Panca Rusmaya Nilasari                              ( 14.32.0039 )
5. Siti Rohana Abdah                                     ( 14.32.0077 )

SIFAT UMUM AKTIVITAS MANUSIA

E. INGATAN
1.      Pengertian
Pribadi manusia tidak semata-mata  oleh pengaruh dan proses-proses masa kini tetapi juga masa lampau.
Aspek-aspek dalam berfungsinya ingatan :
a.       Mencamkan yaitu menerima kesan-kesan
b.      Menyimpan kesan-kesan
c.       Mereproduksikan kesan-kesan
Atas dasar kenyataan inilah, maka biasanya didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksikan kesan-kesan.
Pensifatan yang diberikan  kepada  masing-masing aspek itu. Ingatan yang baik mempunyai sifat-sifat cepat atau mudah mencamkan, setia, teguh, luar dalam menyimpan, dan siap atau sedia dalam memproduksikan kesan-kesan.
                        Jenis-jenis ingatan :    
1)      Ingatan cepat
2)      Ingatan setia
3)      Ingatan teguh
4)      Ingatan luas
5)      Ingatan siap



Ø  Fungsi serta sifat-sifat ingatan








 
Menerima cepat                                                           Mereproduksikan siap



 
          Menyimpan
   Setia – teguh – luas
2.      Mencamkan
Dibedakan menjadi 2, yaitu :
a.       Mencamkan yang sekehendak
b.      Menc amkan yang tidak sekehendak
Hasil-hasil yang dapat membantu menghafal / mencamkan adalah sebagai berikut :
a.       Menyuarakan menambah ancaman. Pencaman bahan akan lebih berhasil apabila orang tidak saja membaca bahan pembelajaran, tetapi yang menyuarakan dan mengulang-ulangnya.
b.      Pembagian waktu belajar yang tepat menambah ancaman. Belajar secara borongan yaitu sekaligus banyak dalam waktu yang lama umumnya kurang menguntungkan.
c.       Penggunaan metode yang tepat mempertinggi pencaman.
§  Ada 3 metode :
1)      Metode Keseluruhan / Metode G
2)      Metode Bagian / Metode T
3)      Metode Campuran / Metode V
Disamping ketiga metode diatas ada faktor yang menambah atau mempertinggi pencaman, yaitu :
1)      Mneumotechnik / titian ingatan
2)      Penggolongan secara rythmis
3)      Penggolongan kesatuan dalam ruang
4)      Penggolongan menjadi kumpulan-kumpulan yang berarti


3.      Mengingat dan Lupa
Soal mengingat dan lupa biasanya juga ditunjukkan dengan satu pengertian saja, yaitu retensi. Dengan dirintis oleh Herman Ebbinghaus, sejumlah ahli-ahli psikologi telah mengadakan penelitian secara mendalam mengenai masalah ini.
4.      Reproduksi
Reproduksi adalah Pengaktifan kembali hal-hal yang telah dicamkan.
Dua macam reproduksi:
·         Mengingat kembali(recall)
·         Mengenal kembali(recognition)
Perbedaan mengingat  kembali dan mengenal kembali ialah :
a.       Pada mengingat kembali tak ada obyek yang dapat dipakai sebagai tumpuan atau pegangan dalam melakukan reproduksi.
b.      Pada mengenal kembali ada sesuatu yang dapat dipakai  sebagai tumpuan dalam melakukan repoduksi itu sebagai obyek untik menentukan.
Kiranya mengingat kembali adalah lebih mudah dari pada mengingat kembali.
5.      Asosasi
Asosiasi adalah hubugan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lainnya dalam jiwa kita.
Hukum-hukum Asosiasi oleh  Aristoteles yang telah disempurnakan oleh para ahli :
a.       Hukum sama serentak
Beberapa tanggapan yang dialami dalam waktu bersamaan cenderung untuk berasosiasi antara satu dengan yang lainnya.
b.      Hukum berturutan
Beberapa tanggapan yang kita alami berturut-turut, cenderung untuk berasosiasi antara satu dengan yang lainnya.
c.       Hukum kesamaan atau kesesuaian
Beberapa tanggapan yang berkesesuian cenderung untuk berasosiasi antara satu dengan yang lainnya.
d.      Hukum belawanan
Tanggapan-tanggapan yang saling berlawanan akan berasosiasi satu sama lainnya.
e.       Hukum sebab-akibat
Tindakan yang mepunyai hubunan sebab-akibat cenderung untuk beasosiasi satu sama lainnya.
6.      Beberapa Catatan  Praktis.
a)      Pada saat menghafal kondisi-kondisi diatur sedemikian rupa, sehingga dapat dicapai hasil yang maksimal
b)      Meproduksikan dapat diperlancar dengan memperkaya atau menyempurnakan bahasa.
c)      Mengingat akan peranan interferensi dapatlah di atur waktu-waktu untuk belajar sebaik mungkin.
d)     Individu-individu brbeda-beda dalam kemamuan mengingat, tetepi tiap orang mampu mengingatnya dengan pengaturan kondisi yang lebih baik dan penggunaan metoode yang lebih tepat.

F. BERFIKIR
1.      Pengertian
Menurut para ahli adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan dimana  subyek yang berfikir pasif. Menurut Plato berfikir adalah berbicara dalam hati.
2.      Proses berrfikir
Ada 3 langkah :
a)      Pebentukan pengertian
Pengertian atau pengertian yang logis di bentuk melalui tiga tingkatan :
1)      Menganalisis cici-ciri sejumlah obyek yang sejenis.
2)      Membanding-bandingkan ciri-ciri tersebut untuk diketemukan ciri-ciri mana yang sampai.
3)      Mengabstrasikan.
b)      Pembentukan pendapat
Pembentkan pendapat adalah  melakukan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahas yaitu kalimat. Kalimat terdiri dari subyek yaitu pengertian yang diterangkan, dan terdiri dari predikat yaitu pengertian yang menerangkan.

Pendapat dibedakan menjadi 3 macam :
1)      Pendapat afirmatif atau positif
Yaitu pendapat yang mengiyakan, yang secara tegas menyatakan keadaan sesuatu. Contoh : Si Totok itu pandai,  Si Ani rajin.
2)      Pendapat negative
Pendapat yang menidakkan, yang secara tegas menerangkan tentang tidak adanya sesuatu sifat yang pada sesuatu hal. Contoh : Si Totk tidak bodoh, Si Ani tidak rajin.
3)      Pendapat modalitas atau kebarangkalian
Pendapat yang menyatakan kebarangkalian. Contoh : hari ini mungkin hujan, Si Ali mungkin tidak datang.
c)      Penarikan kesimpulan atau pembentkan keputusan
Keputusan ialah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada.
Ada 3 macam keputusan :
-          Keputusan induktif
Yaitu keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju kesatu pendapat umum.
-          Keputusan deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari halyang umum ke hal yang khusus; jadi berlawan dengan keputusan induktif.
Contoh : semua manusia terkena nasip mati. Si Karto adalah manusia.
-          Keputusan analogis
Yaitu keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada.
Contoh : Totok anak pandai, naik kelas. (khusus)


3.      Psikologi Fikir
Psikologi fikir biasanya dianggap dimulai oleh O.Kulpe dengan mazhabnya, yaitu mazhab Wurzburg, yang kemudian dilaanjutkan oleh mazhab Koln dan mazhab Mannhein.
a.      Intisari pendapat mazhab Wurzburg
1)      Ada isi kesadaran yang tak berperaga
2)      Dalam proses berfikir aktivitas “Aku” memegang peranan penting
3)      Proses berfikir dikuasai oelh tendens determinasi yang ditimbulkan oleh Denkaufgabe (hal yang difikirkan)

b.      Intisari pendapat Mazhab Koln:
1)      Hasil penelitian Frohn mengenai anak yang terbelakangan mental tak melepaskan diri dari hal yang berperaga dan mereka hanyut dalam “Aliran tanggap-tanggapan”.Kemajuan anak bisu- tuli terhambat oleh terhambatnya perkembangan bahasa.
2)      Lapisan-lapisan kesadaran
Atas penelitian-penelitian Frohn dan kawan-kawan Mazhab Koln menyusun konsepsi yang terkenal dengan nama teori lapisan-lapisan kesadaran(Theorie der Bewustseinsschichtungen).
a.       Isi teori tersebut:
Ø  Ada 3 lapisan kesadaran:
a)      Tanggapan Individual
Tanggapan ini terjadi langsung dari pengamat panaindera ;penyandra berperaga.
b)      Tanggapan Bagan(Schematis)
Penyadaran yang kurang berperaga dan punya sifat-sifat umum
c)      Abstrak
Unsur-unsur berperaga sama sekali tidak ada;yang ada hanyalah mengerti yang tak berperaga,disini berpikir dengan kategori pengatur seperti:sebab-akibat,lantaran-tujuan dan sebagainya.
b.      Peranan lapisasn-lapisan kesadaran tersebut
Berfikir abstrak terjadi pada tingkat tertinggi.
Berfikir adalah proses yang dinamis,jiwa dapat beroperasi pada ketiga tingkatan itu.Bila menghadapi masalah yang baru misalnya,fikiran di turunkan ke tingkat yang konkrit untuk 1).mendapatkan penyelesaian 2).membuat verifikasi penyelesaian itu.
c.       Menemukan cara berfikir
1)      Ada bahan konkrit berperaga secukupnya yaitu berfkir abstrak dan skhematis
2)      Perkembangan tinkatan berfikir belajar .Dalam hal ini penggunaan bahasa adalah penting sekali.

c.   Intisari Pendapat Mazhab Mannheim
Tujuan utama mazhab adalah menyusun teori berfikir yang benar-benar lepas dari asosiasi.Asosiasi diakui adanya,tetapi tidak sebagai proses yang pokok daripada berfikir.
Kalau mazhab Wurzburg mempertahankan bahwa proses asosiasi itu perlu walaupun tak mencukupi (memberi penyelesaian).maka Mazhab Mannheim menolak asosiasi tersebut sebagai hal yang perlu danpokok dalam proses berfikir.
Selz (pemimpin mazhab Mannheim) mulai di tempat watt dan Ach berhenti,ia mengakui adanya Bewusstheit yang di kemukakan oleh Ach yaitu kesadaraan tanpa tanggapan tentang adanya sesesuatu.Berdasarkan konsepsi Meinong,Alexius maka pengertian ini dikembangkan menjadi ajaran tentang”mengetahui tanpa anggapan”
Selz mengemukakan bahwa Suatu bagian yang penting dalam proses pemecahan berfikir dengan penemuan lantaran(alat penyeleseaian,metode penyeleseain).Penemuan ini ada 3 macam:
§  Aktualisasi routine mengenai alat yang dikenal
§  Abstraksi alat
§  Penggunaan secara tepat alat-alt yang telah ditetapkan dalam abstraksi.
Selz merumuskan Hasil-hasil penelitian Mazhab Mannheim tentang proses berfikir:
1)      Berfikir itu berarah tujuan
2)      Proses berfikir mengenai perlengkapan komplek:
·         Suatu bagan kompleks mempunyai tendens untuk memproduksikan seluruh kompleks.
·         Suatu bagan antisipasi sutu kompleks  mempunyai  tendens untuk memproduksikan seluruh kompleks.
·         Determinasi yang diarahkan kepada perlengkapan suatu kompleks yang telah diantisipasikan.
1)      Bagan antisipasi yaitu metode penyelesain yang berwujud bagan.
2)      Berfikir
4.      Beberapa  catatan  praktis
1)      Kita memberikan bimbingan sebaik-baiknya bagi perkembangan fikir anak.
2)      Perkembangan bahasa yang baik untuk perkembangan fikiran yang baik.
3)      Kunci meningkatkan kecakapan berfikir anak.
4)      Pengetahuan yang siap.
5)      Tanggapan dalam orang berfikir.
Tanggapan mempunyai peranan:
a.       Sebagai bahan ilustrasi untuk memecahkan problem.
b.      Sebagai bahan verifikasi untuk menguji kebenaran sesuatu pemecahan.
6)      Penggunaan diagram,peta bagan,ihtisar membantu dalam berfikir.

G. PERASAAN
1.      Pengertian
Gejala psikis yang bersifat subyektif yang berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang  atau tidak senang dalam berbagai taraf.



2.      Macam-macam perasaan
Bigot dengan  kawan-kawan (1950, p.534) telah memberikan ihtisar mengenai macam-macam perasaan itu yang kiranya sebagai rangka pembicaraan. Adapun  ihtisar tersebut sebagai berikut:

1. Perasaan Indriah

                                                Per. Rendah
                                                ( Jasmani )                  2. Perasaan Vital

Perasaan                                            1. Perasaan Intelektual
Per. Luhur                 2. Perasaan Kesusilaan
                                                ( rohaniah )                3. Perasaan Keindahan
                                                                                    4. Perasaan Sosial
                                                                                    5. Perasaan Harga Diri
                                                                                    6. Perasaan Keagamaan




a.                                         Perasaan-perasaan jasmani(rendah):
1)      Perasaan Indriah
Perasaan yang berhubungan dengan pancaindera.
Contoh: sedap, manis,asin,pahit dsb.
2)      Perasaan vital
Perasaan yang berhubungan dengan keadaan jasmani.
Contoh: letih, sehat, lemah, tak berdaya, dsb.
b.                                         Perasaan-perasaan rohaniah:
1)      Perasaan intelektual
Perasaan yang bersangkutan dengan kesanggupan intelek (fikiran) dalam menyelesaikan problem-probel yang dihadapi.
2)      Perasaan kesusilaan
Perasaan kesusilaan atau disebut juga dengan perasaan etis: perasaan tentang baik-buruk yang bersifat individual.
3)      Perassaan keindahan
Perasaan yang  timbul karena seseorang menghayati sesuatu yang indah atau tidak indah.
4)      Perasaan social
Perasaan yang mengikat individu dengan sesama  manusia,perasaan untuk hidup bermasyarakat dengan manusia untuk begaul,tolong menolong,rasa setia kawan.
5)      Perasaan harga diri
Ada 2 :
·         Perasaan harga diri positif(puas,senang,gembira,mendapatkan pujian dsb).
·         Perasaan harga diri negative (kecewa, tak senang, tak berdaya dsb).
6)      Perasaan keagamaan
Perasaan yang bersangkut paut dengan kepercayaan seseorang tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa.







Kelompok   5

MOTIVASI BELAJAR
Motivasi belajar yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu . menurut Mc. Donald bahwa , motivasi adalah suatu perubahan energy didalam pribadi seseorang yang di tandai dengan timbulnya efektif ( perasaan )dan reaksi untuk mencapai tujuan .
Motivasi ada 2 jenis , yaitu
1.    Motivasi Intrinsik
Adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar , karena dari setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu . motivasi dikatakan instrinsik bila tujuannya intern dengan situasi belajar dan bertemu kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai –nilai yang terkandung dalam pembelajaran itu . seseoarang yang mempunyai motivasi instrinsik selalu ingin maju dalam belajar . keinginan itu di latar belakangi oleh pemikiran yang positif , bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan akan berguna kini dan ddi masa mendatang . Minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek , seseorang suatu soal atau suatu situasi ada sangkut paut dengan dirinya .
2.    M0tivasi ekstrinsik
 adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. motivasi belajar dikatakn ekstrinsik bila ank didik menempatkan tujuan beljarnya di luar factor-faktor situasi belajr . motifasi ekstrinsik sering digunakn karena bahan pembelajarn kuarang menarik perhatian anak didik atau karena sikap tertentu pada guru atau orang tua .
Prinsip motivasi belajar
1.    Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktifitas belajar
2.    Motifasi intrinsic lebih utama daripada motivasi ekstrinsik daam belajar
3.    Motivasi berupa pujian lebih baik dari pda hukuman
4.    Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
5.    Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
6.    Motivasi melahirka prestasi dalam belajar
Fungsi motivasi dalam belajar
1.    Motivasi sebagai pendorong pembuatan
2.    Motivasi sebagai penggerak pembuatan
3.    Motivasi sebagai pengarah pembuatan
Bentuk-bentuk motivasi dalam belajar yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas :
1.    Memberi angka
Adalah sebagai simbola atau nilai dari hasil aktifitas belajar anak didik .
2.    Hadiah
Adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan atau cenderamata .
3.    Kompetisi
Adalah persaingan dapat digunakn sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar .
4.    Ego – Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerimany sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri , adalah sebagai bentuk motivasi yang cukup penting
5.    Memberi ulangan
Ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi anak didik agar lebih giat belajar . Oleh karena itu ulangan akan menjadi alat motivasi bila dilakukan secara akurat dengan tehnik dan strategi yang sistematis dan terencana .
6.    Mengetahui hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi .
7.    Pujian
Adalah bentruk reinforcement yang positif dan sekaligus  merupakan motivasi yang baik
8.    Hukuman
Meski hukuman sebagi reinforcement yang negative , tetapi bila dilkukan dengan tepat dan bijak akan merupakn alat motivasi yang baik dan efektif . Hukuman akan merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif , bukan karena dendam .
Pendekatn edukatif yang dimaksud hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang di anggap salah .
9.    Hasrat untuk belajar .
Hasrat untuk belajar berarti ada unsure kesengajaan , ada maksud untuk belajar .
10. Minat
Adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktifitas . Beberapa macam cara yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan minat anak didik :
a.    Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik , sehingga dia rela belajar tanpa paksaan .
b.    Menghubungkan bahan pembelajaran yang di berikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anank didik , sehingga anak didik mudah menerima bahn pelajaran .
c.    Memberikan kesempatan kepada anak didik un tuk mendapatka hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif .
d.    Menggunakan berbagai macam bentuk dan tehnik mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik .
11. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan di terima baik oleh anak didik merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai , dirasakan anak sangat berguana dan menguntungkan , sehingga menimbulkan gairah untuk terus belajar ,


Upaya meningkatkan motivasi belajar
1.    Menggairahkan anak didik
2.    Memberikan harapan realistis
3.    Memberikan insentif
4.    Mengarahkan perilaku anak didik

Seperti dikutip oleh Gage dan Berliner (1979), French dan Raven (1959) menyarankan sejumlah cara meningkatkan motivasi anak didik tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara besar-besaran :
1.    Pergunakan pujian verbal
Penerimaan social yang mengikuti suatu tingkah laku yang dinginkn dapat menjadi alat yang cukup dapat dipercaya untuk mengubah prestasi dan tingkah laku akademis kearah yang diinginkan .
2.    Penggunaan tes dan nilai secar bijaksana .
Kenyataan tes dan nilai mempunyai efek dalam memotivasi anak sisik untuk belajar dan memberikan informasi kepada anak didik dan untuk menilai penguasaan dan kemajuan anak didik , bukan untuk menghukum atau membanding-bandingkannya dengan anak didik lainnya .
3.    Membangkitkan rasa ingn tahu dan hasrat eksplorasi
Dapat ditumbuhkan dengan menyediakan lingkungan belajar yang kreatif. Rasa ingin tahu pada anak didik melahirkan kegiatan yag sangat positif yaitu “ eksplorasi”
4.    Melakukan hal yang luar biasa
5.    Merangsang hasrat anak didik
6.    Memanfaatkan apersepsi anak didik
7.    Terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsipdalam konteks yang unik dan luar biasa agar anak didik lebih terlibat dalam belajar
8.    Minta kepada anak didik untuk mempergunakan hal-hal yang sudah dipelajari sebelumnya
9.    Pergunakan simulasi dan permainan
10. Perkecil daya tarik system motivasi yang bertentangan
11. Perkecil konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap anak didik dari keterlibatannya dalam belajar, yakni :
a.    Anak didik kehilangan harga diri karena gagal memahami suatu gagasan atau memecahkan suatu permasalahan dengan tepat
b.    Dari aspek fisik anak merasa ketidaknyamanan
c.    Anak didik frustasi karena tidak mungkin mendapatkan penguatan
d.    Teguran guru bahwa anak didik tidak mungkin mengerti sesuatu dari bahan pelajaran yang disampaikan
e.    Anak didik harus berhenti ditengah –tengah aktifitas yang asik
f.     Anak didik harus melakukan ujian yang meteri dan gagasan –gagasannya belum pernah diajarkannya
g.    Guru tidak melayani permintaan anak didik akan pertolongan
h.    Anak didik harus melakukan tes yang pertanyaan –pertanyaannya tidak dapat di mengerti atau soal-soalnya terlalu remeh
i.      Anak didik tidak mendapatkan umpan balik dari guru
j.      Anak didik harus mempelajari materi yang terlalu sulit bagi tingkat kemampuannya
k.    Anak didik harus belajar dengan kecepatan yang sama dengan anak didik lainnya yang lebih pandai
l.      Anak didik harus bersaing dalam situasi dimana hanya beberapa orang anak dididk saja yang dapat sukses menyelesaikan suatu tugas
m.   Anak didik dikelompokkan dengan anak didik yangkurang pandai disbanding dirinya
n.    Anak didik harus duduk mendengarkan presentasi guru yang membosankan
o.    Anak didik harus menghadapi guru yang tidah menaruh perhatian pada mata pelajaran yang di ajarkannya
p.    Anak didik dipaksa menyelesaikan tugas yang banyak dengan sedikit waktu yang disediakan .




Kelompok   6

BAB VI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES DAN HASIL BELAJAR


Di susun Oleh :
v Ahmad Syamsul Mawardi
v Ahmad Syarifuddin
v Dian Firmansyah
v Fatkhul Umam
















Rounded Rectangle: BAB VI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES DAN HASIL BELAJAR


Di susun Oleh :
v Ahmad Syamsul Mawardi
v Ahmad Syarifuddin
v Dian Firmansyah
v Fatkhul Umam
 





bab






















FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES DAN HASILBELAJAR

A.  Faktor Lingkungan
            Noehi nasution, dan kawan-kawan (1993: 3) memandang belajar itu bukanlah suatu aktifitas yang berdiri sendiri. Mereka berkesimpulan ada unsur-unsur yang lain yang ikut terlibat langsung didalamnya, yaitu raw input, learning teaching process, output, inviromental input, dan intromental input.
1.      Lingkungan alami
Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha didalamnya. Pencemaran lingkungan hidup merupakan malapetaka bagi anak didik yang hidup didalamnya.Udara yang terlalu dingin menyebabkan anak didik kedinginan. Suhu udara yang terlalu panas menyebabkan anak didik kepanasan, pengap, dan tidak betah tingggal didalamnya.Belajar pada keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap.Kesejukan udara dan ketenangan suasana kelas diakui sebagai kondisi lingkungan kelas yang kondusif untuk terlaksanannya kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan.
2.      Lingkungan Sosial Budaya
Sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial.Sistem sosial yang terbentuk mengikat perilaku anak didik untuk tunduk pada norma-norma sosial,susila,dan hukum yang berlaku dalam masyarakat.Pembangunan gedung sekolah yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu lintas menimbulkan kegaduhan suasana kelas.Pabrik-pabrik yang didirikan disekitar sekolah dapat menimbulkan kebisingan di dalam kelas.

B.  Faktor intrumental
Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai, program sekolah dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar,sarana dan fasilitas yang tersedia harus dimanfaatkan yang sebaik-baiknya agar berdaya guna dan berhasil guna bagi kemajuan belajar anak didik sekolah.
1.      Kurikulum
Adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikukum kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung. Pemadatan kurikulum dengan alokasi yang disediakan relatif sedikit secara psikologis disadari atau tidak menggiring guru pada pilihan untuk melaksanakan percepatan belajar anak didik untuk mencapai target kurikulum. Jadi kurikulum diakui dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik disekolah.

2.      Program
Program disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan.Keberhasilan pendidikan sekolah tergantung pada baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik tenaga, finansial, dan sarana prasarana.
3.      Sarana dan Prasarana
Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan.Gedung sekolah misalnya sebagai tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu persyaratan untuk membuat suatu sekolah adalah kepemilikan gedung sekolah yang didalamnya ada ruang kelas,ruang kepala sekolah, ruang dewan guru, ruang perpustakaan, ruang BP, ruang tata usaha, auditorium, dan halaman sekolah yang memadai.Semua  bertujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan anak didik.
4.      Guru
Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan, kehadiran guru mutlak.Kalau hanya ada anak didik, tetapi guru tidak ada, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Tidak gampang untuk menuntut guru lebih profesional, karena semuanya terpulang dari sikap mental guru.

C.            Kondisi Fisiologis
Kondisi Fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan  berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi. Meraka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima pelajaran.
Aspek psikologis ini diakui mempengarui pengelolaan kelas. Pengajaran dengan pola klasikal perlu memperhatikan tinggi rendahnya postur tubuh anak didik. Postur tubuh anak didik yang tinggi sebaiknya ditempatkan di belakang anak didik yang bertubuh pendek.Hal ini dimaksudkan agar pandangan anak didik ke papan tulis tidak terhalang oleh anak didik yang bertubuh tinggi.
D.                Kondisi Psikologis
1.      Minat
Minat, menurut Slameto adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.


2.      Kecerdasan
Raden Cahaya Prabu pernah mengatakan dalam mottonya bahwa : “ Didiklah anak sesuai taraf umurnya, Pendidikan yang berhasil karena menyelami jiwa anak didiknya” Yang menarik dari ungkapan ini adalah tentang umur dan menyelami jiwa anak didik.Kedua persoalan ini tampaknya tidak bisa dipisahkan. Bagaimana mungkin pertumbuhan umur seseorang dari usia muda lalu tua tidak di ikuti oleh perkembangan jiwanya. Sedangkan para ahli telah sepakat bahwa semakin meningkat umur seseorang semakin dewasa pula cara berfikirnya.
3.      Bakat
Disamping intelegensi ( kecerdasan ), bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Hampir tidak ada orang yang membantah, bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat memeperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu. Akan tetapi, banyak sekali hal-hal yang menghalangi untuk terciptanya kondisi yang diinginkan oleh setiap orang.
4.      Motivasi
Menurut Noehi Nasution, Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi, Motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Hal ini dipandang masuk akal, karena seperti di kemukakan oleh Ngalim Purwanto bahwa banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak terduga. Bahkan menurut Slameto, seringkali anak didik yang tergolong cerdas tampak bodoh karena tidak memiliki motivasi untuk mencapai prestasi sebaik mungkin.
5.      Kemampuan Kognitif
Dalam dunia pendidikan ada tiga tujuan pendidikan yang sangat dikenal dan diakui oleh para ahli pendidikan., yaitu ranah kognitif, afektif, psikomotorik. Ranah Kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada anak didik untuk dikuasai. Karena penguasaan kemampuan pada tingkatan ini menjadi dsar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.
Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berfikir. Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Hubungan ini dilakukan lewat indranya, yaitu indra penglihatan, pendengar, peraba, perasa, dan pencium.  Dalam pengajaran guru harus menanamkan pengertian dengan cara menjelaskan materi pelajaran sejelas-jelasnya, bukan bertele-tele kepada anak didik, sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi anak didik. 









Komentar