PSIKOLOGI KELAS JEPARA
SEMESTER II


Kelompok:
1
Kelompok:
2
Kelompok:
3
Kelompok:
4
Kelompok:
5
Kelompok:
6



FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN /PGSD
UNIVERSITAS
DARUL ULUM ISLAMIC CENTER SUDIRMAN GUPPI (UNDARIS)
UNGARAN
2015
Kelompok
1-6
Kelompok 1
Psikologi
secara umum diartikan sebagai ilmu jiwa atau ilmu tentang jiwa.Pemaknaan
psikologi mendapatkan perbedaan dari para ahli.Hal ini di sebabkan karena
perbedaan latar belakang masing-masing pakar.Bahwa jiwa seseorang tidak bisa di
ukur maupun di pelajari karena bersifat abstrak, melainkan yang bisa di
pelajari adalah tingkah laku manusia.
Dengan
demikian Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang membahas dan mempelajari secara
ilmiah segala aktivitas kejiwaan manusia dalam hubungannya dengan alam sekitar
dan proses adaptasi terhadapnya.
Berikut ini 5 (lima) unsur dalam
psikologi
1. Ilmu
pengetauan
Kumpulan
pengetahuan tentang hal yang tersusun dan merupakan suatu kesatuan yang
sistematis karena itu Psikologis merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri
sendiri. Sifat-sifat ilmu pengetahuan menurut Dain Indrakususma (1975: 6),
antara lain:
a. Suatu
ilmu pengetahuan harus mempunyai objek tertentu
b. Suatu
ilmu pengetahuan harus menggunakan metode-metode tertentu yang sesuai
c. Suatu
ilmu pengetahuan harus menggunakan sistematika tertentu
2. Mempelajari
secara ilmiah
Mengadakan
pembahasan dan penyelidikan untuk suatu ilmu pengetahuan itu harus menggunakan
cara-cara atau metode-metode ilmiah, yaitu metode-metode yang biasa di gunakan
untuk pendekatan atau penyelidikan ilmu pengetahuan modern. Suatu pengetahuan
dapat di sebut juga ilmu apabila ia dapat menunjukkan kebanaran (objektivitas),
meskipun kebenaran (truth) itu
sendiri tidak mutlak atau tidak absolute. Kebenaran itu dapat di
pertanggungjawabkan, dapat dikontrol, dan dapat dibuktikan secara ilmiah.
3. Aktivitas-aktivitas
kejiwaan
Merupakan
gejala-gejala jiwa yang dinyatakan dengan sikap jasmani tingkah laku atau
perbuatan. Dengan kata lain, segala gerak gerik manusia yang berhubungan dengan
aktivitas kehidupan sehari-hari, misal bekerja, bermain, berfikir, mengingat,
memperhatikan dan sebagainya.
4. Manusia
Merupakan
manusia yang berjiwa normal dan beradap pada umumnya.Dalam hal ini, di samping
sebagai objek manusia juga sebagai subjek yang membutuhkan ilmu pengetahuan ini
dalam berbagai lapangan kehidupan.
5. Alam
sekitar
Merupakan
segala yang mengelilingi manusia dalam hidupnya.Karena manusia adalah makhluk
emosional dan juga makhluk rasional, maka manusia ingin mengetahui dan
mempunyai komprehensi pada seluruh lingkungan sosial dengan logika dan kekuatan
berpikirnya.Contohnya, manusia di beri bekal Karunia oleh Allah SWT dapat
mengendalikan atau memanfaatkan dunia ini dengan segala isinya demi
kemaslahatan hidupnya sesuai dengan kodrat fungsinya sebagai kholifah fil-ardh.
B. HUBUNGAN
PSIKOLOGI DENGAN ILMU PENGETAHUAN LAIN
1. Hubungan Psikologi dengan filsafat
Pada awalnya ilmu psikologi adalah
bagian dari ilmu filsafat , tetapi kemudian memisahkan diri dan berdiri sendiri
sebagai ilmu yg mandiri . Meskipun psikologi memisahkan diri dari filsafat ,
namau psikologi masih tetap mempunyai hubungan dengan filsafat , karena kedua
ilmu ini memiliki ilmu obyek yang sama yaitu manusia sebagai makhluk hidup .
Namun berbeda dalam pengkajiannya .
Dalam ilmu psikologi , yang
dipelajari dari manusia adalah mengenai jiwa / mental , tetapi tidak dipelajari
scr langsung karena bersifat abstrak dan membatasi pd manifestasi dan ekspresi
dari jiwa / mental tsb , yakni berupa tingkah laku dan proses kegiatannya.
Sedangkan dalam ilmu filsafat yang dibicarakan adl mengenai hakikat dan kodrat
manusia serta tujuan hidup manusia, Sehingga ilmu psikologi dan filsafat
terdapat suatu hubungan yang timbal balik dan saling melengkapi antara
keduanya.
2. Hubungan Psikologi dengan Biologi
Biologi sebagai ilmu yang mempelajari tntang
kehidupan, semua benda yang hidup menjadi obyek biologi, dan cukup banyak
ilmu-ilmu yang tergabung didalamnya.Baik psikologi dan biologi sama-sama
membicarakan manusia.Sekalipun masing-masing ilmu tersebut meninjau dari sudut
yang berlainan, namun dati segi-segi tertentu kedua ilmu itu ada titik-titik
pertemuan.Biologi maupun psikologi mempelajari perihal proses-proses kejiwaan.
Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa
disamping adanya hal yang sama-sama dipelajari oleh kedua ilmi tersebut,
misalnya soal keturunan. Ditinjau dari segi biologi adalah hal yang berhubungan
dengan aspek-aspek kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi
lain. Soal keturunan juga dibahas oleh psikologi, misalnya tentang sifat,
intelegensi, dan bakat.Karena itu kurang sempurna kalau kita mempelajari
psikologi tanpa mempelajari biologi.
3.Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu pegetahuan alam mempunyai pengaruh yang
besar terhadap perkembangan psikologi.Dengan memisahkan diri dari filsafat,
ilmu pengetahuan alam mengalami kemajuan yang cukup cepat, hingga ilmu
pengetahuan alam menjadi contoh bagi perkembangan ilmu-ilmu lain, termasuk
psikologi, khususnya metode ilmu pengetahuan mempengaruhi perkembangan metode
dalam psikologi. Karenanya sebagian ahli berpendapat, kalau psikologi ingin
mendapatkan kemajuan haruslah mengikuti cara kerja yang ditempuh oleh ilmu
pengetahuan alam. Psikologi merupakan ilmu yang berdiri sendiri terlepas dari
filsafat, walaupun pada akhirnya, metode ilmu pengetahuan alam tidak seluruhnya
digunakan dalam lapangan psikologi.Oleh karena perbedaan dalam obyeknya.Sebab
ilmu pengetahuan alam berobyekkan pada benda-benda mati.Sedangkan psikologi
berobyekan pada manusia hidup, sebagai makhluk yang dinamik, berkebudayaan,
tumbuh, berkembang dan dapat berubah setiap saat.
Sebagaimana diungkapkan diatas bahwa psikologi
menyelidiki dan mempelajari manusia sebagai makhluk dinamis yang bersifat
kompleks, maka psikologi harus bekerja sama dengan ilmu-ilmu lain. Tapi
sebaliknya, setiap cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia akan
kurang sempurna apabila tidak mengambil pelajaran dari psikologi. Dengan demikian
akan terjadi hubungan timbal balik.
4. Hubungan Psikologi dengan Sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan manusia, mempelajari manusia dalam hidup bermasyarakat.Obyek
dari sosiologi adalah adalah manusia.Sehingga antara psikologi dengan sosiologi
sangat berhubungan.Dan tidak mengherankan jika suatu waktu ada titik pertemuan
dalam meninjau manusia, misalnya soal tingkah laku.Tinjauan sosiologi yang
penting adalah hidup bermasyarakat.Sedangkan tinjauan psikologi adalah tingkah
laku sebagai manifestasi hidup kejiwaan yang didorong oleh motif tertentu yang
membat manusia bertingkah laku/berbuat.Psikologi dengan sosiologi
mempunyaianalisis kemasyarakatan yakni menggunakan faktor-faktor secara luas
untuk menjelaskan perilaku sosial.Salah satu contohnya dalam hal pergaulan
hidup yang terdiri dari beberapa golongan seperti suku bangsa, keluarga,
perhimpunan, kelas, dll.
Sementara bidang studi lain dari psikologi yang
tertarik pada keunikan dari perilaku individu adalah psikologi kepribadian.
Pendekatan psikologi kepribadian adalah membandingkan masing-masing
orang.Sementara pendekatan psikologi dengan sosiologi adalah
mengidentifikasikan respon dari sebagian besar orang dalam suatu situasi dan
meneliti bagaimana situasi itu mempengaruhi respon tersebut.
Psikologi dengan sosiologi lebih berpusat pada
usaha memahami bagaimana seseorang bereaksi terhadap situasi sosial yang
terjadi.Dan mempelajari perasaan subyektif yang biasa muncul dalam situasi
sosial tertentu, dan bagaimana perasaan itu mempengaruhi perilaku seseorang.
Sebagai contoh, salah satu prinsip dasar psikologi dengan sosiologi adalah
bahwa situasi frustasi akan membuat orang marah, yang kemungkinan besar
timbulnya mereka melakukan perilaku agresi, yang merupakan penjelasan alternative
mengenai sebab timbulnya kejahatan. Dan kita semua menyadari bahwa tingkah laku
manusia tidak dapat terlepas dari keadaan sekitar, sehingga tidaklah sempurna
jika meninjau manusia berdiri sendiri dan terlepas dari masyarakat yang
melatarbelakanginya.
5. Hubungan Psikologi dengan Paedagodiek
Kedua ilmu ini hampir tidak dapat dipisahkan
satu sama lain, oleh katena mempunyai hubungan timbal balik . Paedogiek sebagai
ilmu ilmu yang bertujuan untuk memberikan bimbingan hidup manusia sejak dari
lahir sampai mati tidak akn sukses, bilamana tidak dapat mendasarkan diri kpd
psikologi, yang tugasnya memang memang menunjukkan perkembangan hidup manusia
sepanjang masa, bahkan ciri dan wataknya serta kepribadiannya pun ditunjjukkan
oleh psikologi.
6. Hubungan Psikologi dengan Agama
Psikologi dengan agama merupakan dua hal yang
berhubungan erat.Mengingat agama sendiri diturunkan kepada umat manusia dengan
dasar-dasar yang disesuaikan oleh kondisi psikologi dan situasi psikologi.
Tanpa dasar, agama akan sulit diterima oleh manusia. Karena didalam agama
mengajarkan tentang bagaimana agar manusia tanpa paksaan bersedia menjadi
seorang hamba yang patuh dan taat pada ajaran agama.
Dalam agama, penuh dengan unsur-unsur
paedagogis yang merupakan essensi pokok dari tujuan agama yang diturunkan oleh
tuhan kepada manusia.Unsur paedagogis dalam agama tidak mempengaruhi manusia
kecuali bila disampaikan sesuai petunjuk psikologis.
Setiap orang dapat menghayati perasaan
keagamaan dirinya dan dapat meneliti keberagaman orang lain. Makna agama dalam
psikologis pasti berbeda-beda pada tiap orang.Bagi sebagian orang, agama adalah
ritual ibadah, seperti sholat dan puasa. Bagi agama lain adalah pengabdian
kepada sesama makhluk atau pengorbanan untuk suatu keyakinan.
Hubungan psikologi dengan agama mempelajari
psikis manusia dalam hubungannya dengan manifestasi keagamaan, yaitu kesadaran
agama dan pengalaman agama.Kesadaran agama hadir dalam pikiran dan dapat dikaji
dengan intropeksi.Pengalaman agama sendiri merupakan perasaan yang hadir dalam
keyakinan sebagai buah dari amal keagamaan semisal melazimkan dzikir. Jadi
obyek studinya dapat berupa gejala-gejala psikis manusia yang berkaitan dengan
tingkah laku keagamaan dan proses hubungan antara psikis manusia dengan tingkah
laku keagamaan.
Antara psikologi dengan agama tidak bermaksud
untuk melakukan penelitian/kritik terhadap ajaran agama tertentu, tapi semata
untuk memahami dan melukiskan tingkah laku keagamaan sebagai ekspresi dalam
alam pikiran, perasaan, dan sebagainya akibat adanya keyakinan agama
tertentu.Contoh bahwa psikologi dengan agama mempunyai hubungan erat dalam
memberikan bimbingan manusia adalah jika manusia melanggar norma-norma agama
dipandang dosa.Perasaan berdosa inilah yang mengakibatkan perasaan nestapa
dalam dirinya meskipun tidak diberikan hukuman lahiriyah.Psikologi memandang
bahwa orang yang berdosa telah menghukum dirinya sendiri karena berbuat pelanggaran.Jiwa
mereka tertekan dan dihantui perasaan besalah. Dan bila yang bersangkutan tidak
dapat mensublimasikan perasaannya, akan mengakibatkan semacam penyakit jiwa
yang merugikan dirinya sendiri.
Dalam hal demikian itulah penuduk agama sangat diperlukan
untuk memberikan jalan sublimatif serta katharisasi mengingat hubungan antara
keduanya.
1. Hubungan psikologi dengan filsafat :
sama – sama membicarakan soal hakikat kodrat manusia, ujuan hidup manusia dan
menyagkut maluhur serta tujuan dari ilmu pengetahuan.
2. Hubungan psikologi dengan IPA :
bahwa metode kedua disiplin ilmu ilmu tersebut memiliki ilmu keterdukungan dari
segala hal , walaupun berbeda obyek .
3. Hubungan psikologi dg biologi : sama
– sama memberikan manusia . Dan keduanya bisa dijelaskan pada salah satu sisi
.Misalnya : soal keturunan, dsb.
4. Hubungan psikologi dengan sosiologi
: bahwa psikologi mempelajari tentang tingkah laku manusia dalam situasi –
situasi sosial yang mana ini juga dipelajari sosiologi . kejiwaan manusia .
5. Hub. Psikologi dengan paedagogiek :
ternyata psikologi dapat menunjukkan perkembangan kepribadian seseorang yang
menjadi dasar bimbingan ilmu paedagogiek .
6.
Hub . Psikologi dengan agama : agama telah bahwa dosa adalah
suatu karena melanggar norma – norma dan hukum – hukum yang ada dan ini dapat
mengganggu psikis seseorang .....
C. FUNGSI
PSIKOLOGI DALAM DUNIA PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
Bagi
pendidik, pengetahuan tentang psikologi yang dimiliki akan membantu dalam
menghadapi anak didiknya. Hal ini disebabkan pada diri anak didik ada keaktifan
jiwa yang dapat di perhalus atau di perkuat melalui pendidikan atau
latihan-latihan yang sistematis dan continue.
Misalnya
dengan memberikan alat-alat bermain bagi anak-anak yang belum masuk sekolah,
berarti kita telah memberikan kesempatan bagi pertumbuhan jiwa anak seperti
ingatan, fantasi, berpikir dan sebagainya.Hal semacam ini merupakan upaya untuk
membntu pertumbuhan suatu fungsi dalam perkembangan jiwa anak.
Disamping
itu, dari psikologi pulalah kita dapat mengetahui bahwa pendidikan yang
merupakan applied dari psikologi
tidak boleh menonjolkan salah satu fungsi saja dari kejiwaan anak tersebut.
Misalnya, kalau yang ditonjolkan fungsi piker saja akan cenderung
keintelektualistis, kalau yang di tonjolkan fungsi rasanya saja maka akan cenderung
ke emosionalistis, dan kalau yang di tonjolkan fungsi kemauan saja akan
cenderung ke voluntaristis. Oleh karena itu kita harus mampu berupaya
mengintregasikan dan mengharmonikan fungsi-fungsi kejiwaan anak tersebut dalam
proses pembentukan kejiwaan (pendidikan) anak.
Peran
psikologi bagi pengajar sangat penting karena psikologi merupakan membimbing
yang terbesar bagi guru dalam melakukan tugasnya mengajar didalam kelas.
Lebih-lebih yang dihadapi manusia yang dinamis dan hidup, untuk seni tersendiri
(the art teaching) untuk mengajarnya.
Dalam
mengajar diperlukan cara mengajar yang sistematis dan metodis dengan gaya
mengajar yang baik atau menarik dan pribadi guru yang baik pula. Yang di maksud
guru yang baik di sini adalah seorang yang tidak hanya berpikir agar murid itu
mengerti, tapi juga seorang guru yang mau mengerti cara anak berpikir.
D. SISTEMATIKA
PEMBAGIAN PSIKOLOGI
Ditinjau dari sudut cara mengadakan penyelidikan,
psikologi terbagi menjadi dua bagian:
1. Psikologi Filsafat,
Yaitu
psikologi yang mempelajari kejiwaan manusia berdasarkan pemikiran dan
perenungan saja.Missal, mempelajari hakikat jiwa, asal, tujuan dan sebagainya.
Namun, karena pengetahuan ini tidak dapat dijangkau oleh indra kita maka
disebut juga psikologi metafisika. Dan karena penyelidikannya bersifat
spekkulatif, maka disebut dengan psikologi spekulatif.
2. Psikologi
Empiris
Yaitu
psikologi yang mempelajari peristiwa-peristiwa jiwa berdasarkan
eksperimen-eksperimen.Namun, objek psikologi adalah tingkah laku manusia yang
dapat diligat oleh indra kita, maka ia disebut juga dengan psikologi nyata
(empiris).
Sementara,
ditinjau dari segi objek atau sasarannya,psikologi terbagi menjadi 2 (dua)
macam.
1. Psikologi
umum yaitu ilmu yang mempelajari gejala-gejala manusia dewasa,normal,dan
beradap.jadi,lapangan penyelidikannya hanya dibatasi pada manusia dewasa,
beradap, dan tidak mempunyai penyakit jiwa.dan yang dibicarakan dalam psikologi
umum ini hanya sifat-sifat umum saja, seperti perasaan, kemauan, pikiran,
intelegensi, dan sebagainya.
2. Psikologi
khusus yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala dengan lebih
mengutamakan sifat-sifat yang berbeda untuk suatu aspek.adapun yang termasukkategori
psikologi khusus antara lain ;
a. Psikologi
perkembangan, yaitu yang mempelajari perkembangan jiwa manusia sejak lahir
sampai usia lanjut,termasuk diantaranya psikologi anak, psikologi pemuda, dan
psikologi orang dewasa.
b. Psikologi
Sosial, yaitu yang mempelajari tingkah laku atau aktifitas manusia dalam
hubungannya dengan situasi-situasi sosial,misalnya cara bergaul,berprganisasi
dan sebagainya.
c. Psikologi
Pendidikan yaitu yang menguraikan kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya
dengan situasi pendidikan, misalnyabagaimana cara belajar dan bagaimana cara
menarik perhatian agar pelajaran dengan mudah diterima oleh murid dan
sebagainya.
d. Psikologi
Diferensial yaitu yang mempelajari perbedaan-perbedaan antara individu yang
satu dengan yang lainnya, misalnya dalam segi intelegensi, bakat, dan
sebagainya.
e. Psikologi
criminal, yaitu yang mempelajari masalah masalah yang berhubungan dengan
kejahatan, misalnya pencurian, perampokan, penodongan, dan sebagainya.
f. Psikologi
kepribadian, yaitu yang mempelajari keadaan atau struktur kepribadian manusia
dan tipe tipe kepribadian manusia.
g. Psikologi
abnormal, yaitu yang mempelajari keadaan manusia yang tidak normal dan
menderita penyakit jiwa.psikologi semacam ini kadang kadang di sebut
sikopatologi.
h. Parapsikologi,
yaitu mempelajari kejiwaan seseorang melalui kontak kejiwaan tanpa indra perasa
( gaib ).
i.
Psikoteknik, yaitu suatu ilmu yang
bertugas untuk menentukan dan menempatkan seseorang ( karyawan ) pada tugas
tugas yang sesuai dengan kecakapan, bakat, atau kemampuannya yang lainnya.
j.
Psikologi medis, yaitu suatu ilmu yang
memberikan petunjuk kepada dokter agar dapat menyelami jiwa dari pasien yang di
obatinya. Dengan memiliki ilmu ini, para dokter dimungkinkan lebih dapat
mengetahui sebab yang sebenarnya dari penyakit yang di derita seseorang,
sekaligus memudahkan dalam pengobatannya.
k. Psikologi
pastoral, yaitu ilmu yang mempelajari ( baca: memberikan ) petunjuk kepada para
pemimpin agama dalam membimbing umat kearah jalan yang benar dalam kehidupan
beragama.
Ditinjau
dari segi penerapan atau kegunaannya, baik psikologi umum maupun khusus dapat
di bagi menjadi dua bagian:
1. Psikologi
teoritis, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan untuk
ilmu pengetahuan saja, belum di kaitkan dengan praktik dalam kehidupan manusia
sehari-hari.
2. Psikologi
praktis, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas kejiwaan manusia
untuk di gunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Yang tergolong dalam
psikologi praktis ini antara lain, psikologi pendidikan, psikologi diferensial,
psikologi criminal, dan psikologi medis.
Kelompok 2
METODE-METODE
PENYELIDIKAN DALAM PSIKOLOGI
Berdasarkan pembagian psikologi cara pendekatan
(system of approach) dapat dilakukan secara filosofis maupun secara empiris.
A. Metode
Filosofis
Metode
yang bersifat filosofis dibagi menjadi 3 :
1. Metode
Intuitif
Metode ini dilakukan
dengan penyelidikan atau dengan tidak sengaja seperti hanya dalam pergaulan
sehari-hari.
2. Metode
Kontemplatif
Metode ini dilaksanakan
dengan cara merenungkan (kontemplasi) terhadap obyek yang diselidiki.
3. Metode
yang bersifat filosofis religius
Metode ini dilakukan
dengan mempergunakan materi-materi agama sebagai alat untuk menyelidiki pribadi
manusia .
B. Metode
Empiris
Metode
yang bersifat empiris dibagi menjadi 4 :
1. Metode
observasi
Sutrisno Hadi
mengartikan observasi sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang
diselidiki dengan sistematis. Peneliti dapat melakukan introspeksi, eksperimen
dan ekstropeksi.
a. Introspeksi
Metode introspeksi
ialah suatu cara menyelidiki keadaan atau peristiwa jiwa yang sedang terjadi
dalam dirinya sendiri.
b. Ektrospeksi
Metode ektrospeksi
adalah mempelajari dengan sengaja dan teratur gejala-gejala jiwa orang lain dan
mencoba mengambil kesimpulan dengan melihat gejala-gejala jiwa yang ditunjukkan
dari mimik dan pantomimik orang lain.
Ø Ektrospeksi
tidak bisa lepas dari introspeksi, sebab tidak mungkin seseorang akan dapat
menyatakan,mengetahui, ataupun menyimpulkan segala sesuatu yang terjadi pada
diri orang lain kalau dirinya sendiri tidak pernah mengalaminya.
Ø Kelebihan
metode ektrospeksi :
a) Lebih
memenuhi syarat ilmiah, karena metode ini lebih bersifat obyektif.
b) Dapat
digunakan dalam menyelidiki anak-anak dan orang-orang yang menyimpang keadaan
jiwanya (abnormal).
Ø Kelemahan
metode ektrospeksi :
a) Hanya
dapat menyelidiki gejala-gejala jiwa yang tampak saja.
b) Jika
orang yang diselidiki tahu terkadang ia memberikan kesan yang tidak sesuai
dengan pernyataan yang ada, sehingga kesimpulannya berbeda dengan semestinya.
2. Metode
pengumpulan bahan
Metode ini dilakukan dengan mengolah data-data atau bahan-bahan yang
diperoleh dari kumpulan daftar pertanyaan, bahan-bahan riwayat hidup dan
bahan-bahan lain yang berubungan apa yang sedang diselidiki.
Untuk mendapatkan data
tersebut dapat dilakukan dengan angket, auto biografi dan pengumpulan
benda-benda hasil kerja
a. Metode
Angket
Metode angket adalah
cara penyelidikan kejiwaan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan baik lisan
maupun tertulis, dan dari jawaban itu dapat ditarik kesimpulan tentang
kejiwaannya.
Ø Dari
sudut pelaksanaannya angket dibagi menjadi dua :
1) Angket
langsung
Yaitu bilamana
pertanyaan itu dijawab langsung oleh orang yang diselidiki
2) Angket
tidak langsung
Yaitu bilamana
pertanyaan itu dijawab oleh orang lain.
Ø Dari
segi jenisnya metode angket ada dua
1) Angket
yang dilaksanakan secara lisan dalam ( sistem wawancara ) yang disebut
interview
2) Angket
yang dilakukan secara tertulis yang disebut questionnaire
Ø Dari
segi luasnya
Angket dapat dibagi
menjadi dua
1) Angket
umum yaitu angket yang obyek penyelidikannya mengenai masalah yang umum saja
misalnya pertanyaan tentang orang tua dan sebagainya.
2) Angket
khusus yaitu jika yang diselidiki terbatas pada masalah-masalah yang khusus
saja misalnya masalah agama dan sebagainya.
Ø Kelemahan
metode angket
1) Kadang-
kadang orang yang diselidiki itu tidak mau menjawab pertanyaan-pertanyaan itu
dan kalaupun mau jawab sering kali tidak jujur.
2) Kadang-kadang
pertanyaan yang dibuat terlalu sukar bagi yang menjawab
3) Kadang-kadang
sejumlah angket yang disebarkan kembalinya dalam jumlah yang tidak sesuai
dengan biaya dan tenaga yang di keluarkan.
b. Autobiografi
(Riwayat Hidup)
Metode yang
dipergunakan oleh peneliti dengan jalan mempelajari riwayat hidup seseorang
yang sedang diteliti, baik yang ditulis sendiri (autobiografi) maupun yang
ditulis orang lain (biografi).
c. Pengumpulan
hasil kerja
Metode penyelidikan
dengan jalan mengumpulkan gambar-gambar, karangan-karangan, pekerjaan tangan,
permainan-permainan, termasuk buku harian seseorang dan sebagainya.
3. Metode
Eksperimen
Metode penyelidikan
dengan jalan mengadakan percobaan-percobaan untuk mengetahui kejiwaan
seseorang.
Metode ini biasanya
dilakukan di dalam laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen.
Ø Kelemahan-kelemahan
metode eksperimen (Dakir 1973 : 27) :
a. Eksperimen
biasanya dilaksanakan pada benda mati yang mempunyai hukum-hukum yang tetap,
sedang jiwa adalah sesuatu yang hidup.
b. Tidak
semua gejala kejiwaan dapat diselidiki secara eksperimen.
c. Dalam
laboratorium situasinya tidak wajar.
d. Gejala-gejala
kejiwaan sukar diukur secara eksak.
Ø Kelebihan-kelebihan
metode eksperimen (Hj. Zuhairini 1980 : 36)
a. Dengan
eksperimen ada hal-hal yang dapat diselidiki dengan teliti dan berulang-ulang.
b. Tanpa
menunggu timbulnya suatu peristiwa, orang dapat dengan cepat secara teratur
mengetahui sesuatu peristiwa yang sengaja ditimbulkan.
Selain
itu, yang termasuk dalam metode eksperimen tersebut adalah metode test. Yang
disebut dengan metode test ialah penyelidikan yang dilakukan dengan jalan
mengajukan pertanyaan.
Ø Test
terdiri dari bermacam-macam bentuk.
Misalnya
: test yang menyelidiki perhatian, inteligensi, bakat, minat, fantasi, skill
dan sebagainya.
a. Test
Subyektif
Pertanyaan selalu
dimulai dengan kata-kata jelaskan, mengapa, uraikan, terangkan apa sebabnya dan
sebagainya.
b. Test
Obyektif
Pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan dijawab dengan isian singkat, bahkan ada yang hanya mencari
jawaban betul-salah (true-false test),
pilihan ganda (multiple choise test),
melengkapi (completion test) dan
menjodohkan (matching test).
Ø Suatu
test dikatakan valid apabila test itu hanya mengukur apa yang mesti diukur dan
test dikatakan reliable apabila test itu mempunyai ketepatan dan konsisten
(dapat dipercaya kebenaranya).
4. Metode
Klinis
Metode yang digunakan
untuk menyelidiki orang-orang yang menyimpang keadaan jiwanya (abnormal).
Umumnya metode ini
digunakan di Rumah Sakit Jiwa.
Kelompok 3
SIFAT-SIFAT UMUM AKTIVITAS MANUSIA
A.
PERHATIAN
1. Pengertian
Kata perhatian, tidaklah
selalu digunakan dalam arti yang sama. Beberapa contoh dapat menjelaskan hal
ini :
a. Dia sedang memperhatikan contoh yang
diberikan oleh gurunya.
b. Dengan penuh perhatian dia mengikuti
kuliah yang diberikan oleh dosen yang baru itu.
Kedua contoh di atas itu
mempergunakan kata perhatian. Menurut
para ahli psikologi ada dua macam :
a. Perhatian adalah pemusatan tenaga
psikis tertuju kepada suatu obyek. (lihat Stern, 1950, p. 653, dan Bigot, 1950,
hlm. 163)
b. Perhatian adalah banyak sedikitnya
kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan.
2. Macam-macam Perhatian
Untuk memudahkan
persoalan, maka dalam mengemukakan
perhatian ada beberapa golongan-golongan atau macam-macamnya perhatian
itu adalah sebagai berikut:
a. Atas dasar intensitasnya, yaitu
banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman
batin, dibedakan menjadi:
1) Perhatian intensif, dan
2) Perhatian tidak intensif.
b. Atas dasar cara timbulnya, dibedakan
menjadi:
1) Perhatian spontan (perhatian
tak-sekehendak, perhatian tak disengaja).
2) Perhatian sekehendak (perhatian
disengaja, perhatian refleksif).
c. Atas dasar luasnya obyek yang dikenai
perhatian, perhatian dibedakan menjadi:
1) Perhatian terpencar (ditributif), dan
2) Perhatian terpusat (konsentratif).
3. Hal-hal yang menarik perhatian
Dipandang dari segi
praktis adalah sangat penting untuk mengetahui hal-hal apa yang menarik
perhatian. Dalam mempersoalkan hal ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari segi obyek yang
diperhatikan dan dari segi subyek yang memperhatikan.
a. Di pandang dari segi obyek, dapat
dirumuskan hal yang menarik adalah hal yang keluar dari konteks,sederhananya
adalah hal yang berbeda dari umum akan menyebabkan perhatian. Contoh: jika ada
suatu barisan berseragam putih tetapi ada satu orng yang memakai baju merah
maka si baju merah akan mendapatkan perhatian dari orang lain.
b. Dipandang dari subyek yang memperhatikan
maka dapat di rumuskan bahwa ;
Hal yang menarik
perhatian adalah yang sangat bersangkut paut dengan pribadi si subyek.
Misalnya ;
-
Hal-hal
yang bersangkut paut dengan kebutuhan itu menarik perhatian, iklan tentang
obat-obatan menarik perhatian orang yang butuh membeli obat, iklan tentang
rumah yang akan disewakan menarik perhatian orang yang butuh menyewa rumah,
pengumuman untuk mahasiswa program S2 tidak menarik perhatian mahasiswa S1.
4. Beberapa Kesimpulan Praktis
a. Aktifitas yang disertai dengan
perhatian intensif akan lebih sukses, prestasinya lebih tinggi
b. Perhatian spontan cenderung lebih
lama dan lebih intensif bagi murid-murid
c. Alangkah baiknya kalau tiap-tiap pelajaran
dapat diterima oleh murid-murid dengan perhatian yang cukup intensif dan
perhatian spontan supaya mudah di resap murid-murid
B.
PENGAMATAN
1. Pengertian
Manusia mengenal dunia wadhag atau
dunia reel, baik dirinya sendiri maupun dunia sekitar nya dimana dia ada,
dengan melihatnya, mendengarnya, membaunya, atau mencecapnya.
Aspek pengaturan Dunia pengamatan
ada 4
a. Pengaturan menurut sudut pandangan
ruang. Seperti: kanan kiri,atas bawah dll
b. Pengaturan menurut sudut pandangan
waktu. Seperti: masa lampau, masa sekarang, dll.
c. Pengaturan menurut sudut pandangan
gestalt. Seperti: rumah,orang,meja,gambar dll.
d. Pengaturan menurut sudut pandangan
arti. Seperti: sebuah pabrik,sekolah, dll.
2. Penglihatan
Modaliatas
pengamatan terdiri dari penglihatan, pendengaran,perabaan, pembauan/penciuman
dan pencecapan
Penglihatan digolongkan
menjadi 3 yaitu
a. Melihat bentuk
Yang dimaksud adalah benda/obyek 2
dimensi yang saling bersangkut paut yang tidak bias kita pisahkan satu persatu
dari yang lainnya ,antara lain:
1. hubungan obyek pokok dan latar
belakang
inti dari ini adalah
obyek pokok lebih dominan /mencolok dari pada latar.
2. hukum-hukum gestalt penglihatan
obyek-obyek penglihatan
membentuk menjadi gestalt-gestalt yang berprinsip/berhukum antara lain:
a. hukum keterdekatan
b. hukum ketertutupan
c. hukum kesamaan
3. peranan sikap batin subyek
Mengenai hokum-hukum
gestalt penglihatan itu ternyata, bagaimana kesan kesan yang diterima oleh si
subyek yang melihat itu terutama – kalau tidak boleh dikatakan semata-mata –
ditentukan oleh obyek yang diamati.
4. konstasi bentuk
Kita dapat melihat
sesuatu obyek dari berbagai sudut, sehingga bentuk perspektifnya berlainan
pula. Akan tetapi dengan serta merta kita merasa (tahu, mengerti) bahwa bentuk
bendanya itu tetap dan satu saja.
b. Melihat dalam
Yang
dimaksud dengan melihat dalam di sini ialah melihat objek berdimensi tiga.
Salah satu gejala yang terpenting di sini ialah konstansi besar. Hal yang demikian itu disebabkan oleh :
1) Obyek-obyek yang kita hadapi tidak
kita lihat sebagai fenomen-fenomen yang berdiri sendiri melainkan selalu dalam
hubungan satu sama lain dalam konteks tertentu.
2) Prinsip proposionalitas , yaitu
proporsi atau perbandingan benda-benda itu satu terhadap yang lain serta
terhadap tempatnya adalah sama. Jika
sekitarnya konteks benda itu dihilangkan maka konstansi besar itu juga hilang.
c. Melihat warna
Masalah melihat warna
telah mendapat penelitian secara meluas dan mendalam, terutama dari segi yang
bersifat fisis dan fisiologi. Di dalam tulisan ini hanya dikemukakan nilai
psikologisnya saja.
1) Nilai efektif warna
2) Nilai lambang warna
3. Pendengaran
Pendengaran adalah
modalitas pengamatan yang ke dua. Mendengar adalah menangkap bunyi-bunyi
(suara) dengan indera pendengaran. Bunyi dapat berfungsi dua macam, yaitu :
a) Sebagai tanda (signal)
b) Sebagai lambing
Bunyi atau suara dapat digolongkan menjadi dua cara, yaitu :
a) Berdasarkan keteraturan dapat
dibedakan :
1) Gemerisik
2) Nada
b) Nada dapat dibedakan atas dasar :
1) Tinggi rendahnya, tergantung pada
besar kecilnya frekuensi
2) Intensitasnya, tergantung pada
amplitudonya
3) Timbrenya, tergantung pada kombinasi
macam-macam frekuensi dalam tinggi rendahnya suara.
4. Rabaan
Istilah raba mempunyai
dua arti, yaitu :
a) Meraba, sebagai perbuatan aktif, yang
meliputi indera keseimbangan atau kinestesi
b) Pengalaman raba secara pasif, yang
meliputi beberapa indera, atau kemampuan lain, yaitu :
1) Indera untuk sentuh dan tekanan
2) Indera untuk mengamati panas,
3) Indera untuk mengamati dingin,
4) Indera untuk merasa sakit,
5) Indera untuk vibrasi.
5. Pembauan (penciuman)
Henning (1924) membedakan
adanya enam macam bau utama (bau pokok), yaitu :
1) Bau bunga (blumig)
2) Bau akar (warzig)
3) Bau buah (cruching)
4) Bau getah (harzig)
5) Bau busuk (faulig)
6) Bau sangit (brenzlich)
6. Pencecapan
Indera pencecap hanya
peka terhadap empat macam rasa pokok, yaitu :
1) Manis,
2) Asam,
3) Asin,
4) Pahit.
7. Beberapa Masalah Praktis
a. Kita mengenal dunia riil dengan
pancaindera. Usaha-usaha dalam pendidikan kepada anak didik dapat digolongkan
menjadi dua macam, yaitu :
1) Usaha-usaha preventif
2) Usaha-usaha korektif atau kuratif
b. Para ahli psikologi menggolongkan
manusia dalam menangkap dan meresapkan sesuatu itu. Sesuai modalitas
pengamatan, maka ada lima tipe manusia, yaitu :
1) Tipe visual,
2) Tipe auditif,
3) Tipe taktil,
4) Tipe gustatif,
5) Tipe olfaktoris.
c. Selama sistem sekolah-sekolah serta
pendidikan masih seperti yang kita kenal sekarang ini, maka diantara kelima
modalitas pengamatan yang paling penting peranannya adalah penglihatan dan
pendengaran.
C.
TANGGAPAN DAN VARIASINYA
1. Pengertian Tanggapan
Tanggapan biasanya
didefinisikan sebagai bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan
pengamatan. Dalam hubungan dengan hal ini maka dapat kita kemukakan adanya tiga
tanggapan, yaitu :
1) Tanggapan masa lampau atau tanggapan
ingatan,
2) Tanggapan masa dating atau tanggapan
mengantisipasikan,
3) Tanggapan masa kini atau
tanggapan representatif.
2. Bayangan Pengiring
Adapun deretan tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Pengamatan,
2) Bayangan pengiring,
3) Bayangan eidetik,
4) Tanggapan, dan
5) Pengertian.
Bayangan pengiring
adalah bayangan yang timbul setelah kita melihat sesuatu warna. Bayangan
pengiring itu ada dua macam, yaitu :
1) Bayangan pengiring positif
2) Bayangan pengiring negatif
3. Bayangan Eidetik
Bayangan eidetic adalah
bayangan yang sangat jelas dan hidup, sehingga menyerupai pengamatan. Ada dua
macam tipe, yaitu :
1) Tipe tetanoide atau Type T, dan
2) Tipe basedoide atau Type B.
4. Beberapa Catatan Praktis
Tanggapan memainkan
peranan penting dalam belajarnya atau berkembangnya anak didik. Seharusnya
tanggapan tersebut dikembangkan dan di control sebaik-baiknya. Digolongkan
sesuai dengan indera yang mendasari tanggapan itu; dan berhubungan dengan itu
maka manusia digolongkan ke dalam tipe-tipe :
1) Visual,
2) Auditif,
3) Taktil,
4) Gustatif,
5) Olfaktoris.
D.
FANTASI
1. Pengertian
Fungsi yang memungkinkan
manusia untuk berorientasi dalam alam imajinair, melampaui dunia riil.
2. Klasifikasi
Secara garis besar
fantasi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu :
1) Fantasi tak disadari
Adalah fantasi yang
terjadi dengan tak disengaja, jadi orang melampaui dunia riil dengan tak
disengaja.
2) Fantasi disadari
Adalah fantasi yang
terjadi dengan disengaja, dan ada usaha dari subyek untuk masuk ke dunia
imajinair.
3. Nilai Praktis Fantasi
Dalam kehidupan manusia
sehari-hari, fantasi itu ternyata sangat besar gunanya ; antara lain sebagai
berikut :
a) Fantasi memungkinkan orang untuk
dapat memahami sesama manusia atau hubungan antar manusia untuk pergaulan.
b) Fantasi memungkinkan orang untuk
dapat memahami kebudayaan asing, memahami nilai-nilai kemanusiaan pada umumnya.
c) Fantasi memungkinkan orang untuk
melepaskan diri dari ruang dan waktu, sebagai berikut :
1) Memahami apa yang terjadi di tempat
lain; hal inilah yang memungkinkan orang belajar geografi;
2) Memahami apa yang terjadi di waktu
yang lain; hal inilah yang memungkinkan orang belajar sejarah.
d) Fantasi memungkinkan orang untuk
melepaskan diri dari kesukaran yang dihadapi, melupakan kegagalan di masa
lampau.
e) Fantasi memungkinkan orang untuk
menyelesaikan konflik riil secara imajinair, sehingga mengurangi tegangan
psikis, dan menjaga keseimbangan batin.
f) Faantasi memungkinkan manusia untuk
menciptakan sesuatu yang dikejar, membentuk masa depan yang ideal dan berusaha
merealisasikannya.
4. Beberapa Catatan Praktis
Dari apa yang
dikemukakan itu merupakan keharusan bagi
para pendidik untuk menaruh perhatian besar terhadap masalah fantasi.
a) Mengingat besarnya faedah fantasi itu
bagi kehidupan manusia sehari-hari, maka haruslah fantasi itu dikembangkan.
b) Dalam pada itu harus dijaga, supaya
perkembangan fantasi itu tetap sehat, tetap dalam rangka yang berguna bagi
kehidupan para anak didik kita, baik sebagai individu maupun sebagai
masyarakat.
c) Generasi muda kita harus dididik
untuk menghadapi hidup dengan optimisme.
Kelompok 4
RESUME
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
KELOMPOK 4 :
1. Evi Ruslitasari ( 14.32.0030 )
2. Fera Andriyani ( 14.32.0031 )
3. Intan Wahyu Maulidya Wardani (
14.32.0032 )
4. Panca Rusmaya Nilasari ( 14.32.0039 )
5. Siti Rohana Abdah ( 14.32.0077 )
SIFAT UMUM AKTIVITAS MANUSIA
E. INGATAN
1. Pengertian
Pribadi manusia tidak semata-mata
oleh pengaruh dan proses-proses masa kini tetapi juga masa lampau.
Aspek-aspek dalam berfungsinya ingatan :
a. Mencamkan
yaitu menerima kesan-kesan
b. Menyimpan
kesan-kesan
c. Mereproduksikan
kesan-kesan
Atas dasar kenyataan inilah, maka biasanya didefinisikan sebagai
kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksikan kesan-kesan.
Pensifatan yang diberikan
kepada masing-masing aspek itu.
Ingatan yang baik mempunyai sifat-sifat cepat atau mudah mencamkan, setia,
teguh, luar dalam menyimpan, dan siap atau sedia dalam memproduksikan
kesan-kesan.
Jenis-jenis ingatan :
1) Ingatan
cepat
2) Ingatan
setia
3) Ingatan
teguh
4) Ingatan
luas
5) Ingatan
siap
Ø Fungsi
serta sifat-sifat ingatan
![]() |
|||
![]() |
|||
Menerima cepat Mereproduksikan
siap
![]() |
Menyimpan
Setia – teguh – luas
2. Mencamkan
Dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Mencamkan
yang sekehendak
b. Menc
amkan yang tidak sekehendak
Hasil-hasil yang dapat membantu menghafal / mencamkan adalah
sebagai berikut :
a. Menyuarakan
menambah ancaman. Pencaman bahan akan lebih berhasil apabila orang tidak saja
membaca bahan pembelajaran, tetapi yang menyuarakan dan mengulang-ulangnya.
b. Pembagian
waktu belajar yang tepat menambah ancaman. Belajar secara borongan yaitu
sekaligus banyak dalam waktu yang lama umumnya kurang menguntungkan.
c. Penggunaan
metode yang tepat mempertinggi pencaman.
§ Ada 3
metode :
1) Metode
Keseluruhan / Metode G
2) Metode
Bagian / Metode T
3) Metode
Campuran / Metode V
Disamping ketiga metode diatas ada faktor yang menambah atau
mempertinggi pencaman, yaitu :
1) Mneumotechnik
/ titian ingatan
2) Penggolongan
secara rythmis
3) Penggolongan
kesatuan dalam ruang
4) Penggolongan
menjadi kumpulan-kumpulan yang berarti
3. Mengingat
dan Lupa
Soal mengingat dan lupa biasanya juga ditunjukkan dengan satu
pengertian saja, yaitu retensi. Dengan
dirintis oleh Herman Ebbinghaus, sejumlah ahli-ahli psikologi telah mengadakan
penelitian secara mendalam mengenai masalah ini.
4. Reproduksi
Reproduksi adalah Pengaktifan kembali hal-hal yang telah dicamkan.
Dua macam reproduksi:
·
Mengingat kembali(recall)
·
Mengenal kembali(recognition)
Perbedaan mengingat kembali
dan mengenal kembali ialah :
a. Pada
mengingat kembali tak ada obyek yang dapat dipakai sebagai tumpuan atau
pegangan dalam melakukan reproduksi.
b. Pada
mengenal kembali ada sesuatu yang dapat dipakai
sebagai tumpuan dalam melakukan repoduksi itu sebagai obyek untik
menentukan.
Kiranya mengingat kembali adalah lebih mudah dari pada mengingat
kembali.
5. Asosasi
Asosiasi adalah hubugan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan
yang lainnya dalam jiwa kita.
Hukum-hukum Asosiasi oleh
Aristoteles yang telah disempurnakan oleh para ahli :
a. Hukum
sama serentak
Beberapa tanggapan yang dialami dalam waktu bersamaan cenderung
untuk berasosiasi antara satu dengan yang lainnya.
b. Hukum
berturutan
Beberapa tanggapan yang kita alami berturut-turut, cenderung untuk
berasosiasi antara satu dengan yang lainnya.
c. Hukum
kesamaan atau kesesuaian
Beberapa tanggapan yang berkesesuian cenderung untuk berasosiasi
antara satu dengan yang lainnya.
d. Hukum
belawanan
Tanggapan-tanggapan yang saling berlawanan akan berasosiasi satu
sama lainnya.
e. Hukum
sebab-akibat
Tindakan yang mepunyai hubunan sebab-akibat cenderung untuk
beasosiasi satu sama lainnya.
6. Beberapa
Catatan Praktis.
a) Pada
saat menghafal kondisi-kondisi diatur sedemikian rupa, sehingga dapat dicapai
hasil yang maksimal
b) Meproduksikan
dapat diperlancar dengan memperkaya atau menyempurnakan bahasa.
c) Mengingat
akan peranan interferensi dapatlah di atur waktu-waktu untuk belajar sebaik
mungkin.
d) Individu-individu
brbeda-beda dalam kemamuan mengingat, tetepi tiap orang mampu mengingatnya
dengan pengaturan kondisi yang lebih baik dan penggunaan metoode yang lebih
tepat.
F.
BERFIKIR
1. Pengertian
Menurut para ahli adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan
dimana subyek yang berfikir pasif.
Menurut Plato berfikir adalah berbicara dalam hati.
2. Proses berrfikir
Ada 3 langkah :
a) Pebentukan
pengertian
Pengertian atau pengertian yang logis di bentuk melalui tiga
tingkatan :
1) Menganalisis
cici-ciri sejumlah obyek yang sejenis.
2) Membanding-bandingkan
ciri-ciri tersebut untuk diketemukan ciri-ciri mana yang sampai.
3) Mengabstrasikan.
b) Pembentukan
pendapat
Pembentkan pendapat adalah
melakukan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang
dinyatakan dalam bahas yaitu kalimat. Kalimat terdiri dari subyek yaitu
pengertian yang diterangkan, dan terdiri dari predikat yaitu pengertian yang
menerangkan.
Pendapat dibedakan menjadi 3 macam :
1) Pendapat
afirmatif atau positif
Yaitu pendapat yang mengiyakan, yang secara tegas menyatakan
keadaan sesuatu. Contoh : Si Totok itu pandai,
Si Ani rajin.
2) Pendapat
negative
Pendapat yang menidakkan, yang secara tegas menerangkan tentang
tidak adanya sesuatu sifat yang pada sesuatu hal. Contoh : Si Totk tidak bodoh,
Si Ani tidak rajin.
3) Pendapat
modalitas atau kebarangkalian
Pendapat yang menyatakan kebarangkalian. Contoh : hari ini mungkin
hujan, Si Ali mungkin tidak datang.
c) Penarikan
kesimpulan atau pembentkan keputusan
Keputusan ialah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru
berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada.
Ada 3 macam keputusan :
-
Keputusan induktif
Yaitu keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju
kesatu pendapat umum.
-
Keputusan deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari halyang umum ke hal yang khusus;
jadi berlawan dengan keputusan induktif.
Contoh : semua manusia terkena nasip mati. Si Karto adalah manusia.
-
Keputusan analogis
Yaitu keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau
menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada.
Contoh : Totok anak pandai, naik kelas. (khusus)
3. Psikologi
Fikir
Psikologi
fikir biasanya dianggap dimulai oleh O.Kulpe dengan mazhabnya, yaitu mazhab
Wurzburg, yang kemudian dilaanjutkan oleh mazhab Koln dan mazhab Mannhein.
a.
Intisari
pendapat mazhab Wurzburg
1) Ada isi
kesadaran yang tak berperaga
2) Dalam
proses berfikir aktivitas “Aku” memegang peranan penting
3) Proses
berfikir dikuasai oelh tendens determinasi yang ditimbulkan oleh Denkaufgabe
(hal yang difikirkan)
b.
Intisari
pendapat Mazhab Koln:
1) Hasil
penelitian Frohn mengenai anak yang terbelakangan mental tak melepaskan diri
dari hal yang berperaga dan mereka hanyut dalam “Aliran
tanggap-tanggapan”.Kemajuan anak bisu- tuli terhambat oleh terhambatnya
perkembangan bahasa.
2) Lapisan-lapisan
kesadaran
Atas
penelitian-penelitian Frohn dan kawan-kawan Mazhab Koln menyusun konsepsi yang
terkenal dengan nama teori lapisan-lapisan kesadaran(Theorie der
Bewustseinsschichtungen).
a. Isi
teori tersebut:
Ø Ada 3
lapisan kesadaran:
a) Tanggapan
Individual
Tanggapan
ini terjadi langsung dari pengamat panaindera ;penyandra berperaga.
b) Tanggapan
Bagan(Schematis)
Penyadaran
yang kurang berperaga dan punya sifat-sifat umum
c) Abstrak
Unsur-unsur
berperaga sama sekali tidak ada;yang ada hanyalah mengerti yang tak
berperaga,disini berpikir dengan kategori pengatur
seperti:sebab-akibat,lantaran-tujuan dan sebagainya.
b. Peranan
lapisasn-lapisan kesadaran tersebut
Berfikir abstrak terjadi pada tingkat tertinggi.
Berfikir
adalah proses yang dinamis,jiwa dapat beroperasi pada ketiga tingkatan itu.Bila
menghadapi masalah yang baru misalnya,fikiran di turunkan ke tingkat yang
konkrit untuk 1).mendapatkan penyelesaian 2).membuat verifikasi penyelesaian
itu.
c. Menemukan
cara berfikir
1) Ada
bahan konkrit berperaga secukupnya yaitu berfkir abstrak dan skhematis
2) Perkembangan
tinkatan berfikir belajar .Dalam hal ini penggunaan bahasa adalah penting
sekali.
c. Intisari Pendapat Mazhab Mannheim
Tujuan utama mazhab adalah menyusun teori berfikir yang benar-benar
lepas dari asosiasi.Asosiasi diakui adanya,tetapi tidak sebagai proses yang
pokok daripada berfikir.
Kalau mazhab Wurzburg mempertahankan bahwa proses asosiasi itu
perlu walaupun tak mencukupi (memberi penyelesaian).maka Mazhab Mannheim
menolak asosiasi tersebut sebagai hal yang perlu danpokok dalam proses
berfikir.
Selz (pemimpin mazhab Mannheim) mulai di tempat watt dan Ach
berhenti,ia mengakui adanya Bewusstheit yang di kemukakan oleh Ach yaitu
kesadaraan tanpa tanggapan tentang adanya sesesuatu.Berdasarkan konsepsi
Meinong,Alexius maka pengertian ini dikembangkan menjadi ajaran
tentang”mengetahui tanpa anggapan”
Selz mengemukakan bahwa Suatu bagian yang penting dalam proses
pemecahan berfikir dengan penemuan lantaran(alat penyeleseaian,metode
penyeleseain).Penemuan ini ada 3 macam:
§ Aktualisasi
routine mengenai alat yang dikenal
§ Abstraksi
alat
§ Penggunaan
secara tepat alat-alt yang telah ditetapkan dalam abstraksi.
Selz merumuskan Hasil-hasil penelitian Mazhab Mannheim tentang
proses berfikir:
1) Berfikir
itu berarah tujuan
2) Proses
berfikir mengenai perlengkapan komplek:
·
Suatu bagan kompleks mempunyai tendens untuk
memproduksikan seluruh kompleks.
·
Suatu bagan antisipasi sutu kompleks mempunyai
tendens untuk memproduksikan seluruh kompleks.
·
Determinasi yang diarahkan kepada perlengkapan
suatu kompleks yang telah diantisipasikan.
1) Bagan
antisipasi yaitu metode penyelesain yang berwujud bagan.
2) Berfikir
4. Beberapa catatan
praktis
1) Kita
memberikan bimbingan sebaik-baiknya bagi perkembangan fikir anak.
2) Perkembangan
bahasa yang baik untuk perkembangan fikiran yang baik.
3) Kunci
meningkatkan kecakapan berfikir anak.
4) Pengetahuan
yang siap.
5) Tanggapan
dalam orang berfikir.
Tanggapan mempunyai peranan:
a. Sebagai
bahan ilustrasi untuk memecahkan problem.
b. Sebagai
bahan verifikasi untuk menguji kebenaran sesuatu pemecahan.
6) Penggunaan
diagram,peta bagan,ihtisar membantu dalam berfikir.
G. PERASAAN
1. Pengertian
Gejala psikis yang bersifat subyektif yang berhubungan dengan
gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf.
2. Macam-macam
perasaan
Bigot dengan kawan-kawan
(1950, p.534) telah memberikan ihtisar mengenai macam-macam perasaan itu yang
kiranya sebagai rangka pembicaraan. Adapun
ihtisar tersebut sebagai berikut:


Per. Rendah


Per.
Luhur 2. Perasaan
Kesusilaan
(
rohaniah ) 3. Perasaan
Keindahan
4.
Perasaan Sosial
5.
Perasaan Harga Diri
6.
Perasaan Keagamaan
a.
Perasaan-perasaan jasmani(rendah):
1) Perasaan
Indriah
Perasaan yang berhubungan dengan pancaindera.
Contoh: sedap, manis,asin,pahit dsb.
2) Perasaan
vital
Perasaan yang berhubungan dengan keadaan jasmani.
Contoh: letih, sehat, lemah, tak berdaya, dsb.
b.
Perasaan-perasaan rohaniah:
1) Perasaan
intelektual
Perasaan yang bersangkutan dengan kesanggupan intelek (fikiran)
dalam menyelesaikan problem-probel yang dihadapi.
2) Perasaan
kesusilaan
Perasaan kesusilaan atau disebut juga dengan perasaan etis: perasaan
tentang baik-buruk yang bersifat individual.
3) Perassaan
keindahan
Perasaan yang timbul karena
seseorang menghayati sesuatu yang indah atau tidak indah.
4) Perasaan
social
Perasaan yang mengikat individu dengan sesama manusia,perasaan untuk hidup bermasyarakat
dengan manusia untuk begaul,tolong menolong,rasa setia kawan.
5) Perasaan
harga diri
Ada 2 :
·
Perasaan harga diri
positif(puas,senang,gembira,mendapatkan pujian dsb).
·
Perasaan harga diri negative (kecewa, tak
senang, tak berdaya dsb).
6) Perasaan
keagamaan
Perasaan yang bersangkut paut dengan kepercayaan seseorang tentang
adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Kelompok 5
MOTIVASI BELAJAR
Motivasi belajar yakni
sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam
bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu . menurut Mc. Donald
bahwa , motivasi adalah suatu perubahan energy didalam pribadi seseorang yang
di tandai dengan timbulnya efektif ( perasaan )dan reaksi untuk mencapai tujuan
.
Motivasi ada 2 jenis , yaitu
1.
Motivasi
Intrinsik
Adalah
motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari
luar , karena dari setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu .
motivasi dikatakan instrinsik bila tujuannya intern dengan situasi belajar dan
bertemu kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai –nilai yang
terkandung dalam pembelajaran itu . seseoarang yang mempunyai motivasi
instrinsik selalu ingin maju dalam belajar . keinginan itu di latar belakangi
oleh pemikiran yang positif , bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari
sekarang akan dibutuhkan dan akan berguna kini dan ddi masa mendatang . Minat
adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek , seseorang suatu soal atau suatu
situasi ada sangkut paut dengan dirinya .
2.
M0tivasi
ekstrinsik
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya perangsang dari luar. motivasi belajar dikatakn ekstrinsik bila
ank didik menempatkan tujuan beljarnya di luar factor-faktor situasi belajr .
motifasi ekstrinsik sering digunakn karena bahan pembelajarn kuarang menarik
perhatian anak didik atau karena sikap tertentu pada guru atau orang tua .
Prinsip
motivasi belajar
1. Motivasi
sebagai dasar penggerak yang mendorong aktifitas belajar
2. Motifasi
intrinsic lebih utama daripada motivasi ekstrinsik daam belajar
3. Motivasi
berupa pujian lebih baik dari pda hukuman
4. Motivasi
berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
5. Motivasi
dapat memupuk optimisme dalam belajar
6. Motivasi
melahirka prestasi dalam belajar
Fungsi
motivasi dalam belajar
1. Motivasi
sebagai pendorong pembuatan
2. Motivasi
sebagai penggerak pembuatan
3. Motivasi
sebagai pengarah pembuatan
Bentuk-bentuk
motivasi dalam belajar yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar
anak didik di kelas :
1. Memberi
angka
Adalah
sebagai simbola atau nilai dari hasil aktifitas belajar anak didik .
2. Hadiah
Adalah
memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan
atau cenderamata .
3. Kompetisi
Adalah
persaingan dapat digunakn sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar
mereka bergairah belajar .
4. Ego
– Involvement
Menumbuhkan
kesadaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerimany
sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri
, adalah sebagai bentuk motivasi yang cukup penting
5. Memberi
ulangan
Ulangan
merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi anak didik agar lebih giat
belajar . Oleh karena itu ulangan akan menjadi alat motivasi bila dilakukan
secara akurat dengan tehnik dan strategi yang sistematis dan terencana .
6. Mengetahui
hasil
Mengetahui
hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi .
7. Pujian
Adalah
bentruk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik
8. Hukuman
Meski
hukuman sebagi reinforcement yang negative , tetapi bila dilkukan dengan tepat
dan bijak akan merupakn alat motivasi yang baik dan efektif . Hukuman akan
merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif , bukan
karena dendam .
Pendekatn edukatif yang dimaksud hukuman
yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang di
anggap salah .
9. Hasrat
untuk belajar .
Hasrat
untuk belajar berarti ada unsure kesengajaan , ada maksud untuk belajar .
10. Minat
Adalah
kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktifitas
. Beberapa macam cara yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan minat anak
didik :
a. Membandingkan
adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik , sehingga dia rela belajar tanpa
paksaan .
b. Menghubungkan
bahan pembelajaran yang di berikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki
anank didik , sehingga anak didik mudah menerima bahn pelajaran .
c. Memberikan
kesempatan kepada anak didik un tuk mendapatka hasil belajar yang baik dengan
cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif .
d. Menggunakan
berbagai macam bentuk dan tehnik mengajar dalam konteks perbedaan individual
anak didik .
11. Tujuan
yang diakui
Rumusan
tujuan yang diakui dan di terima baik oleh anak didik merupakan alat motivasi
yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai ,
dirasakan anak sangat berguana dan menguntungkan , sehingga menimbulkan gairah
untuk terus belajar ,
Upaya meningkatkan motivasi belajar
1. Menggairahkan
anak didik
2. Memberikan
harapan realistis
3. Memberikan
insentif
4. Mengarahkan
perilaku anak didik
Seperti
dikutip oleh Gage dan Berliner (1979), French dan Raven (1959) menyarankan
sejumlah cara meningkatkan motivasi anak didik tanpa harus melakukan
reorganisasi kelas secara besar-besaran :
1. Pergunakan
pujian verbal
Penerimaan
social yang mengikuti suatu tingkah laku yang dinginkn dapat menjadi alat yang
cukup dapat dipercaya untuk mengubah prestasi dan tingkah laku akademis kearah
yang diinginkan .
2. Penggunaan
tes dan nilai secar bijaksana .
Kenyataan
tes dan nilai mempunyai efek dalam memotivasi anak sisik untuk belajar dan
memberikan informasi kepada anak didik dan untuk menilai penguasaan dan
kemajuan anak didik , bukan untuk menghukum atau membanding-bandingkannya
dengan anak didik lainnya .
3. Membangkitkan
rasa ingn tahu dan hasrat eksplorasi
Dapat
ditumbuhkan dengan menyediakan lingkungan belajar yang kreatif. Rasa ingin tahu
pada anak didik melahirkan kegiatan yag sangat positif yaitu “ eksplorasi”
4. Melakukan
hal yang luar biasa
5. Merangsang
hasrat anak didik
6. Memanfaatkan
apersepsi anak didik
7. Terapkan
konsep-konsep atau prinsip-prinsipdalam konteks yang unik dan luar biasa agar
anak didik lebih terlibat dalam belajar
8. Minta
kepada anak didik untuk mempergunakan hal-hal yang sudah dipelajari sebelumnya
9. Pergunakan
simulasi dan permainan
10. Perkecil
daya tarik system motivasi yang bertentangan
11. Perkecil
konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap anak didik dari
keterlibatannya dalam belajar, yakni :
a. Anak
didik kehilangan harga diri karena gagal memahami suatu gagasan atau memecahkan
suatu permasalahan dengan tepat
b. Dari
aspek fisik anak merasa ketidaknyamanan
c. Anak
didik frustasi karena tidak mungkin mendapatkan penguatan
d. Teguran
guru bahwa anak didik tidak mungkin mengerti sesuatu dari bahan pelajaran yang
disampaikan
e. Anak
didik harus berhenti ditengah –tengah aktifitas yang asik
f. Anak
didik harus melakukan ujian yang meteri dan gagasan –gagasannya belum pernah
diajarkannya
g. Guru
tidak melayani permintaan anak didik akan pertolongan
h. Anak
didik harus melakukan tes yang pertanyaan –pertanyaannya tidak dapat di
mengerti atau soal-soalnya terlalu remeh
i. Anak
didik tidak mendapatkan umpan balik dari guru
j. Anak
didik harus mempelajari materi yang terlalu sulit bagi tingkat kemampuannya
k. Anak
didik harus belajar dengan kecepatan yang sama dengan anak didik lainnya yang
lebih pandai
l. Anak
didik harus bersaing dalam situasi dimana hanya beberapa orang anak dididk saja
yang dapat sukses menyelesaikan suatu tugas
m. Anak
didik dikelompokkan dengan anak didik yangkurang pandai disbanding dirinya
n. Anak
didik harus duduk mendengarkan presentasi guru yang membosankan
o. Anak
didik harus menghadapi guru yang tidah menaruh perhatian pada mata pelajaran
yang di ajarkannya
p. Anak
didik dipaksa menyelesaikan tugas yang banyak dengan sedikit waktu yang
disediakan .
Kelompok 6
BAB
VI
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PROSES DAN HASIL BELAJAR
Di
susun Oleh :
v Ahmad Syamsul Mawardi
v Ahmad Syarifuddin
v Dian Firmansyah
v Fatkhul Umam
![]() |
bab
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES DAN HASILBELAJAR
A. Faktor
Lingkungan
Noehi nasution, dan kawan-kawan
(1993: 3) memandang belajar itu bukanlah suatu aktifitas yang berdiri sendiri.
Mereka berkesimpulan ada unsur-unsur yang lain yang ikut terlibat langsung
didalamnya, yaitu raw input, learning
teaching process, output, inviromental input, dan intromental input.
1. Lingkungan
alami
Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal
anak didik, hidup dan berusaha didalamnya. Pencemaran lingkungan hidup
merupakan malapetaka bagi anak didik yang hidup didalamnya.Udara yang terlalu
dingin menyebabkan anak didik kedinginan. Suhu udara yang terlalu panas
menyebabkan anak didik kepanasan, pengap, dan tidak betah tingggal
didalamnya.Belajar pada keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya
daripada belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap.Kesejukan udara dan
ketenangan suasana kelas diakui sebagai kondisi lingkungan kelas yang kondusif
untuk terlaksanannya kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan.
2. Lingkungan
Sosial Budaya
Sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa
melepaskan diri dari ikatan sosial.Sistem sosial yang terbentuk mengikat
perilaku anak didik untuk tunduk pada norma-norma sosial,susila,dan hukum yang
berlaku dalam masyarakat.Pembangunan gedung sekolah yang tak jauh dari hiruk
pikuk lalu lintas menimbulkan kegaduhan suasana kelas.Pabrik-pabrik yang
didirikan disekitar sekolah dapat menimbulkan kebisingan di dalam kelas.
B. Faktor
intrumental
Setiap
sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai, program sekolah dapat meningkatkan
kualitas belajar mengajar,sarana dan fasilitas yang tersedia harus dimanfaatkan
yang sebaik-baiknya agar berdaya guna dan berhasil guna bagi kemajuan belajar
anak didik sekolah.
1. Kurikulum
Adalah a plan
for learning yang merupakan unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa
kurikukum kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung. Pemadatan
kurikulum dengan alokasi yang disediakan relatif sedikit secara psikologis
disadari atau tidak menggiring guru pada pilihan untuk melaksanakan percepatan
belajar anak didik untuk mencapai target kurikulum. Jadi kurikulum diakui dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik disekolah.
2. Program
Program disusun untuk dijalankan demi kemajuan
pendidikan.Keberhasilan pendidikan sekolah tergantung pada baik tidaknya
program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan
potensi sekolah yang tersedia, baik tenaga, finansial, dan sarana prasarana.
3. Sarana
dan Prasarana
Sarana mempunyai arti penting dalam
pendidikan.Gedung sekolah misalnya sebagai tempat yang strategis bagi
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu persyaratan
untuk membuat suatu sekolah adalah kepemilikan gedung sekolah yang didalamnya
ada ruang kelas,ruang kepala sekolah, ruang dewan guru, ruang perpustakaan,
ruang BP, ruang tata usaha, auditorium, dan halaman sekolah yang
memadai.Semua bertujuan untuk memberikan
kemudahan pelayanan anak didik.
4. Guru
Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan,
kehadiran guru mutlak.Kalau hanya ada anak didik, tetapi guru tidak ada, maka
tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Tidak gampang untuk
menuntut guru lebih profesional, karena semuanya terpulang dari sikap mental
guru.
C.
Kondisi Fisiologis
Kondisi Fisiologis pada umumnya sangat
berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.Orang yang dalam keadaan segar
jasmaninya akan berlainan belajarnya
dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi
ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi.
Meraka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima pelajaran.
Aspek psikologis ini diakui mempengarui
pengelolaan kelas. Pengajaran dengan pola klasikal perlu memperhatikan tinggi
rendahnya postur tubuh anak didik. Postur tubuh anak didik yang tinggi
sebaiknya ditempatkan di belakang anak didik yang bertubuh pendek.Hal ini
dimaksudkan agar pandangan anak didik ke papan tulis tidak terhalang oleh anak
didik yang bertubuh tinggi.
D.
Kondisi Psikologis
1. Minat
Minat,
menurut Slameto adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu
hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.
Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
2. Kecerdasan
Raden
Cahaya Prabu pernah mengatakan dalam mottonya bahwa : “ Didiklah anak sesuai
taraf umurnya, Pendidikan yang berhasil karena menyelami jiwa anak didiknya”
Yang menarik dari ungkapan ini adalah tentang umur dan menyelami jiwa anak
didik.Kedua persoalan ini tampaknya tidak bisa dipisahkan. Bagaimana mungkin
pertumbuhan umur seseorang dari usia muda lalu tua tidak di ikuti oleh
perkembangan jiwanya. Sedangkan para ahli telah sepakat bahwa semakin meningkat
umur seseorang semakin dewasa pula cara berfikirnya.
3. Bakat
Disamping
intelegensi ( kecerdasan ), bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya
terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Hampir tidak ada orang yang
membantah, bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat memeperbesar
kemungkinan berhasilnya usaha itu. Akan tetapi, banyak sekali hal-hal yang
menghalangi untuk terciptanya kondisi yang diinginkan oleh setiap orang.
4. Motivasi
Menurut
Noehi Nasution, Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Jadi, Motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis
yang mendorong seseorang untuk belajar. Hal ini dipandang masuk akal, karena
seperti di kemukakan oleh Ngalim Purwanto bahwa banyak bakat anak tidak
berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat. Jika seseorang
mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga
tercapai hasil-hasil yang semula tidak terduga. Bahkan menurut Slameto,
seringkali anak didik yang tergolong cerdas tampak bodoh karena tidak memiliki
motivasi untuk mencapai prestasi sebaik mungkin.
5. Kemampuan
Kognitif
Dalam
dunia pendidikan ada tiga tujuan pendidikan yang sangat dikenal dan diakui oleh
para ahli pendidikan., yaitu ranah kognitif, afektif, psikomotorik. Ranah
Kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada anak didik untuk
dikuasai. Karena penguasaan kemampuan pada tingkatan ini menjadi dsar bagi
penguasaan ilmu pengetahuan.
Ada tiga kemampuan yang
harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan kemampuan
kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berfikir. Persepsi adalah proses yang
menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Hubungan ini
dilakukan lewat indranya, yaitu indra penglihatan, pendengar, peraba, perasa,
dan pencium. Dalam pengajaran guru harus
menanamkan pengertian dengan cara menjelaskan materi pelajaran
sejelas-jelasnya, bukan bertele-tele kepada anak didik, sehingga tidak terjadi
kesalahan persepsi anak didik.
Komentar
Posting Komentar