penelitian koreksional (Metode penelitian)



BAB I. PENDAHULUAN

     1.1  Latar Belakang
  Penelitian adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Berdasarkan metodenya, penelitian dibagi menjadi tiga jenis yaitu penelitian sejarah, penelitian deskriptif dan penelitian eksperimen.
  Penelitian korelasi dalam bidang pendidikan,sosial maupun ekonomi banyak dilakukan oleh peneliti. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang paling banyak digunakan dan telah memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi perkembangan pengetahuan di bidang pendidikan (Cornell dalam Hadjar, 1999:277). Dalam penelitian jenis ini, peneliti berusaha menghubungkan suatu variabel dengan variabel yang lain untuk memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat atau derajat hubungan di antara variabel-variabel tersebut. Tingkat hubungan tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi yang berfungsi sebagai alat untuk membandingkan variabilitas hasil pengukuran terhadap variabel-variabel tersebut. Pengetahuan tentang tingkat hubungan tersebut diharapkan dapat menambah pemahaman tentang faktor-faktor dalam karakteristik yang kompleks dari suatu fenomena seperti prestasi belajar.

1.2. Perumusan Masalah
          Sehubungan dengan latar belakang diatas maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
a.       pengertian penelitian korelasional
b.      Jenis jenis penelitian korelasional
      c.  Apakah tujuan penelitian korelasional ?
      d. Bagaimanakah cirri-ciri penelitian korelasional?
      e. Apakah kelemahan dan kelebihan penelitian korelasional?







BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penelitian Korelasional
Penelitian korelasi dalam bidang pendidikan, sosial, maupun ekonomi banyak dilakukan oleh para peneliti. Penelitian korelasi bertujuan menemukan ada tidaknya hubungan pararel antara dua variabel atau lebih dalam satu subjek atau dalam sekelompok subjek. Penelitian ini dilakukan, ketika mereka ingin mengetahui tentang kuat atau lemahnya hubungan variabel yang terkait dalam suatu objek atau subjek yang diteliti. Hal ini sesuai dengan anjuran (Gay, 1982) yang menyatakan bahwa:
Correlational research is a research study of that involves collecting data in order to determine whether and to what degree a relationship exists between two or more quantifiable variables (Gay, 1982: 430).
Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungannya dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian korelasi, seperti yang dikatakan Gay, merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulsi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan lingkungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Walaupun peneliti lain misalnya  Nazir mengelompokkan penelitian korelasi dalam penelitian deskripsi.
Pada sisi lain, menurut Nazir (1999), sering diperlakukan sebagai penelitian deskriptif, karena penelitian tersebut juga berusaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel. Perbedaan pandangan tentang posisi penelitian korelasi, tidak perlu dipedebatkan karena keduanya berpijak dari sisi yang sedikit berbeda. Yang penting dalam hal ini Adalah pilih metode ini secara tepat agar dapat memecahkan masalah permasalahan penelitian.


2.2 Jenis penelitian korelasional
1.          Penelitian Hubungan
Penelitian hubungan, relasional, atau korelasi sederhana (seringkali hanya disebut korelasi saja) digunakan untuk menyelidiki hubungan antara hasil pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat hubungan antara sepasang variabel (bivariat). Lebih lanjut, penelitian jenis ini seringkali menjadi bagian dari penelitian lain, yang dilakukan sebagai awal untuk proses penelitian lain yang kompleks. Misalnya, dalam penelitian korelasi multivariat yang meneliti hubungan beberapa variabel secara simultan pada umumnya selalu diawali dengan penelitian hubungan sederhana untuk melihat bagaimana masing-masing variabel tersebut berhubungan satu sama lain secara berpasangan.
Dalam penelitian korelasi sederhana ini hubungan antar variabel tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi. Nilai koofisien  korelasi merupakn suatu alat statistik yang digunakan untuk membantu peneliti dalam memahami tingkat hubungan tersebut. Nilai koefisien bervariasi dari -1,00 sampai +1,00 diperoleh dengan menggunakan teknik statistik tertentu sesuai dengan karakter dari data masing-masing variabel.
Pada dasarnya, desain penelitian hubungan ini cukup sederhana, yakni hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel dari kelompok subjek yang sama dan kemudian menghitung koefisien korelasinya. Oleh karena itu, dalam melakukan penelitian ini, pertama-tama peneliti menentukan sepasang variabel yang akan diselidiki tingkat hubungannya. Pemilihan kedua variabel tersebut harus didasarkan pada teori, asumsi, hasil penelitian yang mendahului, atau pengalaman bahwa keduanya sangat mungkin berhubungan.
2.    Penelitian Prediktif
Dalam pelaksanaan di bidang pendidikan, banyak situasi yang menghendaki dilakukannya prediksi atau peramalan. Pada awal tahun ajaran baru, misalnya, setiap sekolah karena keterbatasan fasilitas, seringkali harus menyeleksi para pendaftar yang akan diterima menjadi calon siswa baru.
Penelitian korelasi jenis ini memfokuskan pada pengukuran terhadap satu variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk memprediksi atau meramal kejadian di masa yang akan datang atau variabel lain (Borg & Gall dalam Abidin, 2010). Penelitian ini sebagaimana penelitian relasional, melibatkan penghitungan korelasi antara suatu pola tingkah laku yang kompleks, yakni variabel yang menjadi sasaran prediksi atau yang diramalkan kejadiannya (disebut kriteria), dan variabel lain yang diperkirakan berhubungan dengan kriteria, yakni variabel yang dipakai untuk memprediksi (disebut prediktor). Teknik yang digunakan untuk mengetahui tingkat prediksi antara kedua variabel tersebut adalah teknik analisis regresi yang menghasilkan nilai koefisien regresi, yang dilambangkan dengan R.
Perbedaan yang utama antara penelitian relasional dan penelitian jenis ini terletak pada asumsi yang mendasari hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam penelitian relasional, peneliti berasumsi bahwa hubungan antara kedua variabel terjadi secara dua arah atau dengan kata lain, ia hanya ingin menyelidiki apakah kedua variabel mempunyai hubungan, tanpa mempunyai anggapan bahwa variabel yang muncul lebih awal dari yang lain. Oleh karena itu, kedua variabel biasanya diukur dalam waktu yang bersamaan. Sedang dalam penelitian prediktif, di samping ingin menyelidiki hubungan antara dua variabel, peneliti juga mempunyai anggapan bahwa salah satu variabel muncul lebih dahulu dari yang lain, atau hubungan satu arah. Oleh karena itu, tidak seperti penelitian relasional, kedua variabel diukur dalam waktu yang berurutan, yakni variabel prediktor diukur sebelum variabel kriteria terjadi, dan tidak dapat sebaliknya.
3.    Korelasi Multivariat
Teknik untuk mengukur dan menyelidiki tingkat hubungan antara kombinasi dari tiga variabel atau lebih disebut teknik korelasi multivariat. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan, dua diantaranya yang akan dibahas di sini adalah: regresi ganda atau multiple regresion dan korelasi kanonik.
Regresi ganda. Memprediksi suatu fenomena yang kompleks hanya dengan menggunakan satu faktor (variabel prediktor) seringkali hanya memberikan hasil yang kurang akurat. Dalam banyak hal, semakin banyak informasi yang diperoleh semakin akurat prediksi yang dapat dibuat (Mc Millan & Schumaker dalam Abidin, 2010), yakni dengan menggunakan kombinasi dua atau lebih variabel prediktor, prediksi terhadap variabel kriteria akan lebih akurat dibanding dengan hanya menggunakan masing-masing variabel prediktor secara sendiri-sendiri. Dengan demikian, penambahan jumlah prediktor akan meningkatkan akurasi prediksi kriteria.
Korelasi kanonik. Pada dasarnya teknik ini sama dengan regresi ganda, dimana beberapa variabel dikombinasikan untuk memprediksi variabel kriteria. Akan tetapi, tidak seperti regresi ganda yang hanya melibatkan satu variabel kriteria, korelasi kanonik melibatkan lebih dari satu variabel kriteria. Korelasi ini berguna untuk menjawab pertanyaan, bagaimana serangkaian variabel prediktor memprediksi serangkai variabel kriteria? Dengan demikian, korelasi kanonik ini dapat dianggap sebagai perluasan dari regresi ganda,dan sebaliknya, regresi berganda dapat dianggap sebagai bagian dari korelasi kanonik (Pedhazur dalam Abidin, 2010). Seringkali korelasi ini digunakan dalam penelitian eksplorasi yang bertujuan untuk meentukan apakah sejumlah variabel mempunyai hubungan satu sama lain yang serupa atau berbeda.

2.3 Tujuan Penelitian Korelasional
Penelitian korelasi dilakukan oleh para peneliti pada umumnya mempunyai beberapa tujuan, diantaranya. Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (1994:24) adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2007:38); Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.
Di samping itu, penelitian korelasi juga dilakukan, untuk menjawab tiga pertanyaan penelitian tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut adalah:
1.Adakah hubungan antara dua variabel? Jika ada, kemudian diikuti dengan pertanyaan, yaitu,
2.Bagaimana arah hubungan tersebut? Dan selanjutnya pertanyaan,
3.Berapa besar hubungan kedua variabel tersebut dapat diterangkan?
Dalam penelitian korelasi, para peneliti biasanya hanya mendasarkan pada penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa mengatur kondisi atau memanipulasi variabel tersebut. Oleh karena itu, peneliti hendaknya mempunyai cukup banyak alasan yang kuat guna mempertahankan hasil hubungan yang ditemukan.
Penelitian korelasi lebih tepat, jika dalam penelitian memfokuskan usaha dalam mencapai informasi yang dapat menerangkan adanya fenomena yang kompleks melalui hubungan antar variabel. Sehingga peneliti juga dapat melakukan eksplorasi studi melalui teknik korelasi parsial, di mana peneliti mengeliminasi salah satu pengaruh variabel agar dapat dilihat hubungan dua variabel yang dianggap penting.

 Teknik Penelitian Korelasional 
Teknik korelasi adalah teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan atau korelasi antara dua variabel atau lebih. Dua variabel yang akan diteliti hubungannya itu masing-masing disebut sebagai variabel bebas (variabel X) dan variabel terikat (variabel Y). Jika kita ingin meneliti hubungan antara tingkat kecerdasan dengan penyesuaian sosial remaja, maka variabel tingkat kecerdasan disebut variabel X dan veriabel penyesuaian disebut dengn variabel Y. Bila variabel X dan variabel Y sudah dihitung taraf korelasinya, maka akan dapat ditemukan arah korelasinya. Arah korelasi dalam statistik ada 3 macam, yaitu:
1).Arah korelasi positif terjadi apabila kenaikan atau penurunan nilai pada variabel X diikuti juga oleh naik turunnya nilai pada variabel Y.
2). A
rah korelasi negatif apabila kenaikan variabel X diikuti oleh penurunan pada Y dan penurunan pada X diikuti oleh kenaikan pada variabel Y
3).Arah korelasi nihil Apabil variabel X dan Y tidak memiliki hubungan yang sistematis
Arah korelasi ini ditunjukkan oleh suatu harga yang disebut koefisien korelasi. Koefisien korelasi bergerak dari -1 sampai dengan +1. korelasi yang mempunyai koefisien -1 disebut korelasi negatif sempurna, demikian juga dengan korelasi yang mempunyai koefisien +1 disebut korelasi positif sempurna.
Dalam kenyataannya, hampir tidak pernah dijumpai koefisien korelasi yang koefisiennya sempurna, terlebih lagi pada penelitian-penelitian sosial dan psikologi. Koefisien korelasi korelasi yang biasa dijumpai peneliti adalah diantara -1 dan +1.


 Teknik Analisis Penelitian Korelasional
Ada beberapa teknik analisis untuk menyatakan besarnya harga koefisien korelasi, tergantung dari jenis data penelitiannya. Teknik analisis tersebut diantaranya adalah product moment, tata jenjang, kendall tau, point biserial, triserial dan korelasi kontingensi.
1).Korelasi Product MomentDigunakan untuk mengetahui ada tidaknya dua variabel yang keduanya mempunyai data interval
2).Korelasi Tata Jenjang . Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua variabel yang mempunyai data ordinal (berbentuk rangking atau berjenjang). Teknik ini dikemukakan oleh Spearman dan dikenal dengan Teknik Korelasi Tata Jenjang Spearman.
3).Korelasi Kendalai Tau.Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua variabel yang mempunyai data ordinal (berbentuk rangking). Teknik ini biasanya digunakan untuk penelitian dengan jumlah sampel lebih dari 10 (N > 10).
4).Korelasi Point Biserial. Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel, data variabel pertama berupa dikhotomi asli dan data variabel kedua berupa data interval
5).Koefisien TriserialDigunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel,variabel pertama merupakan data trikhotomi buatan sedangkan variabel kedua merupakan data interval.
6).Analisis Korelasi KontingenDigunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel yang mempunyai data kategori, baik kategori asli maupun buatan.

2.4  Ciri-Ciri Penelitian Korelasional
1).Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasi.
2).Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
3).Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
4).Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel bebas. Penelitian korelasional, mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas; Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur , sering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.

2.5. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain: kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama (simultan);  dan Penelitian korelasional juga dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan antara variabel-variabel yang diteliti (Abidin, 2010). Selanjutnya, Sukardi menambahkan kelebihan penelitian ini adalah penelitian ini berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi, sosial. Dengan penelitian ini juga memungkinkan untuk menyelidiki beberapa variabel untuk diselidiki secara intensif dan penelitian ini dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar.
Sedangkan, kelemahan penelitian korelasional, antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas; Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur; ering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna. (Abidin, 2010).[1][4]
















BAB III. PENUTUP

3.1 Simpulan.
            Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut. Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungannya dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (1994:24) adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2007:38);

Penelitian korelasi mencakup kegiatan pengumpulan data guna menentukan adakah hubungan antarvariabel dalam subjek atau objek yang menjadi perhatian untuk diteliti. Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan sebab akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Meskipun dari kenyataan ada hubungan yang erat antara dua variabel, seseorang tidak dapat menyimpulkan bahwa variabel yang satu adalah penyebab dari variabel yang lain. Hal ini disebabkan mungkin ada faktor ketiga yang mempengaruhi variabel pertama, variabel kedua, atau mungkin mempengaruhi kedua-duanya. Dengan mengabaikan ada atau tidaknya suatu hubungan sebab akibat, adanya hubungan yang erat memungkinkan kita untuk membuat prakiraan









DAFTAR PUSTAKA

Emzir, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Hadjar, Ibnu, 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
http://ecaecy.wordpress.com/2012/01/13/penelitian-korelasonal/
Sukardi, 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryabrata, Sumadi,1994. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada
http://memeyanti.blogspot.co.id/2013/01/makalah-metodologi-penelitian-tentang.html



Komentar