UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE PEMBELAJARAN “ COOPERATIF LEARNING”
UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE PEMBELAJARAN “ COOPERATIF
LEARNING” SISWA KELAS III DI SD N
KALIOMBO KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA
TAHUN
2016

Disusun untuk Memenuhi
Tugas
Mata Kuliah Penelitian
Tindakan Kelas
Disusun oleh :
NAMA : AHMAD
SYARIFUDDIN
NIM : 12.32.0041
![]() |
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
DARUL ULUM ISLAMIC CENTER SUDIRMAN GUPPI
UNDARIS
UNGARAN
2016
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur
Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan limpahan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Penelitian Tindakan
Kelas dengan judul UPAYA MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE PEMBELAJARAN “ COOPERATIF
LEARNING” SISWA KELAS III DI SD N
KALIOMBO KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA
Terima kasih kami ucapkan kepada
semua pihak-pihak yang telah membantu baik berupa dukungan, motivasi maupun
materi, hingga terselesaikannya penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Laporan Hasil
Penelitian Tindakan Kelas ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan, maka
dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak, untuk modal penulis dimasa mendatang.
Akhirnya penulis berharap semoga apa yang telah penulis
sajikan dalam Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat
diambil manfaatnya demi pengembangan ilmu pengetahuan.
Jepara, 25 Mei
2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Proses
belajar mengajar merupakan proses interaksi anatara semua pihak yakni guru,
siswa , dan lingkungan demi terciptanya perubahan yang baik dan signifikan
untuk siswanya mengingat bahwa pada zaman sekarang ini banyak ditandai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu membawa dampak bagi
kehidupan manusia khususnya berdampak besar pada anak didik kita di sekolah.
Selain itu melalui pendidikan pula dampak negatif perkembangan zaman dapat
dicegah, maka dari itu seiring perkembanagan ilmu pengetaihuan dan teknologi
kualifikasi pendidikan guru harus selalu ditingkatkan guna menghasilkan
generasi yang lebih baik untuk masa depan.
Pada umumnya guru
sekolah dasar masih menerapkan metode ceramah yang selalu monoton sehingga
dalam pembelajaran tidak dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan
inovatif. Metode ceramah membuat bosan siswa sehingga banyak siswa yang bicara
sendiri, kurang memperhatikan guru.
Pengalaman
di kelas III
semester 1 SD Negeri I KALIOMBO
dalam pembelajaran IPS banyak yang mengalami kesulitan mengerjakan soal lingkungan alam dan buatan,
rendahnya prestasi hasil belajar IPS
dikarenakan proses belajar masih menggunakan metode pembelajaran yang lama.
Guru hanya menerangkan materi seadanya saja kemudian siswa hanya mendengarkan,
mencatat, dan menjawab pertanyaan, sehingga pembelajaran hanya berpusat pada
guru saja yang akhirnya mengakibatkan siswa menjadi pasif, minat belajar siswa
kurang, dan tidak mandiri.
Setelah
menggunakan metode cooperatif learning
dan menggunakan alat peraga media tentang
Lingkungan alam dan buatan
siswa menjadi paham tentang pokok bahasan tersebut menjadi meningkat 99
%. Peningkatan pencapaian hasil perbaikan pembelajaran baik rata – rata kelas
maupun ketuntasan secara klasikal . Nilai rata – rata sebelum perbaikan 60
setelah perbaikan meningkat menjadi 90 atau sudah tuntas dan telah memenuhi KKM
( 65 ).
Oleh
sebab itu dalam pembelajaran IPS di SD guru diharapkan dapar menerapkan
pendekatan yang mendidik secara kreatif, inovatif dan mandiri. Pembelajaran IPS hendaknya
dimulai dengan pengenalan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari – hari
siswa, kemudian secara bertahap siswa dibimbing untuk menguasai konsep – konsep
IPS dengan melibatakan peran secara aktif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan
pada latar belakang tersebut demi mendorong keaktifan siswa dalam pembelajaran
IPS. Penulis dengan melibatkan siswa melalui kegiatan penelitian ini ingin mengkaji
permasalahan upaya meningkatkan
hasil belajar siswa melalui penerapan metode cooperatif learning pada mata pelajaran IPS tentang Lingkungan alam dan buatan kelas III
semester 1 SD Negeri I kaliombo
kecamatan pecangaan kabupaten Jepara tahun ajaran 2015 – 2016.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan dan refleksi pembelajaran penulis
berdiskusi dengan teman sejawat diperoleh hal – hal sebagai berikut :
a. Metode
yang digunakan tidak menarik bagi siswa.
b. Masih
rendahnya tingkat penguasaan materi pembelajaran bagi siswa.
c. Siswa
kurang aktif dalam pembelajaran.
C.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar bealakang identifikasi dan analisis masalah tersebut maka dalam penulisan
penulis merumuskan maasalah
yaitu “ Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa akibat penerapan metode
pembelajaran Cooperatif learning pada mata pelajaran IPS pokok bahasan Lingkungan alam dan buatan
?”
D.
Tujuan
Penelitian
Dalam
laporan penulisan ini penulis melakukan penulisan Tindakan Kelas dengan tujuan
sebagai berikut :
1.
Mengetahui peningkatan
aktifitas siswa akibat metode pembelajaran Cooperatif
learning dalam pembelajaran IPS
pokok bahasan Lingkungan alam dan buatan
pada siswa kelas III
semester 1 SD Negeri Kaliombo
kecamatan pecangaan, kabupaten Jepara.
2.
Mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa melalui penerapan metode Cooperatif learning pada pembelajaran IPS dengan pokok
bahasan Lingkungan alam dan buatan
siswa kelas III
semester 1 SD Negeri Kaliombo
kecamatan pecangaan, kabupaten Jepara.
E. MANFAAT PENELITIAN
Dengan
melaksanakan penelitian pada proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga nyata dan menggunakan metode Cooperatif learning dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru,
sekolah, dan peneliti lain.
1.
Manfaat bagi siswa
a. Siswa
dapat melibatkan dirinya dalam penelitian hasil belajarnya sendiri.
b. Siswa
merasa mendapatkan perhatian yang khusus dari guru.
c. Hasil
belajar siswa dapat meningkat menjadi lebih baik.
2.
Manfaat bagi guru
a. Membantu
guru dalam meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan kelas.
b. Memperbaiki
pembelajaran yang dikelola oleh guru.
c. Membuat
guru menjadi lebih percaya diri.
d. Meningkatkan
profesional guru.
e. Mendorong
bagi seorang guru untuk lebih aktif mengembangkan. pengetahuan dan keteampilan
sendiri.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
PENGERTIAN
PTK
Penelitian
Tindakan Kelas merupakan terjemahan dari Action Research, diartikan penelitian
dengan tindakan yang dilakukan dikelas. Untuk lebih jelasnya, mari kita
perhatikan pengertian PTK menurut
Suyadi, 2012 :18, PTK secara lebih sistematis dibagi menjadi tiga kata yaitu
penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian yaitu kegiatan mengamati suatu
objek tertentu dengan menggunakan prosedur tertentu untuk menemukan data dengan
tujuan meningkatkan mutu. Kemudian tindakan yaitu perlakuan yang dilakukan
dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Dan kelas adalah tempat
dimana sekelompok peserta didik menerima pelajaran dari guru yang sama.
B. KARAKTERISTIK PESERTA
DIDIK
Menurut Piaget
(Sugihartono, dkk, 2008: 109), tahap perkembangan berpikir anak dibagi empat
tahap : Tahap
sensorimotorik (0-2 tahun), Tahap
praoperasional (2-7 tahun), Tahap
opersional konkret (7-11 tahun), dan
Tahap
opersional formal (12-15 tahun).
Berdasarkan
uraian diatas, siswa kelas III
Sekolah Dasar termasuk berada pada tahap opersional konkret dalam berpikir. Anak
pada operasional konkret sudah mulai menggunakan operasi mentalnya untuk
memecahkan masalah-masalah yang aktual. Anak mampu
menggunakan kemampuan mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersifat konkret.
Kemampuan berpikir ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas mental sperti
mengingat, memahami, dan memecahkan masalah. Masa anak kelas rendah
berlangsung antara usia 7-9 tahun, sedangkan masa naka kelas tinggi berlangsung
antara usia 9-12 tahun.
C.
KARAKTERISTIK
MATA PELAJARAN
IPS memiliki
karakteristik tersendiri untuk membedakan dengan mata pelajaran yang lain.
Menurut Winataputra (2003: 132), bahwa Pendidikan IPS adalah suatu
penyederhanaan ilmu – ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya
serta masalah – masalah sosial terkait yang di organisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan psikologis secara untuk tujuan pendidikan pada
tingkat dasar menengah.
D.
HASIL BELAJAR IPS DI SEKOLAH DASAR
Penerapan metode pembelajaran Cooperatif learning untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada
mata pelajaran IPS pokok bahasan Lingkungan
alam dan buatan. Sikap rasa ingin tahu tentang lingkungan alam dan buatan,
serta manfaat dari pada
lingkungan alam dan buatan
tersebut bagi kehidupan manusia.
a.
Hasil Belajar IPS
Menurut
Dimyati dan Mudjiono, 2009 :3) bahwa hasil belajar merupakan tujuan akhir
dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat
ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah
kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar.
Akhir dari proses belajar adalah prolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil
belajar siswa dikelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil
belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar.
b.
Aktifitas siswa
1.
Siswa merasa senang
karena lebih dilibatkan dan diperhatikan dalam proses pembelajaran
2.
Siswa lebih termotivasi
untuk belajar IPS
3.
Siswa mampu
mengembangkan penalaran dan kreativitas siswa serta tidak mudah menyerah dalam
menghadapi permasalahan social dalam kehidupan sehari-hari.
c.
Hasil pelajaran dalam
penelitian ini adalah
1. Hasil
belajar kognitif, yang ditunjukkan siswa melalui ulangan formatif dapat
melebihi KKM 65
2. Hasil
belajar efektif, yaitu tumbuhnya minat siswa dalam pembelajaran IPS
3. Hasil
belajar kelompok (diskusi) yang aktif dan menarik.
E. KARAKTERISTIK
PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING
Dalam pembelajaran kooperatif tidak
hanya sekedar belajar dalam kelompok, karena belajar dalam model Cooperative
Learning harus ada “struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif”
sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan-hubungan
yang bersifat interdependensi yang efektif diantara anggota kelompok. Dalam
pembelajaran kooperatif juga mempunyai karakteristik dasar yang membedakan
pembelajaran kelompok dalam pembelajaran koooperatif dengan pembelajaran
kelompok yang dilakukan dengan asal-asalan. Hal ini terlihat ketika seorang
guru melaksanakan prosedur model kooperatif dengan benar, maka guru tersebut
akan dapat mengelola kelompok lebih efektif.
Agar mencapai hasil maksimal perlu diterapkan
karakteristik yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif. karakteristik
kooperatif sebagai berikut kelompok dibagi atas kelompok-kelompok kecil, dengan
anggota kelompok yang terdiri dari beberapa orang siswa yang memiliki kemampuan
akademik bevariasi serta memperhatikan jenis kelamin dan etnis, disini siswa tidak
pandang bulu dengan siapa mereka akan berkelompok, siswa belajar dalam
kelompoknya dengan kerja sama untuk menguasai materi pelajaran dengan saling
membantu, setiap siswa mempunyai peran di dalam kelompok, tidak ada orang yang
menguasai yang bisa mengajari yang tidak bisa. Sistem penghargaan lebih
berorientasi kepada kelompok dari pada individu, jadi semua anggota akan
merasakan kebanggaan yang sama apabila kelompoknya lebih unggul dari pada
kelompok yang lain (Nur Asma, 2006: 22).
Belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari
beberapa prespektif, prespektif motivasi, prespektif sosial, prespektif
perkembangan kognitif, dan prespektif elaborasi kognitif.
- Prespektif motivasi artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepada kelompo memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling membantu. Karena penghargaan diberikan akan memotivasi siswa untuk dapat menyelesaikan masalah sehingga anggota kelompok merasa senang apabila penghargaan tersebut diberikan untuk kelompoknya.
- Prespektif sosial artinya bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua angggota kelompok memperoleh keberhasilan. Bekerja secara team dengan mengevaluasi keberhasilan sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang bagus, dimana setiap anggota kelompok menginginkan semuanya memperoleh keberhasilan.
- Prespektif perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi antar anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi.
- Elaboratif kognitif artinya bahwa setiap siswa akan berusaha untuk memahami dan menimba informasi untuk menambah pengetahuan kognitif.
Dalam satu team siswa akan saling membantu dan saling
memberi informasi sehingga pengetahuan anggota kelompok yang belum tahu menjadi
tahu dengan adanya interaksi antar anggota kelompok (Slavin, Abrani, dan
Chambers dalam Wina Sanjaya, 2010: 242-244).
Karakteristik pembelajaran kooperatif menurut Wina
Sanjaya (2010: 242-244) dibagi menjadi empat yaitu:
- Pembelajaran secara team merupakan tempat untuk mencapai tujuan.
- Didasarkan pada manajemen kooperatif.
- Kemauan untuk bekerja sama.
- Ketrampilan bekerja sama.
Berdasarkan penjelasan di atas oleh para ahli, dapat
disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran koopratif adalah tim atau kelompok
yaitu pembelajaran yang membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, Komunikasi
yaitu dalam pembelajaran kooperatif terjadi suatu komunikasi antar anggota
kelompok, dimana anggota kelompok yang belum mengerti akan bisa bertanya kepada
anggota kelompok yang tahu dalam satu kelompok. Kerjasama yaitu memecahkan
masalah dalam pembelajaran akan terasa mudah dan cepat apabila dikerjakan
secara bersama-sama oleh anggota kelompok. Aktif yaitu pembelajaran koopreatif
bukan hanya guru aktif dalam proses belajar mengajar tetapi siswa juga terlibat
aktif dalam pembelajaran karena adanya suatu kerja kelompok yang
dilakukan.
F.
MATERI POKOK ( Lingkungan alam dan
buatan )
A
Lingkungan Alam
Permukaan bumi terdiri daratan dan lautan.
Daratan adalah bagian bumi yang kering. Daratan sebagian besar berupa lahan
tanah. Lautan merupakan bagian bumi yang basah. Lautan merupakan perairan yang
luas. Manusia hidup di daratan. Manusia hidup menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Bentuk
lingkungan dibedakan menjadi dua.
- Pertama
adalah
berupa lingkungan alam.
- Kedua adalah berupa lingkungan buatan.
Lingkungan
alam merupakan lingkungan yang ada di alam raya. Lingkungan alam merupakan
ciptaan Tuhan.
Contoh bentuk lingkungan alam antara lain:
1. bukit
2. gunung
3. lembah
4. sungai
5. danau
6. rawa
7. hutan
8. padang
rumput
9. dan
pantai
Setiap bentuk lingkungan alam memiliki ciri tersendiri. Ciri tersebut
membedakan bentuk yang satu dengan lainnya. Ciri-ciri tersebut dapat diamati.
Berikut ini bentuk lingkungan alam dan beberapa cirinya.
1 Bukit
Pernahkah kamu melihat perkebunan teh? Perkebunan tersebut ada di dataran
tinggi. Dataran tersebut menjulang seperti gunung. Dataran tersebut disebut
bukit. Umumnya ketinggiannya kurang dari 500 meter. Oleh sebab itu, bukit
disebut sebagai gunung kecil. Seperti gunung, bukit pun memiliki puncak. Puncak
bukit bentuknya tidak seperti gunung. Puncak bukit lebih landai. Puncak bukit
lebih terlihat bundar atau rata. Lereng bukit banyak ditumbuhi pohon. Pepohon
tersebu membentuk hutan. Lereng bukit juga dimanfaatkan untuk pertanian dan
perkebunan.
2 Gunung
Tentunya kamu pernah melihat gunung. Bisa dari kejauhan atau dari dekat. Gunung
merupakan tanah yang menjulang sangat tinggi. Gunung bentuknya seperti bukit.
Namun, ukurannya lebih besar dan tinggi. Ketinggian gunung lebih dari 500
meter. Gunung termasuk dalam bagian dataran tinggi bumi. Bagian paling atas
gunung adalah puncak. Bentuk puncak gunung beragam. Ada yang tampak seperti
kerucut atau piramida. Ada pula yang bentuknya seperti trapesium.
Gunung ada yang berdiri sendiri. Ada pula yang berupa kumpulan gunung. Kumpulan
gunung disebut pula pegunungan. Pegunungan tersebut membentuk rangkaian.
Misalnya rangkaian pegunungan Barisan di Sumatera.
Gunung
dikelompokkan menjadi dua. Ada gunung berapi. Adapula gunung biasa. Gunung
berapi adalah gunung yang dapat meletus. Gunung biasa adalah gunung yang tidak
dapat meletus. Gunung api ada yang masih aktif. Ada pula gunung api yang telah
mati. Di Indonesia banyak terdapat gunung berapi aktif. Contohnya Gunung
Krakatau, Gunung Merapi, dan Gunung Kerinci.
3 Lembah
Dataran landai di bawah gunung disebut lembah. Lembah disebut juga sebagai kaki
gunung. Lembah yang berada di antara dua tebing disebut ngarai. Lembah
merupakan daerah yang subur. Terkadang di lembah terdapat sumber air. Bentuknya
berupa mata air. Mata air tersebut terkadang menjadi awal sungai.
Contoh lembah di Indonesia misalnya Lembah Baliem diPapua. Contoh ngarai
misalnya Ngarai Sihanuk di Sumatera Barat. Lembah juga dimanfaatkan untuk
pertanian. Contohnya banyak ditemukan di Sumatera Barat. Ada pula yang
dijadikan sebagai wilayah perkampungan. Misalnya di Papua.
4 Sungai
Ciri daerah subur diantaranya memiliki sungai. Sungai banyak ditemukan di
Indonesia. Sungai merupakan aliran air yang mengalir. Air sungai berawal dari
sumber air. Sumber air sungai berasal dari mata air, air hujan, dan lelehan
salju. Aliran sungai bermula dari dataran tinggi. Kemudian mengalir ke dataran
rendah. Pada akhirnya sampai di laut. Pangkal awal sungai disebut hulu. Pangkal
akhir sungai disebut hilir. Hilir sungai berupa muara. Muara sungai juga tempat
bertemunya sungai dengan laut. Di muara sungai juga terdapat rawa dan delta.
Delta merupakan daratan yang terbentuk dari lumpur. Lumpur yang terbawa arus
sungai dari hilir. Aliran air sungai membentuk bentuk sungai. Ada yang bentuk
sungainya lebar dan besar. Ada pula yang bentuknya kecil dan
sempit. Ada
yang arus airnya deras. Ada pula yang tenang. Ada sungai yang alirannya
panjang. Ada pula yang alirannya pendek. Penyebabnya adalah letak hulu dan
kapasitas air. Ketinggian hulu berpengaruh pada derasnya air. Makin tinggi
letak hulu, maka air semakin deras mengalir. Begitu pula semakin besar air,
maka semakin deras alirannya. Jika bagian hulunya landai, maka aliran airnya
tenang.
Sungai sangat penting bagi lingkungan. Juga bagi kehidupan manusia. Sungai
banyak dimanfaatkan amnusia. Misalnya untuk memasak, mandi, transportasi, olah
raga, pertanian, perikanan, dan pembangkit listrik.
5 Danau
Danau adalah perairan luas di daratan. Danau termasuk sumber air di daratan. Di
beberapa daerah, danau disebut telaga atau situ. Danau dibedakan menjadi dua
jenis. Ada yang terbentuk secara alami. Ada pula danau yang sengaja dibuat
manusia.
Danau alam di Indonesia terbentuk oleh beberapa sebab. Misalnya akibat letusan
gunung. Ada pula yang terbentuk akibat gempa. Contoh danau alam di Indonesia
antara lain Danau Toba, Danau Maninjau, Danau Singkarak, Danau Rinjani, dan
Danau Tondano.
Danau buatan berasal dari air yang dibendung. Misalnya pembendungan aliran
sungai. Manusia memanfaatkan danau untuk berbagai hal. Antara lain untuk
pengairan, oleh raga, rekreasi, dan perikanan darat.
6 Rawa
Rawa bisa berada di sepanjang sungai. Ada pula di muara dan tepi danau. Rawa
merupakan genangan air di daratan. Tanahnya berlumpur dan becek. Ada pula yang
tergenang air. Ada beberapa penyebab terbentuknya rawa. Misalnya akibat banjir.
Ada pula karena terbentuknya delta sungai. Rawa banyak ditumbuhi tanaman air
dan belukar. Tanaman khas di daerah rawa
antara lain
pohon bakau, tanaman pakis. Rawa pun menjadi tempat hidup hewan. Contohnya
kepiting, bangau, ikan, buaya, dan ular. Rawa banyak ditemukan di berbagai
daerah di Indonesia. Contohnya di Kalimantan dan Sumatera.
Rawa pun dipengaruhi musim. Saat kemarau datang, rawa pun mengering. Saat musim
hujan, Rawa digenangi air. Rawa pun memiliki manfaat. Rawa bisa menjadi sumber
ikan.Selain itu, rawa menjadi habitat hewan dan tumbuhan.
7 Hutan
Hutan merupakan kumpulan pepohonan. Terutama pepohonan yang tumbuh alami. Hutan
menempati lahan yang luas. Pohon di hutan tumbuh dengan rapat dan subur. Hutan
bisa berada di dataran tinggi. Bisa pula di dataran rendah.
Hutan dikelompokkan menjadi dua jenis. Ada hutan homogen dan hutan heterogen.
Hutan homogen adalah hutan yang terdiri dari satu jenis pohon. Misalnya hutan
jati, hutan cemara, hutan pinus, hutan bakau, dan hutan bambu.
Hutan
heterogen adalah hutan yang terdiri dari beragam jenis pohon. Hutan heterogen
merupakan contoh hutan campuran. Dalam hutan tersebut dapat ditemukan beragam
pohon seperti jati, mahoni, cemara, bambu, rotan, dan sebagainya.
Indonesia memiliki banyak hutan heterogen. Tersebar disetiap pulau. Hutan
Indonesia merupakan hutan hujan tropis. Hutan Indonesia tumbuh subur.
Penyebabnya adalah curah hujan yang tinggi. Selain itu, cukup mendapat sinar
Matahari. Hutan sangat bermanfaat bagi manusia. Hutan merupaka sumber makanan,
kayu-kayuan, dan obat-obatan. Hutan juga merupakan cagar alam. Yakni tempat
perlindungan hewan dan tanaman langka. Hutan merupakan paru-paru dunia. Luas
hutan mencakup dua pertiga luas daratan. Namun, luasnya sekarang merosot tajam.
Luasnya kini tinggal sepertiga luas daratan. Hal tersebut disebabkan
eksploitasi manusia. Hutan banyak dibabat habis manusia.
8 Padang Rumput
Sebagian daratan ada yang berupa lahan terbuka. Lahan terbuka tersebut,
sebagian berupa padang rumput. Pada rumput ada dua jenis. Pertama adalah stepa.
Stepa adalah dataran yang ditumbuhi rumput dan semak belukar. Kedua adalah
savana. Savana adalah padang rumput yang diselingi pepohonan. Daerah yang
memiliki savana contohnya Nusa Tenggara. Baik Nusa Tenggara Barat maupun Nusa
tenggara Timur. Padang rumput dimanfaatkan untuk mengembalakan ternak. Misalnya
pengembalaan sapi, kuda, dan kambing. Selain itu, padang rumput juga
dimanfaatkan untuk penangkaran kuda liar atau rusa.
9 Pantai
Indonesia memiliki wilayah daratan dan lautan. Batas antara keduanya adalah
pantai. Pantai merupakan tepian daratan. Tepian pantai berupa hamparan pasir.
Ada pantai yang memiliki hamparan pasir hitam. Ad pula yang memiliki hamparan
pasir putih.
Di pantai ada pula gugusan karang dan batuan. Kawasan pantai juga ditumbuhi
pohon kelapa. Ada pula yang ditumbuhi hutan bakau. Pantai juga menjadi tempat
hewan hidup. Misalnya kepiting dan penyu. Penyu menggunakan pantai sebagai
tempat bertelur. Pantai ada yang memiliki panorama indah. Pantai berpanorama
indah dimanfaatkan untuk pariwisata. Pantai seperti ini banyak ditemukan di
Indonesia. Misalnya Pantai Pangandaran, Pantai Pelabuhan Ratu, Pantai Parang
Tritis, Pantai Sanur, dan Pantai Kuta.
B
Lingkungan Buatan
Selain lingkungan alam, ada pula lingkungan buatan. Lingkungan buatan merupakan
lingkungan yang sengaja dibuat manusia. Lingkungan buatan tersebut adalah
bentuk adaptasi manusia terhadap alam. Lingkungan buatan bertujuan untuk
kenyamanan hidup manusia. Manusia modern banyak membuat lingkungan buatan.
Sekarang ini pun, kamu tinggal di lingkungan buatan. Apa sajakah contoh
lingkungan buatan itu? Untuk jelasnya, simak uraian berikut ini!.
1 Perkampungan
Rumah adalah tempat tinggal manusia. Rumah dibangun manusia secara berkelompok.
Rumah yang berkelompok tersebut membentuk perkampungan. Perkampungan ada yang
bersifat tradisional. Ada yang bersifat modern. Perkampungan tradisional
terdapat di pedesaan, pedalaman atau pantai. Bentuk rumah tradisional beragam.
Hal tersebut dipengaruhi budaya masyarakat setempat. Ada yang berupa rumah
panggung, rumah pohon, dan sebagainya. Perkampungan modern sering disebut
perumahan atau komplek. Jenis rumah dan bentuknya pun seragam. Biasanya
terdapat di perkotaan dan tepian kota.
2 Jalan
Jalan merupakan penghubung antartempat. Jalan merupakan sarana transportasi.
Jalan memudahkan perpindahan manusia. Bentuk jalan disesuaikan kebutuhan
manusia. Ada yang dibuat kecil. Misalnya jalan setapak atau jalan gang rumah.
Ada pula yang dibuat besar. Misalnya jalan raya atau jalan tol. Bahan dasar
jalan ada yang berupa tanah padat. Ada jug campuran batu koral, kerikil, dan
aspal. Ada pula yang berupa lapisan beton.
3 Sekolah
Sekolah adalah tempat belajar dan mengajar. Sekolah memiliki lingkungan
tersendiri. Lingkungan sekolah terdiri dari bangunan sekolah. Juga dilengkapi
lapangan olah raga dan taman. Lingkungan sekolah dibuat seasri mungkin. Taman
sekolah ditanami pohon dan bunga. Ada juga yang menanaminya dengan tanaman
obat. Lingkungan sekolah dibuat nyaman. Supaya para pelajar merasa nyaman dan
betah. Letak sekolah biasanya dekat dengan pemukiman warga.
Sekolah berada satu wilayah dengan pemukiman. Termasuk bangunan sekolah adalah
gedung perguruan tinggi. Bangunan sekolah bahan dan bentuknya beragam. Ada yang
dindingnya terbuat dari bambu dan kayu. Ada pula yang terbuat dari bata dan
beton.
4 Taman
Taman adalah lahan terbuka yang sengaja ditanami. Biasanya ditanami pohon dan
tanaman hias. Taman merupakan bentuk lingkungan buatan. Taman sengaja dibuat
seasri dan sealami mungkin. Taman bisa ditemukan di halaman rumah. Ada pula
yang dibuat di sekolah dan pusat kota. Taman memiliki beberapa manfaat.
Misalnya dimanfaatkan untuk penghijauan dan tempat rekreasi. Taman juga
berfungsi sebagai paru-paru kota. Contohnya taman di sekitar Monas di Jakarta,
dan Kebun Raya Bogor di kota Bogor.
5 Kolam
Kolah adalah tempat penampungan air. Sekilas bentuknya menyerupai danau. Kolam
dibuat dengan berbagai tujuan. Misalnya untuk keindahan, perikanan, dan olah
raga. Kolam ada yang dibuat di sekitar rumah. Ada yang digunakan untuk
keindahan. Misalnya kolam taman dan kolam ikan hias. Ada pula berupa kolam
renang di rumah. Kolam ada yang dibuat dekat sawah atau ladang. Biasanya
digunakan untuk beternak ikan. Selain itu, digunakan pula untuk mengembangkan
sayuran. Misalnya mengembangbiakan kangkung. Ada pula kolam khusus. Kolam ini
digunakan untuk kegiatan olah raga air. Misalnya untuk berenang dan latihan
menyelam. Ada juga sebagai tempat pemancingan. Selain itu, ada pula kolam
penampungan air bersih.
Tanah subur seringkali jadi lahan pertanian. Misalnya dijadikan sawah dan
kebun. Sawah merupakan lahan tempat menanam padi. Kebun merupakan lahan tempat
menanam tanaman perkebunan. Sawah ada yang dibuat di lahan yang datar. Adapula
di lereng bukit. Sawah di dataran landai dibuat berpetak petak. Sawah di lereng
bukit dibuat berundak-undak. Kebun ada yang ada di dataran tinggi. Ada pula di
dataran rendah. Tanaman perkebunan misalnya tanaman buah buahan dan
sayur-sayuran. Ada perkebunan yang dibuat secara besar-besaran. Misalnya perkebunan
kelapa sawit, tebu, teh, kopi, dan tembakau.
7 Danau Buatan
Danau ada yang sengaja dibuat. Danau buatan disebut waduk. Danau buatan dibuat
dengan membendung aliran sungai. Contoh waduk misalnya Waduk Saguling,
Jatiluhur, dan Waduk Asahan. Danau buatan digunakan untuk pengairan, pembangkit
listrik, dan perikanan. Ada pula untuk pencegahan banjir. Waduk juga
dimanfaatkan sebagai sumber air bersih.
8 Kawasan Industri
Kawasan industri merupakan daerah perindustrian. Di kawasan tersebut banyak
berdiri pabrik. Kawasan industri merupakan pusat produksi barang. Beberapa
daerah di Indonesia merupakan pusat industri. Misalnya di daerah Karawang dan
Cilegon. Di kedua daerah tersebut banyak terdapat pabrik.
Pabrik di kawasan industri membentuk sebuah lingkungan. Lingkungan tersebut
disebut lingkungan pabrik. Kawasan industri dibuat jauh dari lingkungan
pemukiman. Supaya masyarakat tidak terkena dampak negatifnya. Misalnya dampak
berupa polusi udara dari pabrik.
G.
KERANGKA BERPIKIR
Penjelasan
yang tertulis pada latar belakang diatas, menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran IPS pada pokok bahasa lingkungan
alam dan buatan, kurangnya interaksi
siswa dengan guru maupun antar siswa, tidak menunjangnya alat peraga yang
digunakan, serta dilihat dari hasil tes formatif menunjukkan masih banyak siswa
yang hasil belajarnya masih kurang memuaskan. Hal tersebut salah satunya
dikarenakan pembelajaran kurang memanfaatkan metode pembelajaran yang sesuai.
Oleh sebab itu seorang guru harus mampu mensiasati agar proses pembelajaran
dikelas dapat berjalan dengan baik meskipun dilakukan didalam kelas. Salah satu
metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam situasi ini adalah penerapan
metode Cooperatif learning. Dengan metode ini memungkinkan siswa untuk mencapai
tujuan belajarnya. Sehingga diharapkan dapat menumbuhkan pemahaman pada diri
siswa, dan penjelasan guru lebih terarah dan inovatif.
H. HIPOTESIS TINDAKAN
Penerapan
metode Cooperatif learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS pokok bahasan lingkungan alam dan buatan kelas III semester 1 SDN Kaliombo kecamatan
pecangaan Kabupaten Jepara.
Berdasarkan
penjelasan pada latar belakang, kajian teori, dan kerangka berpikir, maka dapat
diajukan hipotesis tindakan yaitu “ Penerapan metode Cooperatif learning juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS Lingkungan
alam dan buatan kelas III SDN Kaliombo kecamatan pecangaan Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2016 “.
BAB
III
METODOLOGI PENELITIAN
A. SUBJEK, TEMPAT, DAN WAKTU PENELITIAN SERTA PIHAK YANG
MEMBANTU
1. Subjek
Penelitian
Target
yang dijadikan sebagai subjek penelitian Penerapan metode Cooperatif learning pada mata pelajaran
IPS Lingkungan alam dan buatan
kelas III SDN Kaliombo kecamatan pecangaan
Kabupaten Jepara
Tahun Pelajaran 2016. Jumlah keseluruhan adalah 19 Siswa terdiri dari 12 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki. Latar belakang siswa
berasal dari keluarga petani dan pedagang, sebagian besar pendidikan wali murid
hanya lulusan SD/Sederajat. Letak perumahan siswa berada di lingkungan
pedesaan. Perjalanan siswa ditempuh dengan jalan kaki dan sebagian bersepeda.
2.
Tempat Penelitian
Tempat
penelitian ini dilaksanakan kelas III
SDN Kaliombo kecamatan pecangaan
Kabupaten Jepara.
3. Waktu
Pelaksanaan
·
Pra Siklus : 16
Mei 2016
·
Siklus I : 19
Mei 2016
·
Siklus II : 22
Mei 2016
B.
PROSEDUR
PENELITIAN
Desain
penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdapat
empat tahap sebagaimana yang dikemukakan Arikunto (2006:16) yaitu perencanaan (Planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (Reflecting). Hasil refleksi dijadikan
dasar untuk menentukan keputusan perbaikan pada siklus berikutnya.
Prosedur penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada
gambar berikut:

Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa maka penulis mencoba melaksanakan penelitian
tindakan kelas. Pada penulisan ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
Siklus
1
1. Identifikasi masalah
Dalam mengidentifikasi
masalah, menganalisis masalah dan merumuskan masalah dengan teman sejawat atau
senior dan pembimbing untuk mengungkap dan menjelaskan permasalahan yang
penulis hadapi untuk mencari jalan pemecahan masalah yang tepat, sampai
diperoleh hasil yang dianggap memuaskan.
2. Perencanaan
a. Menentukan
standar kompetensi dan kompetensi dasar
b. Menyiapkan
sumber belajar yang mendukung
c. Membuat
rencana perbaikan pembelajaran siklus 1
d. Menyusun
rencana perbaikan pembelajaran siklus 1 dengan menerapkan metode pembelajaran Cooperatif learning, memberikan Tanya
jawab secara lisan, memberikan tugas kelompok, dan tes akhir pembelajaran di
akhir pembelajaran.
3. Pelaksanaan
Pada
siklus 1 ini tindakan – tindakan yang dilakukan sebagaimana telah disusun dalam
rencana perbaikan pembelajaran (RPP) yang dapat diuraikan sebagai berikut :
Alokasi Waktu : ... x 1 jam pelajaran
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah
selesai mempelajari materi ini, diharapkan siswa mampu:
1. Menguraikan
pengertian lingkungan alam lingkungan buatan.
2. Memberikan
contoh lingkungan alam lingkungan buatan.
3. Mendeskripsikan
lingkungan alam di sekitar rumah.
4. Mendeskripsikan
lingkungan alam dan lingkungan buatan di sekitar sekolah.
B. Materi
Pembelajaran
Mengenal
lingkungan alam dan buatan.
Lngkungan
alam dan buatan di sekitar rumah.
Ligkungan
alam dan buatan di sekitar sekolah.
C. Metode Pembelajaran
Cooperatif
learning
Belajar
bersama
(Menyesuaikan dengan situasi
KBM)
D. Langkah-Langkah Kegiatan
Mengenal
Lingkungan Alam dan Buatan
I. Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru
memberi pre-test yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
2. Guru
memberi pengantar tentang materi yang akan dibahas.
II. Kegiatan
Inti
1. Menggali
informasi melalui kajian pustaka mengenai pengertian lingkungan alam dan
lingkungan buatan.
2. Guru
dan siswa tanya jawab tentang pengertian lingkungan alam dan lingkungan buatan.
3. Guru
menjelaskan macam-macam lingkungan alam dan memberikan contohnya kepada siswa.
4. Guru
memberikan ringkasan materi.
5. Siswa
diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang sudah dipelajari.
6. Guru
memberikan tes lisan kepada siswa.
III. Kegiatan
Penutup
1. Guru
bersama siswa membuat kesimpulan hasil belajar.
2. Guru
memberi pre-test untuk mengetahui daya serap materi.
3. Guru
memberi tugas kelompok dan tugas rumah berupa pengerjaan LKS.
Lingkungan
Alam dan Buatan di Sekitar Rumah
I. Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru
memberi pre-test yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
2. Guru
memberi pengantar tentang materi yang akan dibahas.
II. Kegiatan
Inti
1. Menggali
informasi melalui kajian pustaka mengenai lingkungan alam dan lingkungan buatan
di sekitar rumah.
2. Guru
dan siswa tanya jawab tentang lingkungan alam dan lingkungan buatan sekitar rumah.
3. Guru
memberikan ringkasan materi.
4. Siswa
diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang sudah dipelajari.
5. Guru
memberikan tes lisan kepada siswa.
III. Kegiatan
Penutup
1. Guru
bersama siswa membuat kesimpulan hasil belajar.
2. Guru
memberi pre-test untuk mengetahui daya serap materi.
3. Guru
memberi tugas rumah berupa pengerjaan LKS.
4.
Observasi
Menyusun lembar observasi sebagai
panduan pengamatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
5. Refleksi
a.
Masih ada sebagian
siswa yang sulit untuk dikendaliakn dalam proses pembelajaran berlangsung
b.
Sebagian siswa kurang
aktif dalam penugasan kelompok
c.
Pembagian kelompok yang
kurang efektif bagi siswa
Siklus
2
1.
Perencanaan
a. Perencanaan
pada Siklus 2 didasarkan pada Siklus 1
b. Menyusun
rencana perbaikan pembelajaran yang menitik beratkan pada bimbingan pada siswa
yang mengalami kesulitan, soal – soal tes akhir pembelajaran, dan tugas kelompok
yang dibuat.
2.
Pelaksanaan
Setelah
selesai mempelajari materi ini, diharapkan siswa mampu:
1. Menguraikan
pengertian lingkungan alam lingkungan buatan.
2. Memberikan
contoh lingkungan alam lingkungan buatan.
3. Mendeskripsikan
lingkungan alam di sekitar rumah.
4. Mendeskripsikan
lingkungan alam dan lingkungan buatan di sekitar sekolah.
B. Materi
Pembelajaran
Mengenal
lingkungan alam dan buatan.
Lngkungan
alam dan buatan di sekitar rumah.
Ligkungan
alam dan buatan di sekitar sekolah.
C. Metode Pembelajaran
Cooperatif
learning
Belajar
bersama
(Menyesuaikan dengan situasi KBM)
D. Langkah-Langkah Kegiatan
Mengenal
Lingkungan Alam dan Buatan
I. Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru
memberi pre-test yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
2. Guru
memberi pengantar tentang materi yang akan dibahas.
II. Kegiatan
Inti
1. Menggali
informasi melalui kajian pustaka mengenai pengertian lingkungan alam dan
lingkungan buatan.
2. Guru
dan siswa tanya jawab tentang pengertian lingkungan alam dan lingkungan buatan.
3. Guru
menjelaskan macam-macam lingkungan alam dan memberikan contohnya kepada siswa.
4. Guru
memberikan ringkasan materi.
5. Siswa
diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang sudah dipelajari.
6. Guru
memberikan tes lisan kepada siswa.
III. Kegiatan
Penutup
1. Guru
bersama siswa membuat kesimpulan hasil belajar.
2. Guru
memberi pre-test untuk mengetahui daya serap materi.
3. Guru
memberi tugas kelompok dan tugas rumah berupa pengerjaan LKS.
3. Observasi
Menyusun lembar observasi sebagai
panduan bagi pengamat dalam melakukan pengamatan dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran.
4. Refleksi
Setelah melaksanakan
Siklus 2 diperolaeh refleksi sebagai berikut :
a. Dengan
memberikan bimbingan secara mandiri ataupun kelompok pada siswa yang mengalami
kesulitan, siswa menjadi lebih mudah untuk memahami materi pembelajaran secara
menyeluruh
b. Dengan
memberikan tes kelompok yang dibuat, siswa menjadi antusias dan sangat aktif
siswa berlomba – lomba untuk menjadi pemenang
c. Berdasarkan
masukan dari penilai 1 secara umum proses pembelajaran telah terlaksana dengan
baik dan hasil tes yang dicapai siswa menagalami peningkatan yang signifikan (
berhasil )
C.
TEKNIK
ANALISIS DATA
Untuk
mengetahui apakah pembelajaran seorang guru berhasil atau tidak perlu diadakan
analisis data, pada penelitian ini menggunakan teknis analisis deskriptif
kuantitatif merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui suatu
fenomena, menjabarkan temuan – temuan dan memaparkan situasi secara langsung di
lapangan. Penelitian deduktif kualitatif juga dapat diartikan suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan fakta – fakta sesuai dengan data yang
diperoleh denga tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa, untuk memperoleh
respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Data yang terkumpul dalam
penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
menggunakan analisis kategorial dan fungsional melalui analisis interaktif.
Model analisis interaktif termasuk analisis yang dilakukan melalui beberapa
komponen analisis, yaitu reduksi data, penyandian dan verifikasi dilakukan
secara simultan. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif untuk memberikan
gambaran secara terperinci tentang hasil suatu penelitian yang dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
-
http://www.gudangteori.xyz/2016/01/karakteristik-pembelajaran-kooperatif.html (Di akses pada 22 mei 2016)
-
http://zian18.blogspot.co.id/2013/04/materi-ips-kelas-3-sd-lingkungan-alam.html(Di akses pada 22 mei 2016)
-
http://www.kompasiana.com/yus_mini/karakteristik-pembelajaran-kooperatif_552e2a5e6ea8349c128b456b (Di Akses pada 23 mei 2016)
-
Wardani, IGAK dan
Wihardit Kuswaya, 2013, Penelitian Tindakan Kelas, Tangerang Selatan.
-
http://directactioneverywhere.com
Komentar
Posting Komentar